Teknik Pengumpulan Data Hasil Penelitian

59 Rasa Ingin Tahu 35 7 5 7 - 13 14-19 20-25 26 – 31 32 – 35 Sumber Motivasi 20 4 5 4 – 7 8-10 11-13 14 – 16 17 – 20 Rasa Senang 25 5 5 5 – 9 10 -13 14-17 18 – 21 22 – 25 Rasa Tertarik 40 8 5 8 - 14 15-20 21-27 28 - 33 34 – 40 d Uji Hipotesis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti. Berdasarkan tujuan ini, maka peneliti menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan SPSS 20.0 untuk pengujian hipotesis Priyatno, 2012:59.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang uji persyaratan, uji normalitas data, uji linearitas, analisis deskriptif statistik, uji korelasi, hasil penelitian dan pembahasan serta refelksi kateketis.

A. Hasil Penelitian

1. Uji Persyaratan

a. Uji Normalitas

Uji data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis korelasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Normalitas suatu data penting karena dengan data yang berdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi. Priyatno:2012:3. Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada table-8 di bawah ini. Tabel-8 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Penghayatan Hidup Bakti .060 108 .200 .984 108 .212 Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti .048 108 .200 .992 108 .762 . This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Hasil uji test of Normality pada tabel-8 di atas menunjukkan nilai signifikansi untuk nilai data variabel X Penghayatan Hidup Bakti mempunyai 61 nilai signifikansi di atas 0,05 dan variabel Y Minat terhadap Panggilan Hidup Bakti mempunyai nilai signifikansi di atas 0,00, maka dapat disimpulkan bahwa keduanya berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu Penghayatan Hidup Bakti dan variabel terikat Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta mempunyai hubungan yang Linear atau tidak. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel-9 di bawah ini: Tabel-9 ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Penghayatan Hidup Bakti Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti Between Groups Combined 11436.784 41 278.946 2.705 .000 Linearity 7249.598 1 7249.598 70.311 .000 Deviation from Linearity 4187.186 40 104.680 1.015 .470 Within Groups 6805.095 66 103.108 Total 18241.880 107 Dari hasil output di atas dapat diketahui nilai signifikansi pada Lineritas sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara variabel Penghayatan Hidup Bakti dan variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta terdapat hubungan yang Linear. 62

2. Analisis Deskriptif Statistik

Analisis deskriptif statistik digunakan dengan maksud untuk menggambarkan statistik data, seperti mean, sum, standar deviasi, variance, range serta untuk mengukur distribusi data dengan skweness dan kurtosis. Sedangkan analisis frekuensi dugunakan untuk menghitung frekuensi data pada variabel penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

