berupa uang atau barang. Misalnya Tunjangan Hari raya, Tunjangan Hari natal dan lain-lain. Dengan kata lain kompensasi tidak langsung adalah program
pemberian penghargaanganjaran dengan variasi yang luas, sebagai pemberian bagian keuntungan organisasiperusahaan atau dapat berupa pemberian jaminan
kesehatan, liburan, cuti. Insentif adalah
penghargaanganjaran yang diberikan untuk memotivasi karyawan agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu. Oleh
karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan terutama sekali diberikan pada karyawan yang bekerja secara baik atau berprestasi, misalnya dalam
bentuk bonus, dapat juga berbentuk barang.
2.2.5. Rekan Kerja
Dalam Kode Etik Keperawatan Indonesia yang dikutip Hidayat 2008, dinyatakan bahwa tanggung jawab perawat dan teman sejawat adalah :
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat bertindak melindungi klien dan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis, dan
ilegal.
Universitas Sumatera Utara
2.2.6. Atasan Supervisi
Menurut Sudjana 2004 yang dikutip Nursalam 2012, supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan
pihak yang disupevisi agar mereka dapat melaksanakan tugas yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Arief 1987 dalam Nursalam 2012 merumuskan supervisi sebagai suatu proses kegiatan dalam upaya meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
tenaga pelaksana program, sehingga program itu dapat terlaksana sesuai dengan proses dan hasil yang diharapkan.
Menurut Nursalam 2012, supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh
supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat.
Menurut Azwar 1996, menyatakan bahwa agar supervisi dapat terlaksana dengan baik, diperlukan beberapa karakteristik supervisor yang
harus dimiliki, antara lain : 1. Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang
disupervisi¸atau apabila tidak mungkin dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang jelas;
2. Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang disupervisi;
Universitas Sumatera Utara
3. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi, artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta teknik supervisi;
4. Pelaksana supervisi harus mempunyai sifat edukatif, suportif dan bukan otoriter;
5. Pelaksana supervisi harus memiliki waktu yang cukup, tidak tergesa- gesa melainkan secara sabar berupaya meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap bawahan yang di supervisi. Pelaksana supervisi yang baik, memerlukan bekal kemampuan yang
banyak. Selain lima syarat atau karakteristik tersebut juga diperlukan kemampuan melakukan motivasi, pengarahan, bimbingan dan kepemimpinan.
Menurut WHO 1999 yang dikutip Nursalam 2012, proses supervisi yang baik antara lain memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Tepat waktu, artinya untuk mempertahankan standar kerja, tindakan pengawasan harus dilakukan pada saat yang tepat;
2. Sederhana, artinya tindakan pengawasan harus sederhana, bila tidak, maka akan memerlukan waktu lama untuk menerapkan dan
menghasilkan efek yang diinginkan; 3. Minimal, artinya pengawasan harus disediakan sedikit mungkin, yaitu
sedikit yang diperlukan untuk menjamin pekerjaan akan diselesaikan dan standar dipertahankan;
Universitas Sumatera Utara
4. Luwes, artinya pengawasan yang selalu kaku, akan membuat para pekerja mencoba meghindar untuk di supevisi.
Menurut Nursalam 2012, dalam melaksanakan supervisi, perlu diperhatikan kapan dan apa yang perlu dilakukan dalam supervisi. Tujuan
supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas
atau pekerjaan dengan hasil yang baik. Menurut WHO 1999 dalam Nursalam 2012, tujuan dari pengawasan yaitu :
1. Menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia; 2. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para
petugas kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan, dan pemahaman serta mengatur pelatihan yang sesuai;
3. Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan atas pekerjaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan
kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut; 4. Memungkinkan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi
petugas telah cukup dan dipergunakan dengan baik; 5. Memungkinkan manajemen menentukan penyebab kekurangan pada
kinerja tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.2.7. Lingkungan Kerja