Hubungan antara minat belajar akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMA N 1 Semin, Gunungkidul.
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR AKUNTANSI, KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP
PROFESIONALISME GURU AKUNTANSI DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Studi Kasus Pada SMA Negeri 1 Semin, Gunungkidul Florentina Rina Budi Prastiwi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan: (1) antara minat belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi. (2) antara kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi. (3) antara persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi. (4) antara minat belajar akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMU Negeri 1 Semin, Gunungkidul pada bulan Mei-Juni 2009. Populasi penelitian ini adalah siswa IPS yang berjumlah 294 dan diambil sampel sebanyak 139 siswa yang semuanya dikelas XI IPS. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dan regresi ganda. Pengujian hipotesis dengan taraf signifikan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,241 (P=0,002), (2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,190 (P=0,013), (3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,183 (P=0,016), (4) ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,253 (P=0,030).
(2)
viii ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ MOTIVATION, DISCIPLINE IN STUDYING ACCOUNTING, AND THE STUDENTS’ PERCEPTION TOWARD ACCOUNTING TEACHERS’ PROFESSION AND THE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON THE SUBJECT
OF ACCOUNTING
A Case Study on the Students of 1 State Senior High School in Semin, Gunungkidul
Florentina Rina Budi Prastiwi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
The aim of this research is to know whether there are any relationships between: (1) the students’ motivation in studying accounting and their learning achievement; (2) the students’ discipline in studying accounting and their learning achievement; (3) the students’ perception toward the accounting teachers’ profession and the students’ learning achievement; (4) the students’ motivation and discipline in studying accounting, students’ perception toward accounting teachers’ profession and the students’ learning achievement.
This research was conducted at 1 State Senior High School in Semin, Gunung Kidul from May until June 2009. The research population were 294 students of the Social Sciences Department. The samples were 139 students of the eleventh grade of Social Sciences Department. The technique of taking samples was the purposive sampling techniques. The data gathering technique were questionnaire and documentation. Data analysis techniques that the researcher used in the research were the correlation product moment and the double regression. The significance level of the hypothesis testing was 5%.
The results shows that there are positive and significant relationships between: (1) the students’ motivation in studying accounting and their learning achievement, with the correlation coefficient’s 0.241 (P=0.002), (2) the students’ discipline in studying accounting and their learning achievement, with the correlation coefficient’s 0.190 (P=0.013), (3) the students’ perception toward accounting teachers’ profession and the students’ learning achievement, with the correlation coefficient’s 0.183 (P=0.016), (4) the students’ motivation and discipline in studying accounting, students’ perception toward accounting teachers’ profession and the students’ learning achievement on the subject of accounting, with the correlation coefficient’s 0.253 (P=0.030).
(3)
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR AKUNTANSI, KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP
PROFESIONALISME GURU AKUNTANSI DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Studi Kasus Pada SMA N 1 Semin, Gunungkidul
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
FLORENTINA RINA BUDI PRASTIWI 051334057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
(4)
i
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR AKUNTANSI, KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP
PROFESIONALISME GURU AKUNTANSI DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Studi Kasus Pada SMA N 1 Semin, Gunungkidul
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
FLORENTINA RINA BUDI PRASTIWI 051334057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
(5)
(6)
(7)
iv
PERSEMBAHAN
Sebuah karya kecilku ini akan aku persembahkan kepada yang terkasih:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Kedua Orang Tuaku Bapak Yohanes Nyaman dan Ibu Natalia Parniyati
Adik-adikku Franciska Romana Retno Budi Wulandari dan Maria Noviani Budi Hastuti
Yang selalu ada dihatiku, Franciscus Nanda Ari Wibowo Almamaterku Universitas Sanata Dharma - Yogyakarta
(8)
v
MOTTO
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”
(Amsal 23:18)
“Hiduplah dengan penuh hikmat, terhadap orang-orang luar, pergunakanlah
waktu yang ada” (Kolose 4:5)
“Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat
menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika
kesempatan bertemu dengan kesiapan” - Thomas A. Edison
“Jadilah seperti yang kamu inginkan, karna kamu hanya memiliki satu
kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu
lakukan”
“Diantara ribuan peluang dan kesempatan, di sana ada kesuksesan, namun
dikelilingi dengan kegagalan. Ambil kesempatan dan peluang tersebut, biarkan
Anda gagal dalam proses menemukan kesuksesan tersebut”
(9)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Juli 2009 Penulis
(10)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
:
FLORENTINA RINA BUDI PRASTIWI
Nomor Mahasiswa
: 051334057
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR AKUNTANSI, KEDISIPLINAN
BELAJAR SISWA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP
PROFESIONALISME GURU AKUNTANSI DENGAN PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI
Studi Kasus Pada SMA N 1 Semin, Gunungkidul
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 11 September 2009
Yang menyatakan
(11)
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR AKUNTANSI, KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP
PROFESIONALISME GURU AKUNTANSI DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Studi Kasus Pada SMA Negeri 1 Semin, Gunungkidul Florentina Rina Budi Prastiwi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan: (1) antara minat belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi. (2) antara kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi. (3) antara persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi. (4) antara minat belajar akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMU Negeri 1 Semin, Gunungkidul pada bulan Mei-Juni 2009. Populasi penelitian ini adalah siswa IPS yang berjumlah 294 dan diambil sampel sebanyak 139 siswa yang semuanya dikelas XI IPS. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dan regresi ganda. Pengujian hipotesis dengan taraf signifikan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,241 (P=0,002), (2) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,190 (P=0,013), (3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,183 (P=0,016), (4) ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,253 (P=0,030).
(12)
viii ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ MOTIVATION, DISCIPLINE IN STUDYING ACCOUNTING, AND THE STUDENTS’ PERCEPTION TOWARD ACCOUNTING TEACHERS’ PROFESSION AND THE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON THE SUBJECT
OF ACCOUNTING
A Case Study on the Students of 1 State Senior High School in Semin, Gunungkidul
Florentina Rina Budi Prastiwi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
The aim of this research is to know whether there are any relationships between: (1) the students’ motivation in studying accounting and their learning achievement; (2) the students’ discipline in studying accounting and their learning achievement; (3) the students’ perception toward the accounting teachers’ profession and the students’ learning achievement; (4) the students’ motivation and discipline in studying accounting, students’ perception toward accounting teachers’ profession and the students’ learning achievement.
This research was conducted at 1 State Senior High School in Semin, Gunung Kidul from May until June 2009. The research population were 294 students of the Social Sciences Department. The samples were 139 students of the eleventh grade of Social Sciences Department. The technique of taking samples was the purposive sampling techniques. The data gathering technique were questionnaire and documentation. Data analysis techniques that the researcher used in the research were the correlation product moment and the double regression. The significance level of the hypothesis testing was 5%.
The results shows that there are positive and significant relationships between: (1) the students’ motivation in studying accounting and their learning achievement, with the correlation coefficient’s 0.241 (P=0.002), (2) the students’ discipline in studying accounting and their learning achievement, with the correlation coefficient’s 0.190 (P=0.013), (3) the students’ perception toward accounting teachers’ profession and the students’ learning achievement, with the correlation coefficient’s 0.183 (P=0.016), (4) the students’ motivation and discipline in studying accounting, students’ perception toward accounting teachers’ profession and the students’ learning achievement on the subject of accounting, with the correlation coefficient’s 0.253 (P=0.030).
(13)
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan atas rahmat dan kasihnya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Minat Belajar Akuntansi, Kedisiplinan Belajar Siswa dan Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru Akuntansi Dengan Prestasi Belajar Akuntansi”.
Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dorongan serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu kesempatan ini sudah selayaknya bagi penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan penyempurnaan skripsi ini.
(14)
x
6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Joko Wicoyo., selaku Dosen yang telah bersedia memberikan bimbingan abstract, sehingga menjadi abstract dalam bahasa inggris yang baik.
8. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga menjadi bekal dalam penyusunan skripsi ini.
9. Segenap karyawan di sekretariat pendidikan Akuntansi (Bu Aris dan Pak Wawik) atas segala pelayanannya dan bantuannya selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma.
10. Bapak Drs. Bambang Purwadi, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Semin serta segenap guru, Staf dan siswa-siswi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
11. Kedua Orangtuaku tercinta Bapak Yohanes Nyaman dan Ibu Natalia Parniyati, yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, dukungan dan pengorbanan baik material maupun spiritual sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini
12. Kedua adikku tersayang Franciska Romana Retno Budi Wulandari dan Maria Noviani Budi Hastuti, yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis.
(15)
xi
13. Eyang kakung, (Alm) Eyang putri Cipto Suwarno dan Eyang kakung, Eyang putri Toyono, yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik material maupun spiritual.
14. Franciscus Nanda Ari wibowo yang selalu memberikan dukungan, cinta kasih dan semangat dengan penuh kesabaran. Serta selalu membantuku, menyayangiku dan selalu mendoakanku. Tuhan pasti menunjukkan jalan yang terbaik buat kita.
15. Sahabatku Fransiska Rista andriani & Ertyn Tyas Prabandari, yang selalu membantu, menemani, memberikan semangat dan nasehat, sehingga penulis bisa menjadi sekarang ini.
16. Teman- temanku seperjuangan wulan, widy, villa, mb Tia, mb Rina, Novi, Rosa Coppy, Rita, galuh, Boim, Dwi, Rini, Merry, Lilis, Marsya, Wildha, ms Eka, ms Adi, yanto, Febran, Wika, Lilik, Riri, Titex, mb Asih, Arnon, Fery dan teman-temanku PAK angkatan 2005 yang tidak bisa saya sebut satu persatu. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
17. Teman-temen Kos Mbah Joyo: Gun-Gun yang selalu bisa buat aku tersenyum, bahagia walaupun kadang menjengkelkan Thanks for all. Yoana, Mb Sinta makasih atas kebaikannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis masih membuka diri terhadap saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
(16)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN... iv
MOTTO... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
(17)
xiii BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ... 7
1. Prestasi Belajar ... 7
2. Minat ... 9
3. Kedisiplinan ... 11
4. Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru ... 15
a. Pengertian Persepsi Siswa... 15
b. Profesionalisme Guru... 19
B. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 22
C. Kerangka Berfikir ... 23
D. Hipotesis ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 27
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 28
1. Variabel ... 28
2. Pengukuran Variabel... 29
F. Data Yang Diperlukan ... 30
G. Teknik Pengumpulan Data ... 31
H. Penyusunan Kuesioner ... 31
(18)
xiv
1. Validitas ... 32
2. Reliabilitas ... 36
J. Teknik Analisis Data... 37
1. Uji Deskriptif... 37
2. Uji Prasyarat Analisis... 38
3. Uji Hipotesis... 40
BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN A. Sejarah Sekolah... 44
B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan SMA Negeri 1 Semin... 46
C. Sumber Daya Manusia... 48
D. Siswa SMU Negeri 1 Semin... 49
E. Fasilitas Pendidikan dan Latihan... 49
F. Kondisi Pendidikan dan Lingkungan Sekolah... 50
G. Organisasi Sekolah... 51
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 52
B. Pengujian Prasyarat Analisis... ... 57
1. Uji Normalitas... 57
2. Uji Linieritas... 58
C. Pengujian Hipotesis Penelitian... 59
D. Pembahasan Hasil Penelitian... . 66
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 73
(19)
xv
B. Keterbatasan... 75 C. Saran... 75 DAFTAR PUSTAKA... 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(20)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Ketentuan Pemberian Skor... 30
Tabel III.2 Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner... 31
Tabel III.3 Hasil Pengukuran Uji Validitas Kuesioner Minat Belajar Akuntansi... 33
Tabel III.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas Kuesioner Kedisiplinan Belajar Siswa... 34
Tabel III.5 Hasil Pengukuran Uji Validitas Kuesioner Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru Akuntansi... 34
Tabel III.6 Pengukuran Reliabilitas... 36
Tabel III.7 PAP Tipe II... 37
Tabel III.8 Interpretasi Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat... 40
Tabel IV.1 Nama Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Semin... 46
Tabel IV.2 Jumlah Siswa SMU Negeri 1 Semin... 49
Tabel IV.3 Keadaan Ruangan... 49
Tabel V.1 Interpretasi Minat Belajar Akuntansi... 53
Tabel V.2 Interpretasi Kedisiplinan Belajar Siswa... 54
Tabel V.3 Interpretasi Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru Akuntansi... 55
Tabel V.4 Interpretasi Prestasi Belajar Akuntansi... 56
(21)
xvii
Tabel V.5 Hasil Korelasi Antara Variabel-Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat... 60 Tabel V.6 Interpretasi Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel
Terikat... 61 Tabel V.7 Interpretasi Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel
Terikat... 62 Tabel V.8 Interpretasi Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel
(22)
xviii
DAFTAR GAMBAR
(23)
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Uji Coba Validitas dan Reliabilitas... 80 Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian,... 87 Lampiran 3 : Validitas dan Reliabilitas... 94 Lampiran 4 : Data Induk... 98 Lampiran 5 : Normalitas dan Linieritas... 118 Lampiran 6 : Analisis Korelasi Product Momen dan Analisis Regresi
Ganda... 119 Lampiran 7 : Daftar Distribusi Frekuensi... 133 Lampiran 8 : Penilaian Acuan Patokan Tipe II... 147 Lampiran 9 : Daftar Tabel r, F... 152 Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian... 155
(24)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia hidup di dunia tidak pernah lepas dari kegiatan belajar. Belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan kegitan belajar inilah
seseorang dapat mengembangkan seluruh kemampuan kognitif, afektif,
motorik, dan sosialnya. Sisdiknas 2003 membedakan lingkungan belajar
menjadi tiga katagori, yaitu (1) lingkungan formal (sekolah), (2) lingkungan
informal (keluarga dan masyarakat), (3) lingkungan non formal (kursus atau
pelatihan).
Di dalam suatu lingkungan formal atau sekolah terdapat suatu proses
kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: tujuan pengajaran, materi pengajaran, media
pengajaran, peranan guru dan siswa, minat belajar siswa dan kedisiplinan
belajar siswa. Faktor-faktor tersebut yang paling dominan adalah minat
belajar siswa Setiap proses kegiatan belajar mengajar mempunyai tujuan
untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam proses
tersebut, partisipasi guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar sangatlah
diperlukan.
Peran guru sangat besar dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
(25)
mengelola pembelajaran peserta didik, mampu untuk menguasai materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, menyampaikan materi dengan baik,
mampu untuk menjadi teladan bagi siswa dan mampu untuk berkomunikasi
dengan lingkungannya baik kepada siswa, sesama guru, orang tua siswa dan
masyarakat.
Setiap siswa memiliki persepsi yang berbeda tentang profesionalisme
dari seorang guru. Dengan profesionalisme guru dalam mengajar
dimaksudkan agar siswa lebih mudah dalam memahami suatu mata pelajaran,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Semakin siswa mudah dalam
memahami suatu mata pelajaran, maka prestasi yang akan dicapai oleh siswa
akan semakin baik. Akan tetapi sebaliknya jika siswa sulit dalam memahami
suatu mata pelajaran maka prestasi yang baik akan sulit dicapai.
Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran dipengaruhi juga oleh
minat siswa tersebut. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh (Djaali, 2006:121). Apabila
siswa merasa suka atau senang terhadap mata pelajaran tertentu maka siswa
akan cenderung untuk memperhatikan setiap pelajaran berlangsung, dengan
adanya perhatian maka siswa akan dapat memahami dengan baik yang pada
akhirnya hasil belajar yang memuaskan dapat dicapai. Sebaliknya, siswa yang
merasa kurang senang terhadap mata pelajaran tertentu akan cenderung
kurang memperhatikan dan kurang fokus terhadap setiap pembelajaran yang
berlangsung. Sehingga siswa tidak dapat memahami pelajaran dengan baik
(26)
Selain memiliki minat belajar siswa juga harus dapat mendisiplinkan
diri yaitu dengan cara siswa harus dapat mengendalikan diri dan mematuhi
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan di dalam kegiatan pembelajaran.
Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran merupakan salah satu
faktor pendukung terciptanya kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa
yang baik. Hal ini menuntut setiap siswa untuk selalu bersikap disiplin dalam
mengikuti seluruh proses pembelajaran di sekolah. Dengan sikap disiplin
dalam proses belajar mengajar maka diharapkan adanya peningkatan prestasi
belajar siswa. Semakin siswa dapat mendisiplinkan diri dalam belajar maka
prestasi yang akan diperoleh siswa semakin baik. Tetapi sebaliknya jika siswa
tidak dapat mendisiplinkan diri dalam belajar maka prestasi yang akan
diperoleh tidak memuaskan. Dalam kenyataan di lapangan masih banyak
siswa yang tidak menunjukkan sikap disiplin dalam mengikuti pembelajaran,
misalnya: adanya siswa yang tidak mengerjakan dan mengumpulkan tugas
tepat pada waktu kesepakatan bersama.
Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dalam dunia pendidikan dengan mengambil judul
“ Hubungan antara minat belajar akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi “.
(27)
B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang sering muncul dalam pencapaian belajar siswa
yaitu kondisi fisik, minat, motivasi berprestasi, kedisiplinan siswa, dorongan
orang tua, lingkungan, variasi gaya mengajar guru, strategi belajar mengajar
dan media yang digunakan.
C. Batasan Masalah
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menghindari
permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, maka permasalahan yang akan
diteliti dibatasi sebagai berikut: hubungan antara minat belajar akuntansi,
kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru
akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar akuntansi
dengan prestasi belajar akuntansi?
2. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar
siswa dengan prestasi belajar akuntansi?
3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa
terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar
(28)
4. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar
akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap
profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat belajar akuntansi
dengan prestasi belajar akuntansi.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedisiplinan belajar
siswa dengan prestasi belajar akuntansi.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa terhadap
profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat belajar akuntansi,
kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme
guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru dan siswa
Untuk memberikan gambaran yang konkrit mengenai hubungan antara
minat siswa belajar akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan persepsi
siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar
akuntansi yang dapat digunakan sebagai masukan dalam kegiatan proses
(29)
2. Bagi universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi
penelitian selanjutnya serta dapat menambah perbendaharan bacaan
khususnya tentang pendidikan.
3. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan latihan untuk menganalisis terhadap
(30)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik 1. Prestasi belajar
a. Belajar
Menurut Winkel (1987:36) belajar ialah suatu aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu
bersifat relatif konstan dan berbekas.
Hilgard dan Bower (Ngalim Purwanto, 1984:80) mengemukakan
bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu
tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya
kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yaitu
(Roestiyah, 1982:159) :
1) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu
sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan
(31)
2) Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak.
Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan, dan
sebagainya.
b. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar
yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat
yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
dalam periode tertentu (Sutratinah Tirtonegoro, 1984:43).
Dimyati Mahmud (1989:84-87) mengungkapkan faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat prestasi, antara lain:
1) Faktor internal
a) N.Ach (Need for Achievement) ialah dorongan atau motif untuk berprestasi. N.Ach adalah suatu motif intrinsik untuk mencapai
prestasi dalam hal tertentu.
b) Takut gagal
Takut gagal yang acap kali berupa perasaan cemas seperti
apabila menempuh ujian, mempelajari sesuatu yang baru atau
memecahkan masalah yang sulit, dapat mengganggu
keberhasilan dalam berprestasi.
c) Takut sukses
Takut sukses mungkin lebih karakteristik pada wanita dari pada
(32)
N.Ach seseorang dan melahirkan perasaaan-perasaan negatif
terhadap prestasi yang baik.
d) Persepsi seseorang terhadap prestasinya
Hal ini berkait dengan kombinasi empat faktor yaitu
kemampuan, usaha, sukarnya tugas dan keberuntungan atau
nasib.
2) Faktor eksternal
Kemampuan dan usaha sangat berpengaruh terhadap
prestasi remaja. Demikian juga halnya dengan kesempatan dan
faktor-faktor situasional. Banyak perbedaan dalam prestasi
akademik disebabkan karena berbedanya lingkungan tempat
kemampuan dan motif itu ditunjukkan. Lingkungan sekolah
misalnya amat bervariasi seperti gedungnya, peralatannya,
perpustakaanya, kesempatan untuk memperluas dan memperkaya
pengetahuan, suasana kelasnya, disiplinnya, kualitas dan
penghasilan gurunya. Bukan hanya lingkungan sekolah saja tetapi
juga lingkungan rumah tangga.
2. Minat Belajar
Minat ialah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
(33)
Crow and crow (Djaali, 2006:121) mengemukakan bahwa minat
berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman
yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin
sekali akan menjaga pikiran siswa sehingga siswa bisa menguasai
pelajarannya. Pada akhirnya prestasi yang berhasil akan menambah
minatnya yang bisa berlanjut sepanjang waktu.
Holland (Djaali, 2006:122) mengemukakan bahwa minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat tidak timbul
sendirian, ada unsur kebutuhan misalnya minat belajar dan lain-lain.
Menurut Witherington (1983:90) minat adalah kesadaran seseorang
bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung
sangkut paut dengan dirinya.
Minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri
subjek dimana ia merasa tertarik pada sesuatu hal dan merasa senang
bersama dengan hal itu (Masidjo, 1996:52).
Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa minat
adalah kesadaran dalam diri subjek dimana ia merasa tertarik dan senang
terhadap suatu bidang tertentu.
Menurut The Liang Gie (1994:28-29), arti penting minat dalam
kaitannya dengan pelaksanaan belajar ialah :
(34)
2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
3. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar
4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
5. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri
3. Kedisiplinan dalam Belajar
Menurut Entang (1984:10) dalam arti luas disiplin mencakup setiap
macam pengaruh yang ditujukan untuk membantu siswa agar siswa dapat
memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannnya dan
juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin
ditujukan siswa terhadap lingkungannya. Disiplin menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1990:208) adalah ketaatan (kepatuhan kepada peraturan
tata tertib dan sebagainya).
Dalam kaitannya dengan belajar, disiplin dapat diartikan sebagai
ketaatan dan kepatuhan yang dilakukan oleh siswa untuk melaksanakan
segala kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sehingga
kegiatan pembelajaran bisa berjalan maksimal. Dengan disiplin para siswa
bersedia untuk tunduk dan berkelakuan sesuai dengan aturan tertentu.
Keuntungan dengan adanya disiplin adalah siswa belajar hidup dengan
pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi diri dan
lingkungannya.
Menurut Entang (1984:12) dapat pula pelanggaran disiplin di
(35)
a. Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter yang
senantiasa mendekte kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan
subjek didik akan mengakibatkan siswa jadi submisif, apatis atau
sebaliknya agresif ingin berontak terhadap kekangan dan perlakuan
tidak manusiawi yang mereka terima.
b. Kelompok besar anggota dikurangi hak-haknya sebagai siswa yang
seharusnya turut menentukan rencana masa depannya dibawah
bimbingan guru.
c. Tidak atau kurang memperhatikan kelompok minoritas baik yang ada
diatas atau di bawah rata-rata dalam berbagai aspek yang ada
hubungannya dengan kehidupan sekolah.
d. Kurang diterlibatkan dan diikutsertakan dalam tanggungjawab sekolah
e. Latarbelakang kehidupan dalam keluarga yang kurang diperhatikan
dalam kehidupan sekolah
f. Sekolah kurang mengadakan kerjasama dengan orangtua dan antara
keduanya juga saling melepaskan tanggungjawab.
