rumah sakit harus menciptakan lingkungan kerja yang mendukung untuk meningkatkan motivasi dan tercapainya kepuasan kerja perawat sehingga
pelaksanaan pelayanan keperawatan dapat efektif dan efisien sesuai dengan standar profesi dan kebutuhan pasien.
Berdasarkan laporan Medical Record Rumah Sakit Islam Malahayati Medan diketahui indikator pelayanan yang dilaksanakan sudah baik. Hal
tersebut terlihat dari capaian nilai BOR rata rata yang mencapai 74,17 , LOS rata-rata 5,4 hari, TOI rata-rata 1,9 hari. Nilai tersebut secara umum telah
mencapai nilai efisiensi. Dari survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Medan
diketahui pada tahun 2011 jumlah karyawan yang keluar mencapai 34 orang, dengan alasan, 1 orang meninggal, 2 orang di PHK, 4 orang pensiun, 6 orang
lulus PNS, 21 orang mengundurkan diri. Selain itu beberapa karyawan mengeluhkan ruangan kerja yang kurang memadai dan minimnya fasilitas yang
tersedia, kurangnya penghargaan yang diterima oleh para karyawan. Dari 34 karyawan yang keluar tersebut, 25 diantaranya adalah tenaga kesehatan
perawat.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah apakah ada pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja perawat
pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh motivasi intrinsik prestasi, tanggungjawab dan pengembangan diri dan ekstrinsik penghasilan, supervisi, rekan kerja dan
lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.
1.4. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan
Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan terkait peningkatan motivasi dan kepuasan kerja perawat pelaksana
dalam memberikan asuhan keperawatan guna tercapainya pelayanan prima.
2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Memberikan informasi sejauh mana motivasi mempengaruhi kepuasan
kerja perawat pelaksana di rumah sakit. 3. Bagi Peneliti
Menjadi tambahan pengetahuan tentang konsep motivasi dan kepuasan kerja perawat pelaksana di rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
4. Bagi Penelitian Lain Dapat dijadikan pedoman untuk pengembangan penelitian sejenis yang
terkait dengan motivasi dan kepuasan kerja perawat pelaksana di rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin, Mavere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong
gairah kerja bawahan agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan, karena
pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting adalah mereka mau bekerja giat dan
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal Hasibuan, 2001. Menurut Hasibuan 2001, motivasi adalah pemberian daya penggerak
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai
kepuasan. Menurut Koontz et.al 1990, motivasi mengacu pada dorongan dan
usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan. Menurut Cascio 2003, motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk
memuaskan kebutuhannya misalnya : rasa lapar, haus, dan bermasyarakat. Menurut Robbins 2001, motivasi merupakan suatu kerelaan untuk
berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.
Menurut American Encyclopedia, motivation: motivasi adalah kecenderungan suatu sifat uang merupakan pokok pertentangan dalam diri
seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan tindak tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat
diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Menurut J. Moskowits, yang dikutip Hasibuan 2001, motivasi secara
umum didefinisikan sebagai inisiatif dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku.
Menurut Sulistiyani dan Rosidah 2009, motivasi merupakan proses pemberian dorongan kepada karyawan supaya karyawan dapat berjalan sesuai
dengan batasan yang diberikan guna mencapai tujuan organisasi secara optimal. Motivasi merupakan bagian fundamental dari kegiatan manajemen
sehingga semua kegiatan organisasi tidak akan berfaedah jika anggota yang ada dalam organisasi tersebut tidak termotivasi untuk menyumbangkan usaha guna
memenuhi tugas yang dibebankan kepadanya. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap usaha sekelompok orang yang bekerja sama
dalam rangka pencapaian tujuan tertentu Suyanto, 2008
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan, bahwa motivasi adalah dorongan yang berasal dari keinginan untuk mencapai tujuan
dan dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Perlunya motivasi diberikan oleh pimpinan kepada karyawan antara lain
adalah karena : 1. Pimpinan membagi-bagikan pekerjaannya kepada para bawahan untuk
dikerjakan dengan baik 2. Ada bawahan yang mampu untuk mengerjakan pekerjaannya¸ tetapi ia
malas atau kurang bergairah mengerjakannya 3. Untuk memelihara dan atau meningkatkan kegairahan kerja bawahan
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya 4. Untuk memberikan penghargaan dan kepuasan kerja kepada
bawahannya Memotivasi terkadang menjadi sulit, karena pimpinan sulit untuk
mengetahui kebutuhan needs dan keinginan wants yang diperlukan bawahan dari hasil pekerjaannya itu. Setiap orang mau bekerja untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan fisik dan mental, baik itu kebutuhan yang disadari conscious needs maupun kebutuhan yang tidak disadari unconscious needs.
Kebutuhan setiap orang adalah sama, tetapi keinginan setiap orang tidak sama.
Universitas Sumatera Utara
Dalam memotivasi karyawan, pimpinan hanya berdasarkan perkiraan- perkiraan mengenai kebutuhan dan atau keinginan-keinginan dari hasil
pekerjaannya. Menurut Peterson dan Plowman yang dikutip Hasibuan 2001,
keinginan-keinginan itu adalah : 1. The desire to live, artinya keinginan untuk hidup. Keinginan ini
merupakan keinginan utama setiap orang. Manusia bekerja untuk dapat makan dan makan untuk dapat melanjutkan hidupnya.
2. The desire for posession, artinya keinginan untuk memiliki sesuatu. Keinginan ini merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah
satu sebab mengapa manusia mau bekerja. 3. The desire for power, artinya keinginan akan kekuasaan. Keinginan ini
merupakan keinginan selangkah diatas keinginan untuk memiliki, dan mendorong orang mau bekerja.
4. The desire for recognition, artinya keinginan akan pengakuan. Keinginan ini merupakan jenis terakhir dari kebutuhan dan juga
mendorong orang untuk bekerja. Dengan demikian jelas terlihat bahwa setiap pekerja mempunyai motif
tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil pekerjaannya. Kebutuhan dan keinginan yang dipuaskan dengan bekerja itu, antara lain adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Kebutuhan fisik dan keamanan, yang menyangkut kepuasan kebutuhan fisik biologis, seperti makan, minum, tempat tinggal, dan lain-lainnya
disamping kebutuhan akan rasa aman dalam menikmatinya. 2. Kebutuhan sosial, karena manusia tergantung satu sama lain. Terdapat
berbagai kebutuhan yang hanya bisa dipuaskan, jika masing-masing individu ditolong atau diakui oleh orang lain.
3. Kebutuhan egoistik yang berhubungan dengan keinginan orang untuk bebas mengerjakan sesuatu sendiri dan puas karena berhasil
menyelesaikannya dengan baik.
2.2. Indikator Motivasi Kerja