Peranan Keluarga Kristiani Deskripsi penghayatan spiritualitas keluarga Kudus dalam keluarga Katolik di Lingkungan St. Yohanes Kentungan Paroki keluarga Kudus Banteng, Yogyakarta.

35 tak terceraikan ini menuntut kesetiaan seutuhnya dari kedua belah pihak baik dari suami maupun istri dan demi kepentingan anak-anak GS art.48.

3. Keluarga adalah Gereja mini

Identitas kekristenan keluarga Kristiani mengandung makna bahwa keluarga sejatinya dipanggil untuk turut serta dalam hidup dan perutusan Gereja. Keluarga Kristiani wajib mewujudkan dirinya menjadi “Gereja Mini” Paus Yohanes Paulus II, 1994; art.49. Sebagaimana cara hidup jemaat perdana, keluarga kristiani perlu memiliki komitmen yang tinggi terhadap segi iman. Dalam perjalanan dan pergulatan hidup, hendaknya iman semakin digali unsur wawasannya, diungkapkan atau dirayakan dalam doa, dihayati dalam hubungan persaudaraan, diwujudkan dalam tindakan nyata, yang membawa sukacita bagi sesama.

G. Peranan Keluarga Kristiani

1. Mengabdi Kehidupan

Peranan keluarga Kristiani yang sangat penting adalah mengabdi kehidupan dari keluarga pertama-tama adalah penyaluran kehidupan, yang diwujudkan melalui keturunan. Pendidikan anak merupakan hak dan kewajiban orang tua.Tugas orang tua dalam mendidik anak merupakan tugas yang amat penting dan tak dapat digantikan oleh siapa pun. Orangtua hendaknya mampu menciptakan situasi, relasi dan komunikasi yang penuh cinta kasih dan diliputi semangat cinta kasih kepada Allah dan sesama, sehingga menunjang pendidikan pribadi termasuk pembinaan iman anak. Maka, keluarga sebagai lingkungan 36 pendidikan yang pertama dan utama sangat dibutuhkan oleh keluarga itu sendiri, Gereja dan masyarakat Paus Yohanes Paulus II, 1991; art.36.

2. Keluarga Ikut Serta Dalam Pengembangan Masyarakat

Keluarga sebagai sel masyarakat mempunyai peranan yang pertama dan amat penting dalam mengembangkan masyarakat yang sehat. Ada tiga syarat yang menentukan kesehatan keluarga yakni; kesatuan keluarga monogami, kokohnya keluarga tak terceraikan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh orangtua sebagai pendidik pertama dan utama dengan penuh tanggungjawab Paus Yohanes Paulus II; art. 32. Hubungan antara keluarga dan masyarakat menuntut sikap terbuka dari keluarga dan masyarakat untuk bekerjasama membela dan mengembangkan kesejahteraan setiap orang.

3. Peran dan Tugas Keluarga Dalam Kehidupan Dan Misi Gereja

Dengan sakramen perkawinan, keluarga Kristiani mengikatkan diri pada ikatan yang tak terceraikan karena mereka telah dipersatukan oleh Allah dan melalui kegiatan dalam merayakan Sakramen-sakramen Gereja, diharapkan semakin memperkaya memperkuat keluarga Kristiani dengan rahmat Kristus, supaya keluarga dikuduskan demi kemuliaan Bapa. Di samping itu, keluarga Kristiani mempunyai tugas pokok dalam mengembangkan misi Gereja yang mengacu pada hidup Yesus sebagai Nabi, Imam dan Raja: Tugas kenabian yaitu bersikap kritis terhadap situasi berkenaan dengan kehendak Allah dengan menyambut dan mewartakan sabda yang terjadi dalam iman Kristiani yang harus tampak dalam persiapan, peresmian dan penghayatan 37 hidup berkeluarga Paus Yohanes Paulus II, 1994 art.51. Keluarga sebagai tempat pertama dan utama bagi hidup anak-anak menjadi tempat subur bagi pewartaan Sabda Allah, pembinaan iman dan katekese dalam keluarga. Tugas imamat keluarga Kristiani yaitu menyucikan yang dilaksanakan lewat pertobatan dan saling mengampuni, serta memuncak dalam penyambutan Sakramen Tobat Paus Yohanes Paulus II, art.58. Tugas pengudusan dari orang tua dilaksanakan dalam doa bersama yang terpusat pada peristiwa hidup berkeluarga. Pembinaan hidup doa akan lebih baik melalui teladan oragtua dalam hidup doa mereka sendiri dan diadakan dalam doa bersama di dalam keluarga. Tugas rajawi yakni memberi arah dan kepemimpinan dengan melayani sesama manusia, seperti Kristus Raja Rm 6:12. Keluarga harus melihat setiap orang termasuk anaknya sebagai citra Allah terutama mereka yang menderita dan semuanya harus dilaksanakan dalam cinta kasih Kristianto, 2013: 95-104.

H. Kewajiban Sesama Anggota Keluarga