44
para pasangan suami istri muda untuk semakin beriman agar keluarga kristiani yang mereka harapkan dapat terbentuk dengan baik. Bentuk pendampingan
keluarga dalam Gereja menurut A. M. Mangunhardjana dalam buku yang berjudul Membimbing Rekoleksi
, 1985 meliputi: retret keluarga, rekoleksi keluarga, katekese keluarga, kunjungan keluarga.
a. Retret Keluarga
Kata retret berarti pengunduran diri, menyendiri sehari-hari, meninggalkan dunia ramai. Berdasarkan pengertian inilah maka retret mempunyai arti sebagai
usaha mengundurkan diri dari dunia ramai yang bersifat duniawi untuk meninjau karya Allah cara kerja dan bimbingan Allah dalan jemaat itu sendiri serta
tanggapan karya Allah. Tujuan retret keluarga ini merupakan kegiatan gerejani yang mempunyai
tujuan membina pasangan suami istri untuk mengadakan kegiatan rohani. Retret keluarga merupakan kegiatan rohani maka biasanya dilakukan doa, pemeriksaan
batin dan renungan untuk lebih mendalami dan menghayati hidup rohani. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan retret keluarga adalah membina jemaat
kristiani khususnya pasangan suami istri untuk merubah sikap hidup dari dalam dengan pertolongan Allah sendiri.
Retret keluarga bertujuan untuk merubah sikap dari dalam dengan pertolongan rahmat Allah, materi retret umumnya meninjau karya-karya Allah
dan tanggapan peserta terhadap karya-karya Allah tersebut atas dasar pesan-pesan Kitab Suci, peserta pada umumnya bersifat homogen dan harus mendaftarkan diri,
waktu retret kurang lebih tiga hari bahkan ada yang sampai satu bulan, dalam
45
proses biasanya peserta mengadakan pemeriksaan batin, refleksi terhadap karya- karya Allah dalam diri-Nya lalu mengadakan pendalaman dan penghayatan serta
pada akhirnya mengungkapkan dalam bentuk niat untuk mengubah dan memperbaiki diri, suasana yang dibutuhkan adalah suasana tenang, pendamping
retret biasanya seorang katekis, pastor, suster dan bruder dan ini biasanya bersifat sebagai fasilitator.
b. Rekoleksi Keluarga
Rekoleksi keluarga sebagai bentuk pendampingan iman mempunyai pengertian yang mirip dengan retret keluarga, hanya dalam rekoleksi waktunya
lebih singkat. Dalam rekoleksi keluarga peserta diajak untuk meninjau karya- karya Allah. Dengan demikian yang terjadi dalam rekoleksi keluarga peserta
diajak untuk mengoreksi dorongan-dorongan yang dapat memeriksa batin mereka kearah yang lebih baik sesuai dengan kehendak Allah.
Tujuan utama rekoleksi keluarga sebagai patokan yang dapat menjadi arah kegiatan rekoleksi secara keseluruhan. Berdasarkan rumusan tujuan ini
pendamping retret dapat melaksanakan rekoleksi keluarga ini secara terarah, sistimatis dan terencana. Dalam perumusan tujuan umum ini perlu memperhatikan
perkembangan diri maupun yang ada kaitannya dengan sesama dan Allah. Sedangkan tujuan khusus dari rekoleksi rekoleksi keluarga merupakan
penjabaran atau perincian dari tujuan umum dan tujuan khusus ini sering merupakan tahapan yang akan dicapai dalam kegiatan rekoleksi keluarga. Agar
tujuan rekoleksi keluarga tercapai maka tujuan khusus ini harus dijabarkan secara kongkrit menjadi pokok-pokok acara rekoleksi dalam sesion-sesion. Hal ini lebih-
46
lebih mempermudah pendampingan dalam pelaksanaan pendampingan dan mengarahkan proses rekoleksi.
