10
BAB II UPAYA MEMBANGUN KELUARGA KRISTIANI
MELALUI PENDAMPINGAN KELUARGA
Dalam Bab II ini akan diuraikan mengenai keluarga kristiani, upaya-upaya membangun keluarga kristiani dan upaya membangun keluarga kristiani melalui
pendampingan keluarga.
A. KELUARGA KRISTIANI
1. Pengertian Keluarga Kristiani
a. Pengertian Keluarga
C. Groenen, dalam Majalah Ekawarta 1983 tentang: “Firman Tuhan Dalam Keluarga”
, membagi pengertian keluarga kristiani menjadi dua bagian yaitu: “keluarga inti dan keluarga besar”. Dalam keluarga inti mencakup ayah, ibu
dan anak-anak mereka termasuk anak angkat. Sedangkan dalam keluarga besar meliputi semua sanak saudara: kakek, nenek, suami istriayah ibu, anak-anak,
cucu, cicit, keponakan, bibi dan sebagainya. Jadi yang termasuk dalam keluarga besar meliputi semua orang yang bersangkutan pada kelompok sanak saudara di
dalam satu keturunan. Suatu keluarga pada mulanya terbentuk karena adanya rasa cinta kasih
yang mendalam hingga mampu menjadi pasangan suami istri. Dalam kehidupan
keluarga, dasar kesatuan hidup perlu dimiliki dan dikembangkan baik dalam masyarakat umum maupun masyarakat gerejani karena keluarga merupakan
bagian terkecil dari masyarakat.
11
mempunyai suatu kewajiban untuk menjalin kerjasama yang baik dengan keluarga yang lain agar terciptalah keluarga yang kristiani dalam suatu masyarakat.
b. Pengertian Keluarga Kristiani
Menurut Gaudium et Spes, art. 48 menyatakan: keluarga kristiani merupakan “Gambaran dan partisipasi perjanjian cinta kasih antara Kristus dan
Gereja”. Gambaran dan partisipasi yang dimaksudkan dalam rumusan ini adalah gambaran dan partisipasi sebuah keluarga yang dibangun berdasarkan perjanjian
cinta kasih kepada Kristus dan kepada Gereja, karena perjanjian cinta kasih dalam sebuah keluarga harus selalu berlandaskan pada cinta kasih akan Kristus yang
telah mempersatukan dan Gereja yang telah menjadikan sebuah keluarga menjadi keluarga yang kristiani. Jika gambaran dan partisipasi akan perjanjian cinta kasih
antara Kristus dan Gereja sudah terwujudkan maka keluarga kristiani dapat dibangun dengan baik.
Gambaran dan partisipasi akan perjanjian cinta kasih antar Kristus dan Gereja dapat menjadi contoh bagi pasangan suami istri dalam upaya membangun
keluarganya sebagai keluarga yang kristiani, dimana kristus dan gereja dapat sama-sama dijadikan sebagai sebuah patokan dalam keluarga kristiani.
2. Dasar-dasar Keluarga Kristiani
a. Kehendak Bebas
Kompendium Ajaran Sosial Gereja, 2009 menyatakan bahwa: ”Dasar keluarga adalah kehendak bebas dari suami-istri untuk masuk kedalam kehidupan
perkawinan dan serentak memperhatikan makna dan nilai khusus dari institusi