Sebab-sebab siswa melakukan pelanggaran yang bersifat umum
(Entang, 1984:12) adalah :
a. Kebosanan dalam kelas merupakan sumber pelanggaran disiplin.
Mereka tidak tahu lagi apa yang harus mereka kerjakan karena yang
dikerjakan itu ke itu saja.
b. Perasaan kecewa dan tertekan karena siswa dituntut untuk bertingkah
(36)
c. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, pengenalan dan status.
Menurut Triana Noor Edwin (1997: 17) disiplin memiliki empat
unsur, yaitu:
1) Peraturan
Peraturan yang dimaksudkan bahwa dalam disiplin ada norma-norma
aturan yang harus ditaati seseorang.
2) Hukuman
Hukuman berupa fisik, non fisik, membayar denda, dan sebagainya.
3) Penghargaan
Penghargaan yang dimaksud adalah jika seseorang melakukan
tindakan yang benar, maka diberikan penghargaan berupa terima
kasih, senyuman, pujian, dan lain sebagainya kepada seseorang
tersebut.
4) Konsistensi
Konsistensi berkaitan dengan tingkat keajegan dalam memberikan
hukuman dan penghargaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar, antara lain:
1) Faktor Intern
Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, meliputi:
a) Sifat malas
Sifat malas dapat terjadi karena kesenjangan. Misalkan peserta
didik yang selalu menunda pekerjaan sehingga membuat mereka
(37)
b) Kesehatan
Kesehatan juga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
kedisiplinan dalam belajar, karena peserta didik yang kesehatannya
menurun (tidak sehat) akan menunda pekerjaan dan tidak dapat
menyelesaikannya.
c) Minat
Peserta didik yang mempunyai minat dalam belajar cenderung akan
disiplin dalam melakukan segala usahanya demi tercapainya segala
yang dicita-citakan.
2) Faktor Ekstern
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik itu sendiri, meliputi:
a) Peralatan
Peralatan merupakan faktor penentu dalam usaha meningkatkan
disiplin belajar. Jika peserta didik mempunyai peralatan sekolah
yang lengkap, mereka akan cenderung untuk melakukan
tugas-tugas yang diberikan.
b) Lingkungan
Lingkungan merupakan sesuatu yang mempengaruhi kedisiplinan
dalam belajar, karena dalam belajar diperlukan lingkungan belajar
(38)
4. Persepsi siswa terhadap profesionalisme guru
a. Persepsi siswa
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang mengorganisir dan
menggabungkan data-data indera kita (penginderaan) untuk
dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari
sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri (Davidoff, 1988:232).
Hal-hal yang mempengaruhi persepsi menurut Davidoff (1988:234)
adalah kesadaran, ingatan, proses informasi, bahasa, pengujian
hipotesis.
Persepsi dapat pula diartikan sebagai pengamatan secara global,
belum disertai kesadaran, sedang subjek dan objeknya belum
terbedakan satu dari lainnya atau baru ada proses memiliki tanggapan
(Kartini kartono, 1980:59)
Dari definisi para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah proses mengetahui sesuatu hal melalui panca indera.
Seorang guru bagi siswa merupakan pendamping sekaligus
pendidik yang sangat membantu siswa dalam pencapaian
kompetensi-kompetensi belajar dalam diri siswa. Dengan kecakapan dan
penguasaan diri yang baik maka tujuan pengajaran akan dapat tercapai.
Sementara itu persepsi akan timbul pada diri siswa pada saat proses
(39)
Agar individu dapat menyadari dan dapat mengadakan persepsi
maka harus ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi (Bimo Walgito,
1994:54), yaitu:
1) Adanya objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat
indera, dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf
penerima yang bekerja sebagai reseptor.
2) Alat indera atau reseptor
Yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping
itu, harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak
sebagai pusat kesadaran.
3) Adanya perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu
diperlukan pula perhatian yang merupakan langkah pertama
sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa
perhatian tidak akan terjadi persepsi.
Menurut Miftah Thoha (1983:145-153), ada berbagai macam
faktor-faktor perhatian yang berasal dari luar maupun dari dalam yang
dapat mempengaruhi proses seleksi persepsi, yaitu :
1) Faktor-faktor dari luar, yang terdiri pengaruh-pengaruh lingkungan
(40)
a) Intensitas
Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan
bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya
semakin besar pula hal-hal itu dapat dipahami.
b) Ukuran
Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran suatu
objek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau
dipahami.
c) Keberlawanan
Prinsip keberlawanan ini menyatakan bahwa stimuli luar
yang penampilannya berlawanan dengan latarbelakangnya atau
sekelilingnya atau yang sama sekali diluar sangkaan orang
banyak, akan menarik banyak perhatian.
d) Pengulangan
Pada prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar
yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar
dibandingkan dengan yang sekali dilihat.
e) Gerakan
Prinsip gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang
akan memberikan banyak perhatian terhadap objek yang
bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dari
(41)
f) Baru dan familier
Prinsip ini menyatakan baik situasi eksternal yang baru
maupun yang sudah dikenal dapat digunakan sebagai penarik
perhatian.
2) Faktor-faktor dari dalam, yang terdiri dari dalam diri seseorang
yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain :
a) Proses belajar (learning)
Adalah semua faktor dari dalam yang membentuk adanya
perhatian kepada sesuatu objek sehingga menimbulkan adanya
persepsi adalah didasarkan dari kekompleksan kejiwaan.
Kekompleksan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman
atau belajar (learning) dan motivasi yang dipunyai oleh masing-masing orang.
b) Motivasi
Selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari
dalam lainnya yang juga menentukan terjadinya persepsi antara
lain motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak bisa
dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga
mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan
persepsi.
c) Kepribadian
Dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat
(42)
mempunyai akibat tentang apa yang akan diperhatikan dalam
menghadapi suatu situasi.
b. Profesionalisme guru
Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung
jawab dan rasa kejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat.
Kematangan professional guru ditandai dengan perwujudan guru yang
memiliki: (1) keahlian, (2) rasa tanggung jawab dan (3) rasa
kesejawatan yang tinggi (Mohamad Surya, 2003:95). Guru profesional
adalah mereka yang mempunyai keahlian, baik yang mempunyai
materi keilmuan yang dikuasainya maupun ketrampilan
metodologinya.
Dalam http://jufrisyahruddin.wordpress.com ada empat
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu :
1) Kompetensi pedagogik
Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian
Adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik
(43)
esensial yakni bertindak sesuai dengan hukum, bertindak sesuai
dengan norma sosial, bangga menjadi guru dan memiliki
konsistensi dalam bertindak dan bertutur.
3) Kompetensi profesional
Adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan. Guru harus memahami dan
menguasai materi ajar yang ada dalam kurikulum, memahami
struktur, konsep dan metode keilmuan yang yang koheren dengan
materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran
terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, guru juga harus menguasai langkah-langkah
penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan dan
meteri bidang studi.
4) Kompetensi sosial
Adalah pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat sekitar. Guru tidak bisa bekerja sendiri tanpa
memperhatikan lingkungannya. Ia harus sadar sebagai bagian tak
terpisahkan dari masyarakat akademik tempat dia mengajar
(44)
Menurut Mohamad Surya (2003:96) kualitas profesionalisme
ditunjukkan oleh lima unjuk kerja sebagai berikut :
1) Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati
standar ideal.
Berdasarkan kreteria ini jelas bahwa guru yang memiliki
profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya
sesuai dengan standar ideal. Ia akan mengidentifikasikan dirinya
kepada figur yang dipandang memiliki standar ideal.
2) Meningkatkan dan memelihara citra profesi.
Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan
untuk selalu meningkatkan dan memelihara citra profesi melalui
perwujudan perilaku profesional. Perwujudan ini dilakukan melalui
berbagai cara, seperti penampilan, cara bicara, penggunaan bahasa,
postur, sikap hidup sehari-hari, hubungan antar pribadi dan
sebagainya.
3) Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan
profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas
pengetahuan dan ketrampilannya.
4) Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.
Hal ini mengandung makna bahwa profesionalisme yang tinggi
ditunjukkan dengan adanya upaya untuk mencapai kualitas dan
(45)
5) Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
Profesionalisme ditandai dengan kualitas derajad kebanggaan akan
profesi yang dipegangnya.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian Wahyuni Epi (2004), tentang hubungan antara aktivitas
belajar di dalam kelas, aktivitas belajar di luar jam sekolah, dan minat belajar
terhadap prestasi belajar akuntansi menunjukkan bahwa minat belajar
mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar akuntansi (r=0,617,
P=0,000). Hal ini berarti semakin tinggi minat belajar siswa maka semakin
tinggi pula prestasi belajar siswa, sebaliknya semakin rendah minat belajar
maka prestasi belajar siswa juga akan rendah.
Penelitian Fransisca Lasmintorini (2005), tentang hubungan antara
persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa dan motivasi
belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi menunjukkan bahwa disiplin
belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa (r=0,271, P=0,023).
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi disiplin belajar siswa maka semakin
tinggi pula prestasi belajar siswa, begitu pula sebaliknya semakin rendah
disiplin belajar siswa maka semakin rendah pula prestasi belajar siswa.
Penelitian Cristina Ratnaningsih Ohoiwutun (2001), tentang hubungan
antara persepsi siswa terhadap profesionalisme guru dan motivasi belajar
siswa dengan prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa persepsi siswa
(46)
pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa (r=0,537, P=0,000). Guru
yang profesional dalam mengajar akan menyebabkan siswa berminat dan
antusias dalam mengikuti pelajaran sehingga hal tersebut akan berpengaruh
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.
Dari kajian hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar dipengaruhi oleh minat belajar, kedisiplinan belajar dan persepsi siswa
terhadap profesionalisme guru.
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan antara minat belajar akuntansi dengan prestasi belajar siswa.
Minat dapat menjadi sumber bagi semangat atau gairah belajar
siswa. Apabila seorang siswa menaruh minat yang besar terhadap
pengalaman-pengalaman belajar di sekolah dan kecenderungan ini
menetap pada dirinya serta disadari sepenuhnya oleh siswa maka siswa
akan mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan bersemangat. Dengan
adanya semangat yang tinggi dalam belajar maka diduga prestasi belajar
siswa akan tinggi, sebaliknya semangat yang rendah dalam belajar diduga
prestasi belajar siswa juga akan rendah.
2. Hubungan antara kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi belajar
akuntansi.
Disiplin adalah bersedia untuk tunduk dan berkelakuan sesuai
dengan aturan yang berlaku. Siswa yang berdisiplin tinggi akan dapat
(47)
tidak disiplin. Dalam mengikuti pelajaran dengan baik, siswa akan dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu karena siswa
mempunyai tanggungjawab yang tinggi dalam belajarnya. Rasa
tanggungjawab yang besar akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Hubungan antara persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi
dengan prestasi belajar akuntansi.
Guru yang profesional menurut pandangan siswa adalah guru yang
bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mampu
menyampaikan materi pelajaran secara menarik. Suasana yang
menyenangkan akan membuat siswa memiliki semangat yang lebih giat
dalam belajar sehingga siswa bisa memahami materi dengan baik. Dengan
adanya pemahaman materi yang baik oleh siswa maka diharapkan prestasi
belajar siswa akan meningkat.
4. Hubungan antara minat belajar akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan
persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi
belajar akuntansi.
Seorang guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian
dalam mengajar. Dengan keahliannya tersebut guru mampu membuat
siswa mempunyai rasa senang akan pelajaran yang diampunya. Perasaan
senang yang dimiliki oleh siswa akan membuat siswa mempunyai minat
terhadap mata pelajaran tersebut, dengan minat yang besar siswa akan
(48)
aturan yang berlaku, mengikuti pelajaran dengan tertib dan disiplin. Yang
akhirnya prestasi belajar siswa akan meningkat.
D. Hipotesis
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar akuntansi dengan
prestasi belajar akuntansi.
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar siswa
dengan prestasi belajar akuntansi.
3. Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap
profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
4. Ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar akuntansi,
kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme
(49)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan digunakan peneliti
adalah penelitian deskriptif korelasional dan studi kasus. Penelitian
deskriptif memberikan gambaran tentang kualitas minat belajar akuntansi,
kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme
guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi dengan sejelas mungkin
tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti. Sedangkan penelitian
korelasional digunakan untuk mengukur hubungan minat belajar
akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap
profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
Penelitian studi kasus adalah penelitian ini memusatkan diri secara
intensif terhadap suatu obyek tertentu, dengan mempelajarinya sebagai
suatu kasus (Hadari Nawawi, 1985:72). Hasil penelitian di SMA N I
Semin, hanya berlaku untuk SMA N I Semin dan tidak dimaksudkan untuk
digeneralisasikan pada SMA-SMA yang lain.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di SMA N I
Semin dengan alamat Bulurejo, Semin, Gunungkidul. Penelitian dilakukan
(50)
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa yang akan dimintai
informasinya. Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah
siswa-siswi kelas XI jurusan IPS SMA N I Semin.
2. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah minat
belajar akuntansi, kedisiplinan belajar siswa dan persepsi siswa terhadap
profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Jadi, populasi
berhubungan dengan data bukan faktor manusiannya (Nurul Zuriah,
2005:116). Menurut Ronny Kountour (2003:137) dikatakan bahwa
populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang
merupakan perhatian peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa-siswi jurusan IPS SMA N I Semin. Jumlah populasi adalah 294
orang.
2. Sampel Penelitian
Sebagian yang diambil dari populasi, baik anggotanya maupun
(51)
1990:4). Sedangkan Suharsimi Arikunto (1989:104) mengartikan bahwa
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka sampel adalah
sebagian dari populasi yang ada. Dalam pengambilan sampel harus
representatif artinya harus dapat menggambarkan keadaan populasi yang
seharusnya. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
1999:78). Peneliti mengambil sampel seluruh siswa kelas XI IPS SMA N I
Semin sebanyak 152 orang. Dengan pertimbangan bahwa kelas X belum
mendapatkan pelajaran akuntansi sedangkan kelas XII baru saja
menempuh ujian akhir dan sedang libur.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah :
a. Variabel bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Minat belajar akuntansi (x1)
Minat belajar akuntansi adalah kesadaran dalam diri subjek
(52)
2) Kedisiplinan belajar siswa (x2)
Kedisiplinan belajar siswa adalah ketaatan dan kepatuhan yang
dilakukan oleh siswa untuk melaksanakan segala kegiatan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan sehingga kegiatan
pembelajaran bisa berjalan maksimal.
3) Persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi (x3)
Persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi adalah
suatu proses dimana siswa mengorganisasikan dan
menginterprestasikan sensorinya dalam usahanya memberikan
suatu makna tertentu pada kemampuan guru akuntansi pada saat
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru.
b. Variabel terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat yaitu variabel yang munculnya dipengaruhi atau
ditentukan oleh adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Prestasi Belajar Akuntansi.
2. Pengukuran variabel
Pengukuran variabel bebas pada penelitian ini dengan
menggunakan skala sikap dari Likert. Skala Likert yaitu suatu cara yang
sistematis untuk memberi skor. Dalam skala Likert ini digunakan lima
kategori penilaian sebagai berikut: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Sedangkan alat pengukur yang digunakan
adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah berbentuk pertanyan
(53)
Tabel III.1
Ketentuan Pemberian Skor
No Keterangan Skor untuk
pernyataan positif
Skor untuk pernyataan negatif
1 Sangat Setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Ragu-Ragu 3 3
4 Tidak Setuju 2 4
5 Sangat Tidak Setuju 1 5
Pengukuran variabel terikat (prestasi belajar) didasarkan pada nilai
rapot siswa semester I.