Ciri-ciri rekoleksi keluarga bertujuan untuk membina pasangan suami istri untuk mengolah kedalam hidup, meningkatkan kualitas hidup rohani secara
pribadi ataupun kelompok, materi rekoleksi biasanya terdiri dari pengolahan pengalaman hidup pribadi bersama dan sikap terhadap tugas atau perkerjaan,
waktu berkisar antara dua jam sampai satu hari, peserta umumnya homogen dan harus mendaftarkan diri sebelumnya, tempat bebas sesuai dengan keinginan
peserta atau ditentuan oleh pendamping, rekoleksi keluarga bukan hanya dapat dilaksanakan oleh pastor melainkan dapat dilaksanakan oleh awam atau tim
pendamping.
c. Kunjungan Keluarga
Gereja atau jemaat kristiani yang dijiwai oleh iman akan Yesus Kristus berkumpul untuk mendampingi, memberikan solusi dan mendengarkan. Dengan
demikian, kunjungan keluarga dapat dimengerti sebagai pendampingan yang ditanggapi oleh umat melalui sharing. Dalam pendampingan umat
mengungkapkan apa yang menjadi suka dan dukanya selama menjalani hidup berkeluarga. Tujuannya adalah agar umat yang mengalami persoalan dalam hidup
rumah tangganya mendapatkan solusi dan penyegaran sehingga mereka dapat membangun keluarganya menjadi keluarga yang kristiani.
d. Katekese Keluarga
Katekese keluarga adalah komunikasi iman antar anggota keluarga atau
47
kelompok dengan tujuan agar iman lebih dalam dan berkembang semakin kuat. Hakekatnya komunikasi iman dalam katekese keluarga terjadi dan didorong oleh
Kristus sendiri. Keluarga yang berkumpul dan saling mengkomunikasikan imannya pada hakekatnya adalah Gereja, karena keluarga yang berkumpul dan
menghayati iman dalam komunitas kristiani adalah Gereja. Keluarga yang secara sadar berkumpul, bersatu dan dibentuk oleh Roh
Kristus untuk membimbing keluarga dalam kesatuan dengan Allah menuju Kerajaan Allah yang menjadikan Gereja sebagai pusat pewartaan inilah yang
mendasari hakekat katekese keluarga. Dengan demikian hakekat katekese keluarga adalah komunikasi iman keluarga yang dibimbing oleh Roh Allah sendiri
menuju Kerajaan Allah dan menjadi Gereja sebagai pewarta keselamatan bagi seluruh umat manusia.
Tujuan katekese keluarga adalah arah fokus yang menjadi perhatian serta sasaran akhir yang mau dicapai dalam kegiatan katekese keluarga. Dalam
pengertian dan hakekat katekese keluarga seperti yang telah dijabarkan di atas maka tujuan katekese keluarga adalah mendampingi keluarga kristiani untuk bisa
mengembangkan dan menghayati imanya dengan jalan mendidik kearah hidup kristiani yang melibatkan anggota keluarga secara aktif untuk mewujudkan
persaudaraan dan persatuan umat Allah. Dengan demikian apa yang mau dicapai dalam kegiatan katekese ini adalah iman yang semakin teguh dan dihayati secara
semakin sempurna dalam kehidupan sehari-hari.
48
BAB III
PENELITIAN TENTANG UPAYA MEMBANGUN KELUARGA KRISTIANI
DAN PENDAMPINGAN KELUARGA DI PAROKI KUNJUNGAN SANTA MARIA
PENIUNG, KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT
Dalam bab III ini akan diuraikan mengenai gambaran umum Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, metodologi penelitian tentang pendampingan
keluarga sebagai upaya membangun keluarga kristiani, pemaparan hasil penelitian, analisis data dan kesimpulan.
A. Gambaran Umum Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, Kapuas
Hulu, Kalimantan Barat
Bagian ini menguraikan tentang gambaran umum Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung yang meliputi: sejarah paroki, letak geografis, situasi umat dan
kegiataan-kegiatan pastoral yang ada di paroki.
