77
pendampingan keluarga tersebut. Selain itu juga ada 3 6 responden yang merasa ragu-ragu untuk memberikan pernyataan bahwa pendampingan keluarga
membantu responden dalam membangun keluarga kristiani. Responden yang merasa bahwa pendampingan keluarga tidak membantu responden dalam
membangun keluarga kristiani ada 12. Dari tabel 4. item 14 dapat dilihat jelas bahwa masih ada responden yang merasa bahwa pendampingan keluarga belum
begitu membantu responden dalam membangun keluarga kristiani ini di karenakan bahwa responden belum memahami tujuan dari dilaksanakannya
pendampingan keluarga. Pelaksanaan pendampingan keluarga yang dilaksanakan oleh paroki
membantu responden dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada. Sebanyak 45 95 responden yang menyatakan membantu dan 2 4 responden yang
menyatakan ragu-ragu. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pelaksanaan pendampingan keluarga responden semakin tahu bagaimana cara mengatasi
kesulitan-kesulitan yang ada dalam kehidupan berumah tangga. menurut 23 48 responden pelaksanaan pendampingan keluarga sering dilaksanakan oleh
paroki. tapi ada 14 29 responden yang menyatakan bahwa pelaksanaan pendampingan keluarga tidak sering dilaksanakan oleh paroki dan 9 19
responden menyatakan kurang sering dilaksanakan. Bahkan ada 12 responden yang ragu-ragu. Responden menyatakan bahwa pendampingan keluarga yang
mereka ikuti diberikan oleh katekis, kaum religius dan tim khusus pendamping. Menurut responden mereka ini sangat membantu responden dalam membangun
keluarga responden menjadi keluarga kristiani.
78
4. Upaya-upaya Dalam Membangun Keluarga Kristiani
Membangun keluarga kristiani dapat dilakukan responden dari luar maupun dari dalam .Upaya dari luar adalah dengan mengikuti kursus persiapan
perkawinan. semua responden setuju 47100 bahwa salah satu upaya yang harus dilakukan untuk membangun keluarga agar menjadi keluarga yang bahagia,
sejahtera dan harmonis adalah dengan mengikuti kursus persiapan perkawinan yang dilaksanakan oleh Paroki. Selain kursus upaya dari luarnya adalah dengan
selalu menanamkan kesetiaan dan menjaga keutuhan keluarga serta tetap menjalin komunikasi yang baik dalam keluarga 4697 responden menyatakan setuju
karena mereka sudah menanamkan kesetiaan dan menjaga keutuhan dalam keluarga mereka masing-masing sedangkan responden yang merasa ragu-ragu ada
12 karena mereka belum menanamkan kesetiaan dan menjaga keutuhan yang ada di dalam keluarga mereka hal ini disebabkan oleh kurang pahamanya mereka
akan upaya yang harus mereka lakukan dalam membangun keluarga kristiani.
Sedangkan upaya dari dalam adalah responden selalu berupaya untuk tetap menjaga komunikasi dalam keluarga karena dengan adanya komunikasi yang baik
maka sebuah keluarga dapat dibangun dengan baik pula. responden yang setuju dengan pernyataan tersebut ada 4595 responden ini terbukti bahwa
responden yang setuju sudah menjaga komunikasi yang baik dalam keluarganya sedangkan responden yang merasa ragu-ragu ada 12 dan responden yang
tidak setuju 12. Responden yang ragu-ragu dan tidak setuju ini belum mengerti akan pentingnya menjaga komunikasi dalam keluarga dan belum
mengerti atau memahami mengapa komunikasi tersebut perlu untuk dijaga.
79
Pemahaman mengenai menjaga komunikasi ini yang masih perlu diberikan lebih lanjut kepada responden.
Responden juga menyatakan bahwa pendampingan keluarga juga merupakan upaya untuk membangun keluraga kristiani, ada 4289 responden
yang setuju dengan pernyataan tersebut, responden merasa setuju karena selain mendapatkan teori responden juga ingin adanya praktek langsung yaitu dengan
pendampingan keluarga tersebut. Ada 510 responden yang ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksaan Pendampingan
Keluarga.
Menurut 22 46 responden faktor pendukung utama dalam pendampingan keluarga adalah pastor paroki. Namun ada 919 responden
yang menyatakan bahwa proses pendampingan yang menarik, dan ada 48 responden yang menyatakan materi yang sesuai serta tim pendamping yang
berpengalaman 1225 responden. Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksaan pendampinagn keluarga
adalah kesibukan responden dalam berkerja yakni 919 responden. Kurangnya tenaga pendamping juga menjadi faktor yang menghambat kelancaran
kegiatan pendampingan ini yakni ada 1634 responden. Proses pendampingan yang belum baik membuat responden yakni 36 responden merasa tidak perlu
untuk mengikuti pendampingan keluarga ini serta materi yang tidak sesuai juga menjadi faktor penghambat yakni ada 48 responden.
