Kepuasan Kerja Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes

2.2.7. Lingkungan Kerja

Menurut Rivai 2008, dalam suatu pekerjaan, karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dalam melaksanakan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja. Selain itu, para karyawan juga menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak meragukan, dan segaris dengan pengharapan mereka. Menurut Luthans 2006, keamanan merupakan motif yang sangat kuat dalam masyarakat teknologi yang bergerak cepat. Keamanan dalam bekerja akan berdampak besar terhadap perilaku organisasi, terutama sistem pekerja temporer dan kontrak membuat banyak karyawan merasa tidak aman dengan pekerjaan mereka.

2.3. Kepuasan Kerja

Menurut Malthis dan Jackson 2006 kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja muncul saat harapan-harapan ini tidak terpenuhi. Kepuasan kerja mempunyai banyak dimensi, secara umum adalah kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri, gaji, pengakuan, hubungan antara supervisor dengan tenaga kerja, dan kesempatan untuk maju. Setiap dimensi menghasilkan perasaan puas secara keseluruhan dengan pekerjaan itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Menurut Locke 1976, kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. Sedangkan menurut Rivai 2008, kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerja tentang seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Menurut Umar 2008, kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Apabila seseorang bergabung dalam suatu organisasi sebagai seorang pekerja, ia membawa serta seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengalaman masa lalu yang menyatu membentuk hrapan kerja. Kepuasan kerja menunjukkan kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dan imbalan yang disediakan pekerjaan. Menurut Winardi 2001, kepuasan merupakan sebuah kondisi akhir yang timbul karena dicapainya tujuan tertentu. Sedangkan menurut Hasibuan 1999 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Penelitian Robbins 2001, menyatakan bahwa para karyawan yang lebih tinggi tingkat kepuasan kerja akan lebih meningkatkan kinerja yang dihasilkan. Sebaliknya, apabila karyawan tidak puas akan cenderung Universitas Sumatera Utara menunjukkan perilaku yang negatif, seperti mengeluh, membangkang dan menghindar dari tanggung jawabnya. Perilaku tersebut pada akhirnya akan merugikan karyawan itu sendiri dan perusahaan. 2.4. Indikator Kepuasan Kerja Menurut Rowland dan Rowland 1997, fungsi manajer dalam meningkatkan kepuasan kerja staf didasarkan pada faktor-faktor motivasi, yang meliputi : 1. Keinginan untuk peningkatan; 2. Percaya bahwa gaji yang didapatkan sudah mencukupi; 3. Memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan; 4. Umpan balik; 5. Kesempatan untuk mencoba; 6. Instrumen penampilan untuk promosi, kerja sama, dan peningkatan penghasilan. Penelitian dari Spector 1997, menyatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dan berkaitan dengan berbagai aspek yang terdapat dalam pekerjaan tersebut yang meliputi : gaji, promosi, supervisi, tunjangan, imbalan, prosedur kerja, rekan kerja, ciri pekerjaan dan komunikasi. Universitas Sumatera Utara Menurut Luthans 2006, lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, antara lain : 1. Pekerjaan itu sendiri Work It self. Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja. 2. Atasan Supervision, atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayahibuteman dan sekaligus atasannya. 3. Teman sekerja Workers, Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya. 4. Promosi Promotion,Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja. 5. GajiUpah Pay, Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak. Menurut Sunarto 2004 ada beberapa faktor yang mendorong kepuasan kerja karyawan, antara lain: 1. Kerja yang secara mental menantang. Universitas Sumatera Utara Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan. 2. Ganjaran yang pantas. Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Universitas Sumatera Utara Karyawan akan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil fair and just kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka. 3. Kondisi kerja yang mendukung Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur suhu, cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrim. 4. Rekan kerja yang mendukung Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan. 5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan Pada dasarnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen sama dengan pekerjaan yang mereka pilih akan memiliki bakat dan kemampuan yang tepat Universitas Sumatera Utara untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan kondisi ini, memberi peluang yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam pekerjaan mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Hasibuan 2001, adalah sebagai berikut: a. Balas jasa yang adil dan layak b. Penempatan yang tepat sesuai keahlian c. Berat ringannya pekerjaan d. Suasana dan lingkungan pekerjaan e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya g. Sifat pekerjaan monoton atau tidak Menurut Rivai 2008, kepuasan kerja pada dasarnya merupakan security feeling rasa aman dan dapat ditinjau dari beberapa segi, antara lain : a. Segi sosial ekonomi gaji dan jaminan sosial b. Segi sosial psikologi : kesempatan untuk maju, kesempatan untuk mendapatkan penghargaan, berhubungan dengan masalah pengawasan, berhubungan dengan pergaulan antara karyawan dengan karyawan dan antara karyawan dengan atasannya. Universitas Sumatera Utara Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja seseorang adalah : kedudukan, pangkat dan jabatan, umur, jaminan finansial dan sosial serta mutu pengawasan. Menurut Sulistiyani dan Rosidah 2009, kepuasan kerja dipengaruhi oleh kerangka referensi sosial, dimana kepuasan atau ketidakpuasan secara individual pegawai secara subyektif berasal dari kesimpulan yang berdasarkan perbandingan antara apa yang diterima pegawai dari pekerjaan yang dilakukan dengan apa yang diharapkan, diinginkan atau difikirkan oleh seseorang. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu penting. Kepuasan diluar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang dinikmati diluar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasannya diluar pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa dari pada pelaksanaan tugas-tugasnya. Kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dicerminkan oleh sikap emosional yang seimbang antara balas jasa Universitas Sumatera Utara dengan pelaksanaan pekerjaannya. Karyawan yang lebih menikmati kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak. Kepuasan kerja mengandung arti yang sangat penting, baik dari sisi pekerja maupun perusahaan serta bagi masyarakat secara umum. Oleh karena itu menciptakan keadaan yang bernilai positif dalam lingkungan kerja suatu perusahaan mutlak merupakan kewajiban dari setiap jajaran pimpinan perusahaan. Kepuasan kerja pada tingkat tertentu dapat mencegah karyawan untuk mencari pekerjaan diperusahaan lain. Apabila karyawan di perusahaan tersebut mendapatkan kepuasan, karyawan cenderung akan bertahan pada perusahaan walaupun tidak semua aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja terpenuhi. Karyawan yang memperoleh kepuasan dari perusahaannya akan memiliki rasa keterikatan atau komitmen lebih besar terhadap perusahaan dibanding karyawan yang tidak puas. Tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada, karena setiap individu pegawai berbeda standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja ini dapat diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan perputaran tenaga kerja yang kecil, maka secara relatif kepuasan kerja pegawai baik tetapi sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja dan perputaran tenaga kerja yang besar, maka kepuasan kerja pegawai pada perusahaan dinilai kurang. Universitas Sumatera Utara

2.5. Perawat