1. Sejarah singkat Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat.
Tahun 1979 desa Peniung dibuka sebagai pusat Paroki. Desa Peniung sebagai pusat misi pertama tidak lagi menjadi tempat yang strategis karena sulit
dijangkau, para misionaris cenderung memilih Nanga Kalis sebuah kecamatan
49
yang cukup banyak umatnya dan tempatnya sangat strategis menjadi tempat baru karya misi. Maka pada tanggal 19 Oktober 2002 pusat misi dipindahkan dari
Peniung ke Nanga Kalis setelah gereja dan pastoran selesai dibangun. Peresmiannya
dilakukan oleh Bupati Kapus Hulu, Bapak Tambul Husin kemudian diberkati oleh Uskup Sintang Mgr. Agustinus Agus. Nanga Kalis dipilih menjadi
pusat misi karena keadaan geografis Kecamatan Nanga Kalis sangat mendukung untuk pusat karya pastoral.
2. Letak Geografis Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat.
Gereja Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, berada di Kecamatan Nanga Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu, Propinsi Kalimantan Barat. Wilayah
Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung merupakan wilayah daratan rendah di pinggiran Sungai Manday. Air yang menjulur di sepanjang Sungai Manday
merupakan jalur jalan raya yang menghubungkan daerah satu dengan daerah yang lain. Transport utama yang digunakan masyarakat setempat kapal motor, speed
boat, sampan, jalan kaki dan sepeda motor. Wilayah Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung di bagian selatan
berbatasan dengan Paroki Bunut. Sedangkan di bagian utara Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung berbatasan dengan Paroki Bika di bagian barat berbatasan
dengan Paroki Putussibau. Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung memiliki 28 stasi. Pada hari Minggu disetiap stasi tidak selalu dilayani oleh pastor dalam
merayakan perayaan Ekaristi karena tenaga pastor yang berkarya di paroki ini
50
hanya ada dua orang. Di stasi-stasi yang tidak sempat dilayani oleh pastor, selalu diambil alih oleh suster, frater, bruder dan pemimpin iman sukarelawan dalam
merayakan ibadat sabda.
3. Situasi Umat Katolik Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, Kapuas
Hulu, Kalimantan Barat.
Menurut statistik keadaan Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung tahun 2010 terdiri dari 10.070 umat yang digembalakan oleh Pastor Nan Kabelen, Pr
dan Pastor Paulus Pati Lein, Pr dibantu oleh Bruder MTB, Suster SMFA yang bertugas di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung. Demikian juga dewan
pastoral Paroki berperan membantu mengsukseskan kegiatan-kegiatan yang ada di Paroki.
Tetapi yang menjadi ujung tombak pelaksanaan kerasulan di tengah umat adalah pemimpin iman sukarelawan PI. Mereka berkerja di lingkungan-
lingkungan basis secara sukarela guna membantu sesama umat beriman dalam menemukan nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung merupakan daerah yang dihuni oleh suku
Dayak, Tionghoa dan Melayu. Relasi antara sesama bisa dikatakan sangat akrab. Hal ini
bisa dilihat ketika ada kegiatan gotong royong semua warga terlibat aktif. Tetapi keaktifan umat Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung
dalam merayakan perayaan sakramen-sakramen sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari keaktifan umat yang sangat kurang dalam menghadiri perayaan
sakramen-sakramen seperti Ekaristi, pengakuan dosa serta sakramen lainnya.