80
6. Harapan Responden dalam Meningkatkan Pelaksanaan Pendampingan
Keluarga
Responden di wilayah Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung ini mengharapkan agar pelaksanaan pendampingan keluarga lebih ditingkatkan lagi
ada 4595 responden yang mengharapkan peningkatan tersebut karena dengan adanya pendampingan keluarga itulah para responden merasa terbantu dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada dalam kehidupan keluarga mereka.
Responden di wilayah Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung ini mengharapkan pendampingan keluarga seperti kunjungan keluarga 1940,
retret keluarga 1225, rekoleksi keluarga714, sampai katekese keluarga 919 perlu untuk ditingkatkan lagi karena bentuk pelaksanaan pendampingan
ini membantu responden dalam membangun keluarga responden menjadi keluarga kristiani.
Tidak hanya pelaksanaan dan bentuk pendampingan keluarga saja yang menjadi harapan responden, materi pendampingan mengenai upaya dalam
membangun keluarga kristiani juga menjadi harapan responden yakni 3676 agar lebih ditingkatkan juga, 612 responden juga mengharapakan agar
pemahaman mengenai keluarga kristiani selalu diberikan kepada responden, dalam memberikan pemahaman mengenai dasar-dasar keluarga kristiani
responden sebanyak 36 mengharapakan agar diberikan lebih detail lagi, materi mengenai ciri-ciri keluarga kristiani turut menjadi harapan responden 24. Dari
harapan responden ini dapat diketahui bahwa para responden ini menginginkan suatu peningkatan pemahaman lebih karena responden merasa pemahaman
81
tersebut dapat membuka pikiran responden untuk membangun keluarganya agar menjadi lebih baik.
Harapan responden dalam memilih waktu pelaksanaan pendampingan keluarga sangatlah bervariasi mulai sebulan sekali 1531, satu minggu sekali
817, satu tahun dua kali 12 25 sampai satu tahun sekali 12 25. Responden memilih waktu pelaksanan tersebut karena responden membutuhkan
pendampingan tersebut hanya waktunya saja yang menurut responden perlu disesuaikan dengan waktu responden .
Demi kelancaran proses pelaksanaan pendampingan keluarga responden mengharapkan pembentukan tim pendamping ada 2144 responden yang
mengharapkan agar dewan paroki membentuk tim khusus untuk mendampingi keluarga-keluarga yang ada di wilayah Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung
ini, 1225 responden mengharapakan agar pihak paroki membuat program pendampingan khusus keluarga, 14 29 responden sangat mengharapkan
pelaksanaan pendampingan keluarga sesering mungkin 1429. Harapan responden ini tampak bahwa responden merasa perlu untuk didampingi dalam
membangun keluarganya agar keluarga yang responden bangun dapat menjadi keluarga yang kristiani.
E. Rangkuman Penelitian
Pasangan suami istri yang ada di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung ini belum membangun keluarganya secara kristiani ini terlihat dari jawaban
mereka dalam pengisian kuesioner. Pasangan suami istri ini belum membangun
82
keluarganya secara kristiani karena kurangnya pengetahuan dan wawasan mereka dalam memahami keluarga kristiani. Hal ini disebabkan oleh kurangnya buku-
buku yang dapat membantu mereka dalam memahami keluarga kristiani.
Bagaimana pasangan suami istri dapat membangun keluarganya secara kristiani sedangkan pendampingan keluarga di Paroki Kunjungan Santa Maria
Peniung belum dilaksanakan dengan baik. Salah satu alasanya adalah kurangnya tenaga pendamping keluarga yang berpengalaman. Hal ini menjadi pekerjaan
rumah pihak Paroki, karena jika ada tim pendamping keluarga yang berpengalaman maka pendampingan keluarga dapat dilaksanakan dengan baik dan
pasangan suami istri dapat membangun keluarga kristiani. Karena pendampingan keluarga belum terlaksana dengan baik, maka
pasangan suami istri yang ada di paroki ini mengharapkan supaya pendampingan keluarga ditingkatkan dengan menyediakan para pendamping keluarga yang
berpengalaman. Jika pendamping keluarga berpengalaman dalam hal mendampingi keluarga maka pasangan suami istri yang ada di paroki ini dapat
membangun keluarganya dengan baik. Faktor yang dapat mendukung terlaksananya pendampingan keluarga
adalah pendamping yang berpengalaman dan dukungan dari pastor paroki. Tidak hanya dukungan dari pihak paroki namun dukungan dari umat dan pasangan
suami istri sendiri sangatlah diharapkan demi kelancaran pelaksanaan pendampingan keluarga. Sedangkan faktor yang dapat menjadi penghambat
83
terlaksananya pendampingan keluarga adalah tidak adanya dukungan dari paroki, umat dan pasangan suami istri sendiri.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendamping keluarga di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung adalah dengan menyiapkan tim
pendamping keluarga dengan memberikan mereka pengetahuan, keterampilan dan spritualitas. Persiapan ini dapat dilakukan melalui kaderisasi bagi tim pendamping
keluarga. melalui kaderisasi ini tim pendamping diharapkan mempunyai suatu keterampilan yang lebih dalam mendampingi sehingga dapat membantu pasangan
suami istri dalam membangun keluarga kristiani.