a. Rangkuman Deskriptif Statistik Variabel Penghayatan Hidup Bakti

Tabel-10 Deskripsi Statistik Penghayatan Hidup Bakti N Valid 108 Missing Mean 91.8981 Std. Error of Mean 1.25641 Median 93.0000 Mode 84.00 Std. Deviation 13.05698 Variance 170.485 Skewness -.303 Std. Error of Skewness .233 Kurtosis -.346 Std. Error of Kurtosis .461 Range 62.00 Minimum 55.00 Maximum 117.00 Sum 9925.00 63 Tabel-10 menjelaskan tentang deskriptif statistik untuk data penghayatan hidup bakti secara keseluruhan yaitu N adalah jumlah data. Data valid 108 dan tidak ada yang hilang missing. Nilai rata-rata mean 91,8981, standar deviasi 13,5698. Untuk range 62,00 dengan skor minimum 55,00 dan skor maksimum 117,00 Nilai tengah median adalah 93,0000, nilai yang sering muncul mode 84,00 dan sum adalah 9925,00. Untuk menentukan frekuensi dan persentase data variabel penghayatan hidup bakti secara keseluruhan bisa dilihat pada lampiran analisis frekuensi dengan bantuan SPSS. 20.0 dan hasilnya pada tabel-11 di bawah ini. Tabel-11 Analisis Frekuensi Penghayatan Hidup Bakti Secara Keseluruhan Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase Sangat Setuju 100,9 – 120 31 29 Setuju 81,7 – 100,8 55 51 Netral 62,5 – 81,6 21 19 Tidak Setuju 43,3 – 62,4 1 1 Sangat Tidak Setuju 24 – 43,2 Jumlah 108 100 Pada tabel-11 menunjukkan bahwa penghayatan hidup bakti biarawan- biarawati terdapat skor maksimal 120, skor minimal 24. Hasilnya sebagai berikut 29 31 orang menyatakan biarawan biarawati menghayati hidup bakti dengan baik dan masuk dalam kategori sangat setuju, 51 55 orang dengan kategori setuju, 19 21 orang menyatakan biarawan-biarawati kadang kurang menghayati hidup bakti dengan baik masuk kategori netral, 1 1 orang menyatakan biarawan-biarawati tidak menghayati hidup bakti dengan baik masuk 64 dalam kategori tidak setuju, dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penghayatan dan kesaksian hidup bakti biarawan-biarawati yang meliputi kaul kemurnian, kaul kemiskinan dan kaul ketaatan termasuk baik dan tergolong dalam kategori setuju. Diagram- 1 Penghayatan Hidup Bakti secara Keseluruhan 1 Deskriptitif Statistik Aspek Kaul Kemurnian Tabel-12 Deskriptif Statistik Aspek Kaul Kemurnian N Valid 108 Missing Mean 50.7870 Std. Error of Mean .71647 Median 51.0000 Mode 47.00 Std. Deviation 7.44582 Variance 55.440 Skewness -.379 Std. Error of Skewness .233 65 Kurtosis -.030 Std. Error of Kurtosis .461 Range 37.00 Minimum 28.00 Maximum 65.00 Sum 5485.00 Pada tabel 12 aspek kaul kemurnian diketahui N jumlah data valid 108 dengan jumlah instrumen 13. Jumlah mean sebesar 50,7870, median sebesar 51,0000, standar deviasi sebesar 7,44582, range sebesar 37,00 serta mode sebesar 47,00 skor minimum 28,00 skor maksimum 65,00 dan sum sebesar 5485,00. Pada tabel 13 dan tabel lainnya di bawah ini adalah deskriptif statistik frekuensi, dan diagram pie mengenai ketiga aspek dari variabel penghayatan hidup bakti dan variabel minat terhadap panggilan hidup bakti, berdasarkan skor nilai tertinggi dan nilai terendah. Tabel-13 Analisis Frekuensi Aspek Kaul Kemurnian Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase Sangat Setuju 54,7 - 65 33 30 Setuju 44,3 – 54,6 54 50 Netral 33,9 – 44,2 19 18 Tidak Setuju 23,5 – 33,8 2 2 Sangat Tidak Setuju 13 - 23,4 Jumlah 108 100 Pada tabel 13 deskripsi frekuensi data aspek kaul kemurnian dengan skor maksimal 65 dan skor minimal 13. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: 30 33 orang menyatakan biarawan-biarawati menghayati dan memberikan kesaksian 66 tentang kaul kemurnian dengan sangat baik masuk kategori sangat setuju, 50 54 orang menyatakan biarawan-biarawati menghayati kaul kemurnian dengan baik masuk dalam kategori setuju, 18 19 orang menyatakan bahwa kadang biarawan-biarawati kurang menghayati kaul kemurnian dengan baik dan masuk kategori netral, 2 2 orang menyatakan biarawan-biarawati tidak menghayati kaul kemurnian dengan baik masuk kategori tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa biarawan-biarawati memberi kesaksian tentang kaul kemurnian dengan baik masuk kategori setuju. Diagram-2: Aspek Kaul Kemurnian 2 Deskriptif Statistik Aspek Kaul Kemiskinan Tabel-14 Deskritif Statistik Aspek Kaul Kemiskinan N Valid 108 Missing Mean 26.4167 Std. Error of Mean .49103 Median 27.0000 67 Mode 32.00 Std. Deviation 5.10291 Variance 26.040 Skewness -.527 Std. Error of Skewness .233 Kurtosis -.120 Std. Error of Kurtosis .461 Range 22.00 Minimum 13.00 Maximum 35.00 Sum 2853.00 Pada tabel 14 aspek kaul kemiskinan diketahui N jumlah data 108 valid dengan jumlah instrumen 7 butir soal. Jumlah mean sebesar 26,4167, median sebesar 27,0000, standar deviasi sebesar 5,10291, range sebesar 22,00 serta mode sebesar 32,00 skor minimum 13,00 skor maksimum 35,00 dan sum sebesar 2853,00. Tabel-15 Analisis Frekuensi Aspek Kaul Kemiskinan Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase Sangat Setuju 29,5 – 35 31 29 Setuju 23,9 – 29,4 49 45 Netral 18,3 – 23,8 20 19 Tidak Setuju 12,7 – 18,2 8 7 Sangat Tidak Setuju 7 – 12,6 Jumlah 108 100 Pada tabel deskriptif frekuensi aspek kaul kemiskinan terdapat skor maksimal 35 dan skor minimal 7. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: 29 31 68 orang menyatakan bahwa biarawan-biarawati menghayati kaul kemiskinan dengan sangat baik masuk kategori sangat setuju, 45 49 orang menyatakan biarawan-biarawati menghayati kaul kemiskinan dengan baik masuk dalam kategori setuju, 19 20 orang menyatakan bahwa kadang biarawan-biarawati kurang menghayati kaul kemiskinan dengan baik kategori netral, 7 8 orang menyatakan biarawan-biarawati tidak memberi kesaksian yang baik mengenai kaul kemiskinan dan termasuk dalam kategori tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biarawan-biarawati menunjukkan kesaksian yang baik tentang kaul kemiskinan dengan kategori setuju. Diagram- 3: Aspek Kaul Kemiskinan 3 Deskriptif Statistik Aspek Kaul Ketaatan Tabel-16 Deskriptif Statistik Aspek Kaul Ketaatan N Valid 108 Missing Mean 14.6944 Std. Error of Mean .18811 69 Median 15.0000 Mode 16.00 Std. Deviation 1.95490 Variance 3.822 Skewness .073 Std. Error of Skewness .233 Kurtosis -.101 Std. Error of Kurtosis .461 Range 10.00 Minimum 10.00 Maximum 20.00 Sum 1587.00 Pada tabel 16 aspek kaul ketaatan diketahui bahwa jumlah data N 108 valid dengan jumlah instrumen 4. Jumlah mean sebesar 14,6944, median sebesar 15,0000, standar deviasi sebesar 1,95490, range sebesar 10,00 serta mode sebesar 16,00 skor minimum 10,00 skor maksimum 20,00 dan sum sebesar 1587,00. Tabel-17 Analisis Frekuensi Aspek Kaul Ketaatan Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase Sangat Setuju 16,9 – 20 17 16 Setuju 13,7 – 16,8 60 55 Netral 10,5 – 13,6 29 27 Tidak Setuju 7,3 – 10,4 2 2 Sangat Tidak Setuju 4 – 7,2 Jumlah 108 100 Pada tabel deskripsi frekuensi aspek kaul ketaatan terdapat skor maksimal 20 dan skor minimal 4. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: 16 17 70 orang menyatakan bahwa biarawan-biarawati menghayati kaul ketaatan dengan sangat baik masuk kategori sangat setuju, 55 60 orang menyatakan biarawan- biarawati menghayati kaul ketaatan dengan baik masuk kategori setuju, 27 29 orang menyatakan bahwa kadang-kadang biarawan-biarawati kurang menghayati kaul ketaatan dengan baik masuk kategori netral, 2 2 orang menyatakan biarawan-biarawati tidak menghayati kaul ketaatan dengan baik masuk kategori tidak setuju. Pada kategori sangat tidak setuju tidak ada orang yang memberikan pendapatnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa rata-rata biarawan-biarawati menghayati dan memberi kesaksian tentang kaul ketaatan dengan baik dan tergolong dalam kategori setuju. Keterangan tersebut bisa dilihat pada diagram 4 aspek kaul ketaatan. Diagram- 4: Aspek Kaul Ketaatan b. Rangkuman Deskriptif Statistik Variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti Tabel-18 Deskriptif Statistik Variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti N Valid 108 Missing 71 Mean 83.1574 Std. Error of Mean 1.23706 Median 84.0000 Mode 81.00 Std. Deviation 12.85590 Variance 165.274 Skewness -.014 Std. Error of Skewness .233 Kurtosis .343 Std. Error of Kurtosis .461 Range 71.00 Minimum 43.00 Maximum 114.00 Sum 8981.00 Berdasarkan kriteria klasifikasi deskripsi statistik variabel minat terhadap panggilan hidup bakti yaitu N jumlah data 108 dan jumlah intrumen 24. Diketahui nilai rata-rata mean 83,1574, standar deviasi 13,1285590, range 71,00 dengan skor minimum 43.00 dan skor maksimum 114.00 Nilai tengah median adalah 84,0000, nilai yang sering muncul mode adalah 81,00 dan sum adalah 8981,00. Tabel-19 Analisis Frekuensi Variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti Secara Keseluruhan Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase Sangat Setuju 100,9 – 120 10 9 Setuju 81,7 – 100,8 48 44 72 Netral 62,5 – 81,6 43 40 Tidak Setuju 43,3 – 62,4 6 6 Sangat Tidak Setuju 24 – 43,2 1 1 Jumlah 108 100 Pada tabel dekriptif frekuensi variabel minat terhadap panggilan hidup bakti secara keseluruhan dengan skor maksimal 120, skor minimal 24. Hasilnya sebagai berikut 9 10 orang menyatakan kaum muda mempunyai minat terhadap panggilan hidup bakti masuk dalam kategori sangat setuju, 44 48 orang mempunyai minat terhadap panggilan hidup bakti dengan kategori setuju, 40 43 orang menyatakan kadang-kadang mereka kurang berminat dengan panggilan hidup bakti, masuk kategori netral, 6 6 orang menyatakan tidak mempunyai minat terhadap panggilan hidup bakti dengan kategori tidak setuju, dan 1 1 orang menyatakan sama sekali tidak berminat dengan panggilan hidup bakti masuk dalam kategori sangat tidak setuju. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kaum muda mempunyai minat terhadap panggilan hidup bakti karena termasuk dalam kategori setuju dan sangat setuju. Keterangan berikutnya bisa dilihat pada diagram 5 variabel minat terhadap panggilan hidup bakti. Diagram-5 Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti secara Keseluruhan 73 1 Deskriptif Statistik Aspek Rasa Ingin Tahu Tabel-20 Deskriptif Statistik Aspek Rasa Ingin Tahu N Valid 108 Missing Mean 22.8611 Std. Error of Mean .43062 Median 22.5000 Mode 21.00 Std. Deviation 4.47518 Variance 20.027 Skewness .116 Std. Error of Skewness .233 Kurtosis .076 Std. Error of Kurtosis .461 Range 25.00 Minimum 10.00 Maximum 35.00 Sum 2469.00 Pada tabel 20 aspek rasa ingin tahu diketahui bahwa N jumlah data valid 108 dengan jumlah instrumen 7. Jumlah mean sebesar 22,8611, median sebesar 22,5000, standar deviasi sebesar 4,47518, range sebesar 25,00 serta mode sebesar 21,00 skor minimum 10,00 skor maksimum 35,00 dan sum sebesar 2569,00. Tabel di bawah ini adalah hasil analisis frekuensi aspek rasa ingin tahu berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per aspek dari variabel minat terhadap panggilan hidup bakti, dengan kalsifikasi sebagai berikut: 74 Tabel-21 Analisis Frekuensi Aspek Rasa Ingin Tahu Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase Sangat Setuju 32 - 35 5 5 Setuju 26 – 31 26 24 Netral 20 – 25 51 47 Tidak Setuju 14 – 19 25 23 Sangat Tidak Setuju 7 – 13 1 1 Jumlah 108 100 Pada tabel deskriptif frekuensi aspek rasa ingin tahu terdapat skor maksimal 35 dan skor minimal 7. