Tujuan Keluarga Kristiani Fungsi Keluarga Kristiani

31 mencapai kemandirian. Penghiburan yang dimaksudkan misalnya penghiburan setelah pulang dari sekolah atau pekerjaan atau perlindungan terhadap ancaman dari luar Hommes, 2009:137. Keluarga juga diberikan kepercayaan dan tanggung jawab untuk merawat, mendidik dan membesarkan anak. Keluarga adalah lingkungan primer yang paling berperan dalam pembentukan watak, moral dan iman anak. Keluarga sebagai tempat yang paling tepat untuk belajar mengenal rencana Allah, agar kita saling merangkul satu sama lain dengan penuh kepercayaan. Keluarga adalah tempat dimana kita belajar melangkah keluar dari diri sendiri dan menerima orang lain, memaafkan dan dimaafkan. Keluarga adalah tempat dimana kekudusan Injili hadir dalam kondisi yang paling biasa. Gereja menyatakan bahwa Gereja Kristiani adalah persekutuan antar anggota-anggotanya, yang menjadi tanda dan citra persekutuan Bapa, Putra dan Roh Kudus Sutarno, 2013: 9-11. Keluarga-keluarga mempunyai makna yang istimewa bagi Gereja maupun masyarakat. Para suami-istri Kristiani, bekerjasama dengan rahmat dan menjadi saksi iman satu bagi yang lain, bagi anak-anak mereka dan bagi kaum kerabat. Keluarga menerima perutusan dari Allah untuk menjadi sel pertama dan sangat penting bagi masyarakat Dokumen Konsili Vatikan II, AA art. 11

C. Tujuan Keluarga Kristiani

Tujuan mendasar keluarga adalah untuk menciptakan bonum coniugum kesejahteraan pasangan, terjabar dalam bonum prolis terbuka pada kelahiran dan pendidikan anak-anak, bonum fidei membangun kesetiaan pasangan dalam suka dan duka, untung dan malang, sehat dan sakit serta bonum sacramentum 32 menciptakan kesucian dan keluhuran martabat perkawinan agar menjadi tanda kehadiran dan keselamatan Tuhan pada manusia. Tujuan keluarga tersebut pasti akan berhadapan dengan tantangan dalam hidup. Namun ketahanan dan kesanggupan keluarga dalam menghadapi tantangan dapat menjadikan keluarga semakin berkualitas dan dapat mencapai tujuan keluarga yang direncanakan Sutarno, 2013: 26.

D. Fungsi Keluarga Kristiani

Dalam keluarga, orangtua sebagai pewarta iman dan pendidik iman yang utama. Orangtua dengan kata-kata maupun teladan membantu anak-anak untuk menghayati hidup Kristiani dan memilih panggilan mereka, memupuk dan memberi perhatian yang penuh kasih. Orangtua membela martabat dan otonomi keluarga yang sewajarnya. Dalam keluarga terdapat beberapa kedudukan atau posisi yang masing- masing membawa peranan tertentu. Pria dewasa sebagai suami terhadap istri dan berkedudukan sebagai ayah terhadap anak. Kedudukan sebagai suami membawa peran yang berbeda dengan peranannya sebagai ayah. Sedangkan wanita dewasa berkedudukan sebagai isteri terhadap suami dan sebagai ibu terhadap anak. Keturunan mereka mengambil posisi sebagai anak, kedudukan itu membawa peranan tertentu terhadap orang tua, yang berbeda dari peranannya terhadap kakak atau adik kandung. Peranan dari masing-masing kedudukan akan mewarnai interaksi sosial antara orang-orang yang menempati kedudukan atau posisi itu Winkel, 1987:121. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Keluarga dapat berfungsi memenuhi pelbagai kebutuhan manusiawi mulai dari kebutuhan primer sandang, pangan dan papan, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk mencinta serta dicintai, kebutuhan akan harga diri sampai dengan kebutuhan aktualisasi diri. Pembagian kebutuhan ini dipaparkan oleh seorang psikolog Amerika Serikat A.H. Maslow Hommes, 2009: 137.

E. Hak-Hak dan Kewajiban Dasar Sebuah Keluarga