F. Data Yang Diperlukan
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
a. Identitas diri siswa
b. Persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi
c. Kedisiplinan belajar siswa
d. Minat belajar akuntansi
e. Sejarah sekolah, struktur organisasi sekolah, sumber daya manusia,
kondisi fisik dan lingkungan sekolah, presensi siswa dan nilai rapor
(54)
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Data yang akan diperoleh dengan metode ini adalah sejarah
sekolah, struktur organisasi sekolah, sumber daya manusia, kondisi fisik
dan lingkungan sekolah, presensi siswa dan nilai rapot siswa pada
semester I.
2. Kuesioner
Metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan
tertulis kepada sejumlah siswa dan siswa tersebut menjawab pertanyaan
dengan pilihan jawaban yang sudah ada. Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang minat belajar akuntansi, kedisiplinan belajar
siswa dan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi.
H. Penyusunan Kuesioner
Tabel III.2
Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner
No Variabel bebas Item positif Item negatif
1 Minat Belajar Akuntansi
a.Perhatian pada pelajaran akuntansi
b.Terciptanya konsentrasi pada pelajaran akuntansi
c.Mencegah gangguan perhatian dari luar kelas
d.Memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan siswa e.Memperkecil kebosanan 1,2,4 6 7,9 10,11,13 14,15 3 5 8 12
2 Kedisiplinan siswa
a.Kemauan mentaati peraturan
b.Melaksanakan tugas dengan
penuh tanggungjawab
16,18
19,22,25,26,27
17,20,23,24 21
(55)
3 Persepsi siswa terhadap profesionalisme guru
a.kompetensi pedagogik
b.kompetensi kepribadian c.kompetensi sosial d.kompetensi profesional
28,29,31,32,33,35,36, 37,39,41,42,43,44 45,46,48,49 52,53,55 57,58,60,61 30,34,38,40 47,50,51 54 56,59
I. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat (Suharsimi Arikunto, 1989:136). Perhitungan tingkat validitas atau
kesahihan butir dilakukan dengan rumus koefisien korelasi Product Moment dari Pearson (Suharsimi Arikunto, 1989:138).
∑
∑
−∑
∑ ∑
∑
−∑
− = } Y) ( Y }{N X) ( X {N Y) X)( ( XY N r 2 2 2 2 XY Keterangan : XYr : Koefisien validitas X : Nilai dari setiap item Y : Nilai dari seluruh item N : Jumlah sampel
Kriteria pengujiannya adalah apabila indeks korelasi (rXY) butir
soal yang diperoleh lebih besar dari pada rtabel pada taraf signifikansi 5%,
maka butir soal tersebut dinyatakan valid, sebaliknya apabila indeks
korelasi (rXY) butir soal lebih kecil atau sama dengan rtabel maka dinyatakan tidak valid.
(56)
Dari hasil pengujian instrumen penelitian diketahui bahwa n = 62
dan db = n-2, jadi derajat kebebasannya sebesar 60 (db = 62-2) sehingga
tabel
r dari 0,05 ; 60 adalah 0,254. Hasil pengukuran validitas untuk variabel
Minat Belajar Akuntansi diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel III.3
Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Minat Belajar Akuntansi
No.Item r hitung r tabel Hasil Analisis
1 0,178 0,254 Tidak Valid
2 0,009 0,254 Tidak Valid
3 0,014 0,254 Tidak Valid
4 0,297 0,254 Valid
5 0,015 0,254 Tidak Valid
6 0,380 0,254 Valid
7 0,458 0,254 Valid
8 0,166 0,254 Tidak Valid
9 0,273 0,254 Valid
10 0,473 0,254 Valid
11 0,410 0,254 Valid
12 0,274 0,254 Valid
13 0,184 0,254 Tidak Valid
14 0,036 0,254 Tidak Valid
15 0,030 0,254 Tidak Valid
Dari hasil pengukuran 15 item soal, dapat diketahui bahwa ada 7
item soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan ada 8 item soal tidak
valid. Item-item soal yang tidak valid diperbaiki susunan kalimatnya dan
ada 2 item soal yang dibuang yaitu item no 8 dan 13, sehingga pada
variabel Minat Belajar Akuntansi yang digunakan untuk penelitian
sesungguhnya ada 13 item soal.
Hasil pengukuran validitas untuk variabel Kedisiplinan Belajar
(57)
Tabel III.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Kedisiplinan Belajar Siswa
No.Item r hitung r tabel Hasil analisis
16 0,284 0,254 Valid
17 0,322 0,254 Valid
18 0,600 0,254 Valid
19 0,378 0,254 Valid
20 0,230 0,254 Tidak valid
21 0,282 0,254 Valid
22 0,311 0,254 Valid
23 0,255 0,254 Valid
24 0,024 0,254 Tidak valid
25 0,145 0,254 Tidak valid
26 0,281 0,254 Valid
27 0,283 0,254 Valid
Dari hasil pengukuran 12 item soal, dapat diketahui bahwa ada 9
item soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan 3 item soal tidak
valid. Item-item soal yang tidak valid diperbaiki susunan kalimatnya dan
ada 1 item soal yang dibuang yaitu item no 24, sehingga pada variabel
Kedisiplinan Belajar Siswa yang digunakan untuk penelitian
sesungguhnya ada 11 item soal.
Hasil pengukuran validitas untuk variabel Persepsi Siswa Terhadap
Profesionalisme Guru Akuntansi diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel III.5
Hasil Pengukuran Uji Coba Validitas
Variabel Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru Akuntansi No.Item r hitung r tabel Hasil analisis
28 0,499 0,254 Valid
29 0,577 0,254 Valid
30 0,357 0,254 Valid
31 0,412 0,254 Valid
32 0,447 0,254 Valid
33 0,547 0,254 Valid
(58)
35 0,591 0,254 Valid
36 0,435 0,254 Valid
37 0,204 0,254 Tidak valid
38 0,189 0,254 Tidak Valid
39 0,573 0,254 Valid
40 0,523 0,254 Valid
41 0,390 0,254 Valid
42 0,669 0,254 Valid
43 0,405 0,254 Valid
44 0,631 0,254 Valid
45 0,695 0,254 Valid
46 0,417 0,254 Valid
47 0,402 0,254 Valid
48 0,493 0,254 Valid
49 0,401 0,254 Valid
50 0,616 0,254 Valid
51 0,824 0,254 Valid
52 0,291 0,254 Valid
53 0,242 0,254 Tidak Valid
54 0,472 0,254 Valid
55 0,462 0,254 Valid
56 0,559 0,254 Valid
57 0,265 0,254 Valid
58 0,321 0,254 Valid
59 0,480 0,254 Valid
60 0,425 0,254 Valid
61 0,377 0,254 Valid
Dari hasil pengukuran 34 item soal, dapat diketahui bahwa ada 31 item soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan 3 item soal tidak
valid. Item-item soal yang tidak valid diperbaiki susunan kalimatnya,
sehingga pada variabel Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru
Akuntansi yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 34 item
(59)
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto,
1989:142). Untuk menguji reliabilitas digunakan Alpha Cronbach dengan rumus yaitu (Suharsimi Arikunto, 1989:165):
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −
=
∑
22 11 1 1 r t b k k σ σ Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
2 bσ = jumlah varians butir
2
t
σ = varians total
Hasil analisis uji reliabilitas dihitung dengan program komputer
seri SPSS 15.0 dengan jumlah data n = 62 dan db = n – 2, jadi derajad
kebebasannya sebesar 60 (db = 62-2) sehingga rtabel dari 0,05 ; 60 adalah
0,254. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai
berikut:
Tabel III.6 Pengukuran Reliabilitas
No Variabel Penelitian Koefisien
reliabilitas
1 Minat Belajar Akuntansi 0,550
2 Kedisiplinan Belajar Siswa 0,630
3 Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru Akuntansi
0,904
Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa untuk semua
(60)
disimpulkan bahwa alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah
Reliabel.