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: 5 5 orang menyatakan bahwa ingin mengetahui tentang kehidupan membiara atau hidup bakti tergolong dalam kategori sangat setuju, 24 26 orang menyatakan ingin tahu mengenai panggilan hidup bakti dengan kategori setuju, 47 51 orang kadang-kadang kurang ingin mengetahui panggilan hidup bakti biarawan- biarawati dan masuk kategori netral, 23 25 orang tidak ingin mengetahui panggilan hidup bakti dengan kategori tidak setuju dan 1 1 orang sama sekali tidak ingin mengetahui panggilan hidup bakti masuk kategori sangat tidak setuju. Hasil deskripsi frekuensi tersebut menujukkan bahwa kaum muda dalam aspek rasa ingin tahu tentang panggilan hidup bakti merasa kadang-kadang kurang ingin mengetahuinya. Pada tabel 6 diagram pie di bawah ini mengenai hasil persentase frekuensi aspek rasa ingin tahu dari variabel minat terhadap panggilan hidup bakti. 75 Diagran- 6: Aspek Rasa Ingin Tahu 2 Deskriptif Satistik Aspek Sumber Motivasi Tabel-22 Deskriptif Statistik Aspek Sumber Motivasi N Valid 108 Missing Mean 14.7870 Std. Error of Mean .19954 Median 15.0000 Mode 15.00 Std. Deviation 2.07365 Variance 4.300 Skewness -.581 Std. Error of Skewness .233 Kurtosis .363 Std. Error of Kurtosis .461 Range 11.00 Minimum 8.00 Maximum 19.00 Sum 1597.00 76 Pada tabel 22 deskriptif aspek sumber motivasi menunjukkan bahwa jumlah data N 108 dengan jumlah instrumen 4. Diketahui rata-rata nilai mean 14,7870, standar deviasi 2,07365. Untuk range adalah 11,00 dengan skor minimum 8,00 dan skor maksimum 19,00 Nilai tengah median 15,00 nilai yang sering muncul mode adalah 15,00 dan sum 1597,00. Pada tabel 23 di bawah ini adalah hasil analisis frekuensi aspek sumber motivasi. Tabel-23 Analisis Frekuensi Aspek Sumber Motivasi Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase Sangat Setuju 16,9- 20 22 20 Setuju 13,7 – 16,8 60 56 Netral 10,5 – 13,6 23 21 Tidak Setuju 7,3 – 10,4 3 3 Sangat Tidak Setuju 4 – 7,2 Jumlah 108 100 Pada tabel deskriptif frekuensi aspek sumber motivasi terdapat skor maksimal 20 dan skor minimal 4. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: 20 22 orang menyatakan bahwa kesaksian hidup biarawan-biarawati menjadi sumber motivasi bagi kaum muda termasuk kategori sangat setuju, 56 60 orang menyatakan bahwa kesaksian hidup bakti biarawan-biarawati memberi sumber motivasi bagi kaum muda dan masuk kategori setuju, 21 23 orang kaum muda menyatakan bahwa kesaksian hidup biarawan-biarawati kadang kurang memberi sumber motivasi bagi mereka dengan kategori nertal, 3 3 orang kaum muda menyatakan bahwa kesaksian hidup biarawan-biarawati tidak menjadi sumber motivasi bagi hidup mereka dan masuk dalam kategori tidak setuju dan tidak ada 77 kaum muda yang menyatakan kesaksian hidup biarawan-biarawati sama sekali tidak memberi sumber motivasi bagi hidup mereka dan juga untuk panggilan hidup bakti. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa rata-rata kesaksian hidup biarawan-biarawati memberi sumber motivasi bagi hidup mereka. Keterangan berikutnya bisa dilihat pada diagram 7 aspek sumber motivasi. Diagram-7 Aspek Sumber Motivasi 3 Deskriptif Statistik Aspek Rasa Senang Tabel-24 Deskriptif Statistik Aspek Rasa Senang N Valid 108 Missing Mean 19.0370 Std. Error of Mean .30823 Median 19.0000 Mode 17.00 Std. Deviation 3.20317 Variance 10.260 78 Skewness -.119 Std. Error of Skewness .233 Kurtosis .032 Std. Error of Kurtosis .461 Range 16.00 Minimum 9.00 Maximum 25.00 Sum 2056.00 Pada tabel 24 deskriptif statistik aspek rasa senang menunjukkan bahwa N jumlah data 108 dan 5 butir soal diketahui nilai rata-rata aspek rasa senang mean sebesar 19,0370, standar deviasi 3,20317. Untuk range adalah 16,00 dengan skor minimum adalah 9,00 dan skor maksimum adalah 25,00 Sedangkan nilai tengah median adalah 19,0000, nilai yang sering muncul mode adalah 17,00 dan sum adalah 2056,00. Pada tabel 18 dan diagram 25 di bawah ini adalah hasil analisis frekuensi aspek rasa senang. Tabel-25 Analisis Frekuensi Aspek Rasa Senang Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase Sangat Setuju 22 – 25 20 18 Setuju 18 – 21 52 48 Netral 14 - 17 31 29 Tidak Setuju 10 - 13 4 4 Sangat Tidak Setuju 5 – 9 1 1 Jumlah 108 100 Pada aspek rasa senang terdapat skor maksimal 25 dan skor minimal 9. Hasilnya sebagai berikut: 18 20 orang menyatakan sangat senang dengan 79 panggilan hidup bakti dengan kategori sangat setuju, 48 52 orang menyatakan senang dengan panggilan hidup bakti masuk kategori setuju, 29 31 orang menyatakan kadang-kadang merasa kurang senang dengan panggilan hidup bakti masuk kategori netral, 4 4 orang menyatakan tidak senang dengan panggilan hidup bakti masuk kategori tidak setuju, 1 1 orang menyatakan sangat tidak senang dengan panggilan hidup bakti dengan kategori sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan kaum muda merasa senang dengan panggilan hidup bakti dan termasuk dalam kategori setuju dan sangat setuju. Keterangan berikutnya bisa dilihat pada diagram 8 aspek rasa senang. Diagram-8 Aspek Rasa Senang 4 Deskriptif Statistik Aspek Rasa Tertarik Tabel-26 Deskriptif Statistik Aspek Rasa Tertarik N Valid 108 Missing Mean 26.4722 Std. Error of Mean .52001 Median 27.0000 Mode 27.00 80 Std. Deviation 5.40415 Variance 29.205 Skewness -.154 Std. Error of Skewness .233 Kurtosis .572 Std. Error of Kurtosis .461 Range 29.00 Minimum 11.00 Maximum 40.00 Sum 2859.00 Pada tabel 26 deskripsi aspek rasa tertarik menunjukkan bahwa N jumlah data 108 dan 8 butir soal diketahui nilai rata-rata aspek rasa tertarik sebesar mean 26,4722, standar deviasi 5,40415. Untuk range adalah 29,00 dengan skor minimum 11,00 dan skor maksimum 40,00 Sedangkan nilai tengah median adalah 27,0000, nilai yang sering muncul mode adalah 27,00 dan sum adalah 2859,00. Pada tabel 27 di bawah ini hasil anasis frekuensi aspek rasa tertarik. Tabel-27 Analisis Frekuensi Aspek Rasa Tertarik Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase Sangat Setuju 33,7 - 40 8 8 Setuju 27,3 – 33,6 37 34 Netral 20,5 – 27,2 52 48 Tidak Setuju 14,5 – 20,8 9 8 Sangat Tidak Setuju 8 – 14,4 2 2 Jumlah 108 100 Pada aspek rasa tertarik diperoleh skor maksimal 40 dan skor minimal 8. Hasilnya sebagai berikut: 8 8 orang menyatakan sangat tertarik dengan panggilan hidup bakti dengan kategori sangat setuju, 34 37 orang menyatakan merasa tertarik dengan panggilan hidup bakti dengan kategori setuju, 48 52 81 orang menyatakan kadang kurang tertarik dengan panggilan hidup bakti dengan kategori netral, 8 9 orang menyatakan tidak tertarik dengan panggilan hidup bakti termasuk kategori tidak setuju dan 2 2 orang menyatakan sangat tidak tertarik dengan panggilan hidup bakti dengan kategori sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat dikatakan kaum muda merasa kadang-kadang kurang tertarik dengan panggilan hidup bakti masuk kategori netral dengan jumlah persentase cukup banyak yaitu 48 52 orang. Keterangan mengenai persentase tersebut dapat dilihat pada diagram 9 aspek rasa tertarik. Diagram-9 Aspek Rasa Tertarik