84
BAB IV USULAN PROGRAM KADERISASI PENDAMPING
PENDAMPINGAN KELUARGA DI PAROKI KUNJUNGAN SANTA MARIA
PENIUNG, KAPUAS, HULU, KALIMANTAN BARAT
Hasil penelitian yang telah dipaparkan penulis dalam bab III memperlihatkan adanya permasalahan dan beberapa usulan dari para responden
tentang usaha membangun keluarga kristiani di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung. Dibutuhkan adanya tim khusus pendamping keluarga yang dapat
mendampingi keluarga-keluarga yang ada di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung dengan baik. Oleh karena itu, dalam bab IV ini penulis akan
memaparkan program kaderisasi pendamping pendampingan keluarga.
A. Kaderisasi Pendamping Pendampingan Keluarga
1. Pentingnya Kaderisasi Pendamping Pendampingan Keluarga
Menurut R. Hardawiryana, SJ dalam buku Kepemimpinan, 1991 dinyatakan bahwa Pendampingan suatu usaha untuk mempersiapkan seseorang
dengan jalan menyertainya secara dekat, sehingga orang yang didampingi dapat menemukan sendiri apa yang dipikirkan, dapat memutuskan dan melaksanakan
pendampingan tersebut. Ungkapan ini menunjukkan bahwa kaderisasi pendamping pendampingan keluarga penting untuk dilaksanakan karena
kaderisasi pendamping pendampingan keluarga adalah untuk mempersiapkan
85
yang mempunyai kemampuan dalam mempersiapkan dan menciptakan pendamping yang berkualitas serta mampu berkerjasama dalam tim sehingga
proses pendampingan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik.
Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung diharapkan dapat mempersiapkan atau mengkader para pendamping pendampingan keluarga.
Pendamping keluarga yang diharapkan selain dapat
mendampingi mereka juga diharapkan dapat mengambil keputusaan-keputusan dalam memberikan solusi dan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik sehingga keluarga yang ada di paroki ini semakin merasa diperhatikan dan dibimbing dalam mengarungi kehidupan
berumah tangga.
2. Keterampilan Pendamping Pendampingan Keluarga
Menurut Yosep Lalu dalam buku PKKI III, 2007dinyatakan bahwa pendamping keluarga adalah seorang pendamping yang rela untuk menjalankan
pendampingan. Rela berarti bersedia dengan ketulusan hati menderita bersama Kristus dalam mendampingi umat-Nya. Mampu adalah bertanggung jawab dan
memiliki semangat dalam melayani keluarga. Maka pendamping keluarga sangat dibutuhkan untuk kelancaran pelaksanaan pendampingan keluarga. Dengan
demikian pendampingan keluarga adalah seseorang yang menyadari dan mampu mendampingi dan memberikan solusi atas kesulitan-kesulitan yang pasangan
suami istri alami. Pandangan Yosep Lalu dalam buku PKKI III, 2007 Seorang pendamping
keluarga diharapkan memiliki kemampuan atau keterampilan dalam
86
berkomunikasi. Yang melupiti: Kemampuan atau keterampilan dalam mengumpulkan, menyatukan dan mengarahkan kelompok sampai pada suatu
tindakan nyata sehingga dapat mengungkapkan diri, berbicara dan mendengarkan, serta mampu menciptakan suasana yang memudahkan peserta untuk
mengungkapkan diri dan mendengarkan pengalaman orang lain. Selalin kemampuan atau keterampilan dalam berkomunikasi, pendamping juga
diharapkan mempunyai: Kemampuanketerampilan berefleksi yang meliputi:
Mamputerampil dalam menemukan nilai-nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari. Mamputrampil menemukan nilai-nilai
kristiani dalam Kitab Suci, Ajaran Gereja dan tradisi kristiani lainnya. Mamputrampil menggumuli nilai-nilai kristiani dalam kehidupan konkrit.
Pandangan ini mengungkapkan bahwa seorang pendamping keluarga mempunyai
tugas sebagai seorang pewarta untuk mengarahkan dan membantu pasangan suami istri dalam mengatasi kesulitan-kesulitan keluarga. Maka dari itu seorang
pendamping kiranya memiliki keterampilan dalam mendampingi. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pendamping keluarga adalah keterampilan
berkomunikasi dan berefleksi. Komunikasi yang terjadi dalam pendampingan keluarga adalah kumunikasi antara orang-orang yang berpengalaman tentunya
pada situasi tertentu yang dilatarbelakangi kebudayaan tertentu. Dengan berkomunikasi seorang pendamping mampu mengumpulkan, menyatukan,
berbicara dan menciptakan suasana yang dapat mempermuda peserta untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Selain memiliki kemampuan
berkomunikasi dan berefleksi pendamping keluarga diharapkan memiliki keterampilan dalam berdialog, menganalisa dan menggeluti tanda-tanda jaman.