J. Teknik Analisis Data
1. Uji deskriptif
a. Mendiskripsikan data hasil penelitian
Peneliti akan menyajikan data-data yang diperoleh dari kuesioner
yang telah dibagikan kepada siswa yang akan dinilai minat belajar,
kedisiplinan belajar dan persepsinya tentang profesionalisme guru
akuntansi. Dalam hal ini peneliti akan menyusun sebuah tabel
frekuensi yaitu tabel yang berisi tabulasi data dari skor-skor data yang
diperoleh dari jumlah keseluruan skor untuk item-item pertanyaan
dalam kuesioner yang dibagikan kepada siswa. Kemudian peneliti
akan memasukkan skor-skor data ke dalam tabulasi data tersebut.
b. Peneliti akan melakukan perhitungan mean, median, modus dan
deviasi standar berdasarkan skor-skor data yang telah disusun dalam
tabel distribusi frekuensi.
c. Klasifikasi data dan hasil penelitian
Untuk menentukan apakah minat belajar siswa, kedisiplinan belajar
dan persepsi siswa terhadap profesionalisme guru sangat tinggi, tinggi,
cukup, rendah dan sangat rendah, peneliti mengacu pada patokan PAP
tipe II. Untuk nilai diatas dan dibawah cukup maka diperhitungkan
(61)
Tabel III.7 PAP tipe II
Derajad Penguasaan Nilai Akhir
81%-100% Sangat Tinggi
66%-80% Tinggi 56%-65% Cukup 46%-55% Rendah
< 46% Sangat Rendah
2. Uji prasyarat analisis
Sebelum melakukan analisis data maka harus dilakukan uji prasyarat
analisis yaitu normalitas dan linearitas.
a. Uji normalitas
Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah
data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian normalitas menggunakan uji sampel dari
Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 15.0. Jika α hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini di bawah α = 0,05, maka distribusi data tersebut tidak normal. Sementara itu, jika α hitung masing-masing variabel penelitian di atas α = 0,05, maka distribusi data tersebut normal. Adapun rumus uji Kolmogrov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) sebagai berikut:
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo(Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang
(62)
b. Uji linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat
hubungan yang linier antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Rumus untuk menguji linieritas manurut Sudjana (2005:332) adalah:
2 TC 2 S F e S = Keterangan: 2 -k JK(TC) S2TC =
k -n JK(E) Se2 =
Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan F tabel dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien F hitung diperoleh dari
SPSS 15.0. jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier. Sebaliknya, jika
nilai F hitung < F tabel, maka hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat adalah linier.
Dalam hal ini, kita tolak hipotesis model regresi linier jika
) , 2 )( 1
( k n k
F
F ≥ −α − − . Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk
(63)
3. Uji Hipotesis
a. Untuk menguji hipotesis 1, 2, 3 dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Perumusan Hipotesis
a) Ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar
akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
b) Ada hubungan positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar
siswa dengan prestasi belajar akuntansi.
c) Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa
terhadap profesionalisme guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
2) Menentukan koefisien korelasi antara variabel bebas dengan
variabel terikat, dengan rumus sebagai berikut:
∑
∑
−∑
∑ ∑
∑
−∑
− = } Y) ( Y }{N X) ( X {N Y) X)( ( XY N r 2 2 2 2 XY Keterangan :r = koefisien korelasi
N = banyaknya sampel
X = variabel minat belajar akuntansi / kedisiplinan belajar siswa / persepsi siswa terhadap profesionalisme guru akuntansi
Y = variabel prestasi belajar akuntansi
Untuk pengujian hipotesis ini, digunakan alat bantu komputer program SPSS 15.0.
(64)
3) Interpretasi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan pedoman sebagai berikut (Sugiyono, 2007:250):
Tabel III.8
Interpretasi Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
b. Untuk menguji hipotesis ke 4 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menggunakan teknik analisis ganda, dengan rumus sebagai berikut
(Sutrisno Hadi, 2000:28): Y = a1X1 + a2 X2 + a3X3 + K
Keterangan:
Y = variabel terikat
X1 = variabel bebas 1
X2 = variabel terikat 2
X3 = variabel terikat 3
a1 = koefisien X1
a2 = koefisien X2
a3 = koefisien X3
K = konstan
2) Mencari koefisien korelasi antara variabel Y dengan prediktor X1,
X2, X3, digunakan korelasi ganda sebagai berikut (Sutrisno Hadi,
(65)
Ry123 =
∑
∑
+∑
+∑
2 3 3 2 2 1 1 y y x a y x a y x a Keterangan :Ry123 = koefisien korelasi antara y dengan x1, x2 dan x3,
a1 = koefisien prediktor x1
a2 = koefisien prediktor x2
a3 = koefisien prediktor x3
∑ x1y = korelasi antara x1 dengan y ∑ x2y = korelasi antara x2 dengan y ∑ x3y = korelasi antara x3 dengan y
∑ y2 = jumlah kuadrat variabel terikat y
Untuk mengetahui apakah tersebut signifikan atau tidak
maka digunakan analisis regresi. Dari analisis regresi akan ditemukan harga F regresi, yang kemudian dapat kita uji, apakah harga tersebut signifikan atau tidak. Rumus F regresi adalah (Sutrisno Hadi, 2000:23):
Freg =
(
(
2)
)
2 1 1 R m m N R − − − Keterangan:
Freg = harga F garis regresi
N = cacah kasus
m = cacah variabel bebas
R = koefisien korelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas
Harga F hitung selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel
dengan derajad kebebasan atau db sama dengan m lawan N-m-1
pada taraf signifikansi 5%. Apabila F hitung lebih besar atau sama
dengan F tabel maka koefisien korelasi menunjukkan adanya
(66)
variabel terikat. Sedangkan F hitung lebih kecil dibandingkan dengan
F tabel maka berarti koefisien korelasi tidak menunjukkan adanya
hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk pengujian hipotesis ini, digunakan alat bantu komputer program SPSS 15.0.
c. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Dari hasil analisis regresi ganda dapat diperoleh sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan dalam prosentase, dengan rumus sebagai berikut :
1) Sumbangan Relatif
%
100
) ( xy a %=∑
×
reg JK SR Keterangan:SR% = Sumbangan relatif dari suatu variabel bebas
a = Koefisien variabel bebas (x) dan variabel terikat (y)
2) Sumbangan Efektif
2
(%) E
S =SR ×R
Keterangan:
E
S = Sumbangan efektif dari variabel bebas
SR(%) = Sumbangan relatif dari suatu variabel bebas
2
(67)
BAB 1V
HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Sejarah Sekolah
SMA Semin didirikan berdasarkan prakarsa Tripika Kecamatan
Semin dan beberapa tokoh pendidik dari partai GOLKAR dari Kecamatan
semin. Sekolah tersebut didirikan pada tanggal 1 Juli 1979 oleh 5 (lima)
tokoh pendiri, yaitu:
1. Tripika Kecamatan Semin, antara lain:
a. Bapak Marsinggih, BA selaku Camat Semin.
b. Bapak Lagimin selaku Dan Ramil.
c. Bapak K. Sastroprayitno selaku Dan Sek Pol.
2. Aktifis pendidik dari partai GOLKAR Kecamatan semin, yaitu:
a. Bapak F. Sukardjan, BA selaku Komisaris Golkar Kecamatan
Semin.
b. Bapak Kusman Hadi selaku sekretaris Komisaris Golkar
Kecamatan Semin.