3. Analisis Korelasi

Tabel-28 Analisis Correlations Variabel Penghayatan Hidup Bakti dan Variabel Minat terhadap Panggilan Hidup Bakti Penghayatan Hidup Bakti Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti Penghayatan Hidup Bakti Pearson Correlation 1 .630 Sig. 2-tailed .000 N 108 108 82 Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti Pearson Correlation .630 1 Sig. 2-tailed .000 N 108 108 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Pada tabel di atas terdapat korelasi antara penghayatan hidup bakti dan minat kaum muda terhadap panggilan hidup bakti sebesar 0,630 dengan nilai signifikansi 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang cukup nyata dan signifikan antara penghayatan hidup bakti dengan minat kaum muda terhadap panggilan hidup bakti.

B. Hasil Wawancara dengan Kaum Muda

Peneliti dalam penelitian ini mewawancarai 7 orang kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta untuk melengkapi hasil kuesioner yang sudah diisi oleh responden. Hasil wawancara dapat dilihat pada tabel di bawah ini dan lampiran. Tabel. 29 Hasil Wawancara dengan Kaum Muda Pertanyaan Jawaban Responden 1. Bagaimana pengalamanmu mengenai penghayatan hidup bakti biarawan- biarawati? Responden A Sejak SD sampai SMA saya sudah kenal dengan suster, romo dan beruder. Waktu SD suster-suster yang mengajar kami. Suster-suster yang mengajar kami itu ramah, dan mengayomi anak-anak. Pada jam istirahat kalau susternya lewat depan kelas pasti menyapa kami. Ketika SMA ada bruder yang mengajar kami. Saya malah kenal dengan biarawan- biarawati karena ada bruder ikut mendampingi kami 83 pada saat mengikuti kegiatan camping maupun kegiatan lain seperti pada waktu itu disebut kelompok ikatan siswa-siswi katolik antar sekolah- sekolah di tempat saya sekolah dulu. Saya melihat bruder enjoy, asyik dan menyenangkan saat berada diantara teman-teman. Responden B Saya mengenal biarawan biarawati itu pada saat saya mengikuti sekolah minggu. Saya senang melihat suster, frater saat mengajar. Saya melihat biarawan- biarwati itu hidupnya tenang mungkin karena sudah niat mempersembahkan diri pada Tuhan. Ketika saya bertemu di asrama milik suster saya disambut baik sekali oleh suster, ditanya bagaimana kabar saya dan sebagainya. Saya merasa senang karena susternya masih kenal dan ingat nama saya. Sejak kecil saya sudah mengenal biarawan-biarawati karena orang tua saya aktif di lingkungan dan di gereja sehingga saya tidak merasa asing jika ada kegiatan yang melibatkan romo dalam mendampingi kami di EKM maupun pendampingan di kampus. Responden C Kagum, salut, senang dengan suster, bruder, romo, frater, yang memberi pelajaran agama, yang benar- benar menguatkan iman, terutama pelajaran agama. Saya kagum dengan biarawan-biarawati yang berani hidup membiara dengan meninggalkan kelurga. Bahkan ketika masih sekolah, saya pernah tertaik, pengin sekali untuk hidup sebagai romo dan bahkan sudah sampe nginap di biara selama tiga hari. Sejauh pengalamanku biarawan-biarawati itu ramah dan 84 suka menyapa saat bertemu entah di pasar atau pun di lingkungan. 2. Bagaimana kesaksian hidup bakti biarawan- biarawati dalam menghayati kaul kemurnian, kaul kemiskinan dan kaul ketaatan dalam melaksanakan tugas-tugas mereka? Responden A Saya melihat biarawan-biarawati hidupnya sederhana apa adanya dan bisa dilihat secara langsung yaitu pakaiannya. Meskipun pakaian hanya itu-itu saja namun bahagia dalam hidup. Ada juga biarawan- biarawati yang tidak bisa hidup sederhana seperti saya lihat ada romo, kalau ke rumah makan pasti beli makanan yang terbilang mahal, punya mobil yang bagus dan handphone yang tidak kalah saing dengan umat. Pikiran saya mungkin saja agar tidak kalah saing dengan umat. Kalau soal kaul kemurnian, saya melihat ada bairawan-biarwati bisa bertahan dengan hidup menyendiri dan bisa berkarya dengan gembira. Tetapi ada juga biarawan-biarawati yang melanggar kaul kemurnian itu, dengan punya relasi yang khusus dengan orang tertentu dan bisa membahayakan panggilan. Responden B Kalau selama ini saya melihat biarawan-biarawati itu menghayati hidup bakti dengan mudah. Mereka sangat menikmati hidupnya meskipun itu tidak mudah. Kadang-kadang dengan melihat mereka sangat menikmati hidupnya itu yang membuat saya jadi berangan-angan, mereka saja bisa kok kenapa kadang saya tidak bisa menikmati hidup saya dengan enjoy. Paling tidak saya bisa berkaca dari biarawan- biarawati ini. 85 Responden C Sejauh pengalaman saya biarawan-biarawati hidup apa adanya, mereka memiliki barang-barang duniawi seperti handphone, laptop tetapi itu mereka pergunakan dengan baik dan saya belum pernah melihat suster bruder, frater dan romo memiliki barang-barang mewah seperti mobil handphone dan lainnya seperti istilah orang zaman sekarang hidup glamor dengan tampilan dari luar. Justru saya malah merasa sah-sah saja kalau mereka punya sarana seperti handphone dan mobil kan untuk membantu tugas pelayanan, saya melihat biarawan-biarawati bijaksana kok dalam menggunakannya. 3. Apakah kamu mempunyai minat terhadap panggilan hidup bakti? Mengapa? Faktor apa saja yang membuat kamu berminat dengan panggilan hidup bakti? Responden A Ya, saya pernah tertarik dengan panggilan hidup bakti karena melihat biarawan-biarawati yang hidupnya disiplin, ramah dan momen yang membuat saya merasa tersentuh pada saat menjadi misdinar, saya melihat romo memimpin misa saat berada di depan altar. Dari situ saya merasa tertarik. Tetapi ketika saya mau memutuskan untuk mendaftar masuk biara, saya merasa ada ketakutan dalam diri saya, apakah nanti saya bisa menjalani hidup sendiri atau tidak. Kadang-kadang saya berpikir sendiri dan harus memantapkan diri atau menata hati dulu. Responden B Pernah tertarik menjadi romo, karena mendapat inspirasi dari kehidupan suster-suster yang hidupnya tenang dan menikmati hidupnya itu. Alasan lain lagi karena orang tua saya aktif dan rajin terlibat dalam 86 kegiatan di Gereja dan lingkungan. Hanya saja pada waktu itu saya belum berani menyampaikan itu kepada orang tua dan itu menjadi pertimbangan saya sendiri. Responden C Dulu ketika SMA saya tertarik ingin menjadi romo. Ketika lulus SMA saya mendaftar ke biara Xaverian. Tiga hari saya menginap di biara bersama para romo. Namun tidak lama saya memutuskan untuk keluar. Untuk saat ini saya belum punya minat lagi untuk jadi pastor. Entah kenapa saya tidak berminat, mungkin bukan panggilan saja atau memang belum.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Uji Normalitas dan Uji Linearitas