51
4. Kegiatan-kegiatan Pastoral Yang Ada Paroki Kunjungan Santa Maria
Peniung, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Berdasarkan data dari buku kenangan dan syukur 50 Tahun Gereja Katolik Keuskupan Sintang. Kegiatan Pastoral Gereja Paroki Kunjungan Santa Maria
Peniung meliputi: bidang Liturgi, Kerygma, Koinonia dan Diakonia. Kegiatan tersebut dilaksanakan di paroki maupun di masing-masing stasi.
a. Kegiatan Pastoral Gereja Di bidang Liturgi
Kegiatan Pastoral Gereja di bidang Liturgi yang dilaksanakan di Paroki
Kunjungan Santa Maria Peniung meliputi:
1. Perayaan Ekaristi Perayaan Ekaristi di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung dilaksankan
setiap hari Minggu. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. 2. Ibadat Sabda
Ibadat Sabda dilaksanakan di masing-masing stasi atau lingkungan setiap satu bulan sekali. Karena kurangnya tenaga pastor
dan jarak antara stasi atau lingkungan cukup jauh. Jadi Ibadat Sabda biasanya dipimpin oleh pemimpin
umat, guru agama. 3. Doa Lingkungan
Doa lingkungan dilaksankan ketika ada permintaan umat yang mempunyai acara-acara tertentu misalnya, pertunangan, syukuran, menempati rumah,
selamatan orang meninggal dan lain-lain. Petugas yang melayani doa lingkungan ini adalah pemimpin umat, guru agama.
52
b. Kegiatan Pastoral Gereja Di bidang Kerygma
Kegiatan Pastoral Gereja di bidang Kerygma yang di laksankan di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung meliputi:
1. Persiapan Peneriman Sakramen
Persiapan sakramen permandian Persiapan sakramen permandian ini ditangani langsung oleh pemimpin umat
masing-masing stasi atau lingkungan.
Persiapan komuni pertama dan sakramen krisma Persiapan sakramen ini ditangani langsung oleh pemimpin umat di masing-
masing stasi atau lingkungan.
Persiapan sakramen perkawinan Persiapan perkawinan sering disebut kursus persiapan perkawinan, persiapan
ini ditangani langsung oleh team yang ditunjuk oleh Pastor Paroki. 2. Pendampingan Iman Umat
PIA
Pendampingan iman anak dilaksanakan setiap hari Minggu sebelum misa yang didampingi oleh guru agama, mahasiswamahasiswi praktek,
sukarelawan ibu atau bapak guru SD setempat.
PIR Pendampingan iman remaja usia SMP dan SLTA dilaksanakan sebulan sekali,
tempatnya di aula paroki dan gedung sekolah. Pendampingan ini ditangani oleh pemimpin umat.
3. Pendampingan Keluarga Pendampingan keluarga dilaksanakan setiap dua kali dalam satu tahun.
53
prosesnya setiap pendamping yang sudah ditunjuk melakukan pendampingan dengan bentuk retret, rekoleksi dan katekese keluarga. Sedangkan kunjungan
keluarga dilaksanakan setiap seminggu sekali.
c. Kegiatan Pastoral Gereja Di bidang Koinonia
Koinonia adalah kegiatan pastoral Gereja yang mengusahakan dan membentuk komunitas orang beriman secara menyeluruh. Kegiatan
mengumpulkan dan mempersatukan umat katolik menjadi satu persaudaraan dalam iman, dengan menciptakan kerjasama, perdamaian dan komunitas di antara
umat manusia. Kegiatan Koinonia yang dilaksankan di Paroki Kunjungan Santa Maria
Peniung adalah Pesta Natal dan Paskah, Perayaan Ekaristi dalam rangka pembukaan dan penutupan bulan Maria, perkumpulan ibu-ibu wanita katolik.
d. Kegiatan Pastoral Gereja Di bidang Diakonia
Diakonia adalah salah satu kegiatan pastoral Gereja untuk mewujudkan iman dalam masyarakat. Diaokonia merupakan kegiatan yang bermuara kepada
pelayanan bagi sesama dan dalam hubungan timbal balik antara iman dan masyarakat. Kegiatan yang dilaksankan di paroki ini adalah membantu sesama
yang terkena musibah, memberikan beasiswa kepada siswa-siswi SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi serta memberikan bantuan dana untuk pembangunan
masyarakat.