B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eko Kuntoro dalam studi kasus siswa kelas XII SMA N 3 Bantul Yogyakarta
“Hubungan antara motivasi belajar, lingkungan belajar dan prestasi belajar terhadap minat siswa melanjutkan studi ke Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan di Perguruan Tinggi”, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara motivasi belajar, lingkungan belajar, dan prestasi
belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu peneliti dalam hal ini akan
mencoba menambah variabel lain yaitu persepsi siswa tentang profesi guru. Dengan demikian, peneliti akan meneliti hubungan antara persepsi siswa
tentang profesi guru, prestasi belajar, dan lingkungan belajar dengan minat siswa SMA dalam memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
Perguruan Tinggi.
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Profesi Guru terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan
Tinggi
Persepsi seseorang akan tumbuh dan berkembang karena pengaruh interaksi belajar. Melalui belajar seseorang akan membandingkan
pengalaman masa lalu dengan kenyataan yang dihadapi. Hal ini dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam memilih alternatif yang dipandang
tepat dalam menentukan keputusan dan sekaligus menentukan tindakan serta prilaku yang memungkinkan untuk bertindak.
Persepsi seseorang akan dipengaruhi oleh kerjasama antara faktor luar stimulus dan faktor dalam personal. Kedua faktor itu secara
bersama-sama akan menentukan persepsi seseorang terhadap obyek yang diamati. Adapun yang disebut faktor dalam adalah hal-hal yang berasal
dari dalam diri seseorang antara lain cipta, rasa, karsa dan jenis kelamin. Sedang faktor luar meliputi pengalaman, lingkungan dan kepercayaan.
Depdikbud, 2003 : 26. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa persepsi adalah
pendapat atau tanggapan terhadap stimulus yang didapat dengan melalui proses belajar dan dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam yang ada
dalam diri seseorang. Dengan demikian persepsi siswa tentang profesi guru adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan dan
menginterpretasikan profesi guru melalui panca indera siswa. Berawal dari
persepsi positif siswa terhadap profesi guru diharapkan siswa lebih termotivasi untuk menjadi seorang guru.
2. Hubungan Antara Prestasi Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam
Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi
Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi
belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalam rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa berhubungan dengan kepercayaan diri, harapan, dan cita- citanya. Prestasi belajar yang tinggi akan menjadi daya dorong siswa
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan siswa memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu menjalani pendidikan di
perguruan tinggi. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bukti bahwa prestasi belajar memberikan sumbangan positif terhadap minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi Budiarti, 2001:82. Perbedaan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat
mempengaruhi cara pandang siswa terhadap lingkungan sekitarnya. Siswa yang memiliki prestasi tinggi cenderung mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang lebih baik dari pada siswa yang berprestasi belajar rendah. Siswa yang berprestasi belajar tinggi cenderung memiliki gairah
yang tinggi dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih berani untuk bersaing dengan siswa lain. Mariani, 1993.
Eko 2004:85, dalam penelitiannya, menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat
memilih fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi. Dengan prestasi belajar yang tinggi siswa semakin percaya diri bisa
menempuh studi dengan baik. Dengan demikian prestasi belajar yang tinggi dapat menumbuhkan minat siswa untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar terhadap Minat Siswa SMA
dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi Lingkungan belajar siswa adalah keseluruhan keadaan yang
melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan siswa Winkel, 2004:108. Lingkungan
belajar ini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, dimana ketiga lingkungan ini pengaruhnya sangat
kuat terhadap prestasi belajar siswa. Petterson dan Loeber 1984 seperti dikutip oleh Syah 1995:138
mengatakan bahwa lingkungan sosial yang dominan mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Lingkungan
keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang kurang baik. Hal
ini menjadi dasar bagi penulis untuk menduga bahwa lingkungan keluarga
yang memiliki pandangan yang positif terhadap fakultas keguruan, maka juga akan mendorong minat siswa untuk memilih fakultas keguruan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya terdiri dari gedung saja, melainkan sarana dan prasarana lain yang menunjang
pendidikan. Lingkungan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai akan mendukung siswa belajar secara optimal, sehingga dapat
mencapai prestasi belajar Ewaldina, 2000:19. Penjelasan ini menjadi dasar bagi penulis untuk menduga bahwa lingkungan sekolah yang
menyediakan informasi mengenai fakultas keguruan, maka akan menimbulkan minat siswa memilih fakultas keguruan.
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Dalam
menjalin hubungan dengan anggota masyarakat tersebut perlu dijaga agar tidak mendapatkan teman bergaul yang kurang baik. Jika tidak berhati-hati
dalam bergaul, anak dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar. Ini akan berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Sebaliknya, bagi siswa yang
tinggal di lingkungan masyarakat yang anak-anaknya baik dan rajin dapat memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Syah
1997:137, bahwa kondisi masyarakat di sekitar tempat tinggal anak akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Terkait dengan minat dalam
memilih fakultas keguruan penulis menduga bahwa lingkungan masyarakat yang memiliki pandangan yang positif terhadap profesi guru,
maka akan menimbulkan minat siswa memilih fakultas keguruan.
Dengan pengaruh positif yang kuat dari lingkungan belajar akan berpengaruh baik terhadap prestasi siswa. Keadaan lingkungan belajar
siswa yang sebagian besar masyarakatnya berpendidikan akan mempengaruhi dan memotivasi siswa untuk selalu menempuh jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Anggota masyarakat yang berpendidikan pasti juga akan memberikan bimbingan dan dorongan bagi anggota
masyarakat lain termotivasi untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Dengan adanya dukungan lingkungan belajar yang mendukung akan
mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi..
D. Hipotesis Penelitian