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lewat penyebaran kuesioner kepada kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta, setelah dianalisis, membuktikan bahwa uji normalitas dan uji linearitas terpenuhi. Hasil uji normalitas dengan menggunakan mentode Lilliefors diketahui data berdistribusi normal karena nilai signifikansinya ᦫ 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Uji linearitas menggunakan Test Of Linearity untuk melihat hubungan secara linear antara variabel penghayatan hidup bakti dan variabel minat kaum muda terhadap panggilan hidup bakti mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang linear antara variabel 87 penghayatan hidup bakti dan minat terhadap panggilan hidup bakti dengan nilai signifikansi ᦪ 0,05.

2. Variabel Penghayatan Hidup Bakti

Hasil analisis deskriptif variabel penghayatan hidup bakti secara keseluruhan menunjukkan bahwa rata-rata kaum muda mengalami biarawan- biarawati menghayati hidup bakti dengan baik dan masuk dalam kategori setuju. Hal tersebut diperkuat dengan deskripsi setiap aspek dari variabel penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati yang meliputi aspek kaul kemurnian, kemiskinan dan kaul ketaatan.

a. Aspek Kaul Kemurnian

Pada asepek kaul kemurnian biarawan-biarawati menghayati kaul dengan baik terdapat persentase 50 54 orang masuk dalam kategori setuju. Artinya bahwa biarawan-biarawati menghayati dan memberi kesaksian akan kaul kemurnian dengan baik yaitu dengan menujukkan sikap gembira, dewasa dalam menjalin relasi dengan sesama dan total dalam pelayanan di tengah masyarakat terutama kepada mereka yang miskin, menderita, difabel dengan tidak membeda- bedakan orang. Kesaksian hidup biarawan-biarawati ini bagi kaum muda sangat baik dan berharga bagi hidup mereka di zaman ini yang penuh dengan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin mendunia.

b. Aspek Kaul Kemiskinan

Pada aspek kaul kemiskinan kaum muda melihat biarawan-biarawati memberi kesaksian yang baik dengan persentase 45 49 orang masuk kategori