SMA tersebut oleh pendiri diberi nama SMA PERSIAPAN SEMIN,
selanjutnya para pendiri SMA tersebut membuat suatu yayasan yang diberi
nama yayasan karya Praja Bhakti yang telah di Akte Notaris-kan pada
tanggal 14 Juli 1979 nomer 42. Adapun susunan pengurus yayasan dalam
Akte Notaris sebagai berikut:
(68)
2 : Bapak K. Sastroprayitno (Dan Sek Pol Semin)
2. Bendahara : Bapak Lagimin (Dan Ramil Semin)
3. Sekretaris 1 : Bapak F. Sukardjan, BA
2 : Bapak Kusman Hadi
SMA tersebut oleh para pendirinya diharapkan bisa menjadi SMA
Negeri, maka pada tanggal 27 Agustus 1979 diresmikan oleh Drs. Sukiswo
(Sekwilda Gunungkidul) dan dihadiri oleh perwakilan Kandepdikbud
Gunungkidul dan Kanwil Depdikbud DIY. Bersamaan dengan
diresmikannya Yayasan Karya Praja Bhakti tersebut menjadi SMA Negeri,
juga diangkatnya Bapak F. Sukardjan, BA sebagai Kepala Sekolah dengan
SK Yayasan No 05/YKPB/VIII/1979. Langkah selanjutnya untuk
penegrian, SMA tersebut memasukkan pengurus baru, yaitu Bapak S. M.
Widiyono sebagai ketua 3 dan bapak Djum’at sebagai ketua BP3 SMA
Semin.
Pada awal tahun 1982, karena Kepala terlalu sibuk dinas pokoknya di
SMEA Negeri Wonosari dan Anggota DPRD II Gunungkidul, maka
ditunjuklah bapak Drs. Toluardi (Guru baru) sebagai Wakil kepala
Sekolah. Proses selanjutnya pada tanggal 1 Juli 1983 SMA Persiapan
Semin diresmikan menjadi SMA Negeri Semin dengan Kepala Sekolah
(69)
Tabel IV.1
Nama Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Semin Gunungkidul
NO Tahun Nama
1 1979 – 1981 Bapak F. Kardjan, BA
2 1981 – 1984 Bapak Drs. Toluardi
3 1984 – 1988 Drs. R. B. Supangkat
4 1988 – 1990 Bapak Drs. Suparto
5 1990 – 1991 Bapak Drs. Tolchah Mantur
6 1991 – 1994 Bapak Drs. Parno
7 1994 – 1997 Bapak Drs. Y. Sucipto Karto Subroto
8 1997 – 2001 Drs. Suhani
9 2001 – 2004 Drs. Toluardi
10 2004 – 2009 Drs. H. Suwarno
11 2009 - sekarang Bambang Purwadi, Spd
B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan SMA Negeri I Semin
1. Visi SMA Negeri 1 Semin Gunungkidul
Dengan penyelenggaraan pendidikan yang normatif SMA Negeri 1
semin Unggul dalam berprestasi di kabupaten Gunungkidul dalam
bidang IPTEK, IMTAK dan ketrampilan.
2. Misi SMA Negeri 1 Semin Gunungkidul
Dengan meningkatkan mutu akademik, melaksanakan program
IMTAK dan melaksanakan program yang relevan kebutuhan agar
(70)
Strategi
a. Bidang Akademik
1) Pendalaman materi untuk Mapel yang di UNAS-kan
2) Latihan Ulangan Umum
3) Latihan ujian
4) Pembinaan siswa unggulan
5) Pengadaan modul
b. Bidang IMTAK
1) Ekstrakurikuler baca tulis Al-Qur’an
2) Tertib ibadah
3) Pondok pesantren
4) Pendalaman Al-Kitab
c. Bidang Ketrampilan
Mengobtimalkan program kegiatan ekstrakurikuler komputer,
menjahit, seni Tari, Seni Lukis, Seni Musik dan English
Conversation.
3. Tujuan SMA Negeri 1 Semin Gunungkidul
a. Meningkattkan perolehan UAN rata-rata 0,03 pada tahun pelajaran
2007/2008
b. Meningkatkan jumlah siswa yang diterima di PTN
c. Bebas buta huruf Arab
(71)
e. Pendalaman Al-Kitab
f. Bebas Narkoba
g. Mampu mengoprasikan program komputer, WS, Lotus dan
Windows (Wajib bagi kelas X, XI dan XII)
h. Mampu berbicara dalam bahasa Inggris
i. Tersalurkan minat Seni Tari, Seni Musik dan Seni Lukis bagi siswa
yang berbakat.
C. Sumber Daya Manusia
SMA Negeri 1 Semin memiliki 2 macam tenaga personalia, yaitu
guru dan karyawan. Jumlah personalia di SMA Negeri 1 semin adalah
sebagai berikut:
1. Tenaga Guru
a. Guru tetap PNS : 56 orang
b. Guru tidak tetap : 10 orang
c. Guru GTT PNS : 1 orang
2. Karyawan
a. Karyawan tetap PNS : 8 orang
(72)
D. Siswa SMA Negeri 1 Semin
Tabel IV.2
Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Semin
JURUSAN ROM-BE
L
KELAS X KELAS XI KELAS XII TOTAL
L P JML L P JML L P JML L P JML
UMUM 6 81 133 214 81 133 214
IPA 2 15 41 56 15 41 56
IPS 4 49 103 152 49 103 152
IPA 2 25 47 72 25 47 72
IPS 4 63 76 142 63 76 142
TOTAL 19 214 208 214 233 400 633
E. Fasilitas Pendidikan dan Latihan Keadaan Tanah dan Bangunan
Bersertifikat : 4864 m2
Dalam proses sertifikat : 6890 m2
Terdiri dari :
Bangunan : 2903 m2
Halaman Upacara : 782 m2
Lain-lain : 8.069 m2
Tabel IV.3 Keadaan Ruangan
Ruang Jumlah Luas
m2
Kondisi
R.Baik m2
R.Ringan m2
R.Berat m2
Ruang Teori/kelas 22 1.584 1.296 288 -
(73)
Lab. IPA 1 144 144 - -
Lab. Bahasa 1 144 - 144 -
Lab. Komputer 2 144 144 - -
Ruang Perpustakaan 1 112 - 112 -
Ruang Ketrampilan 1 72 - - 72
Ruang Kantor Osis 1 32 - 32 -
Ruang UKS 1 8 8 - -
Masjid 1 150 150 - -
Ruang Kantor BP/BK
1 16 16 - -
Ruang kantor guru 1 108 108 - -
Ruang Kantor TU 1 58 58 - -
Ruang Kantor Kasek 1 40 40 - -
Ruang WC/KM guru 3 18 18 - -
Ruang WC/KM siswa
13 117 117 - -
Gudang 2 36 36 - -
F. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah
SMU Negeri 1 Semin mempunyai keadaan lingkungan fisik yang
baik dan tergolong ideal guna berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Lokasi SMU Negeri 1 Semin adalah di Bulurejo, Semin, Gunungkidul dan
menempati area tanah seluas 11.754 m2 dengan penggunaan luas bangunan
2.903 m2, halaman upacara 782 m2 dan lain-lain seluas 8.069 m2.
Disekolah ini dikelilingi pagar tembok dan besi sehingga menjamin
(74)
G. Organisasi Sekolah
Gambar IV.1
STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 1 SEMIN
KEPALA SEKOLAH
KASUBBAG TATA USAHA
WAKASEK Urs. SARANA/PR
WAKASEK Urs. HUMAS WAKASEK Urs.
KURIKULUM WAKASEK Urs.
KESISWAAN
GURU-GURU KOORDINATOR BP
(75)
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini total data yang diambil dari kuesioner untuk
kelas XI jurusan IPS sebanyak 139 ekslempar. Kuesioner ini sebelum
disebarkan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya dan diperoleh
hasil 14 item soal dari 61 item soal yang tidak valid dengan rincian minat
belajar siswa 8 item soal yang tidak valid, kedisiplinan belajar siswa 3
item soal yang tidak valid dan persepsi siswa terhadap profesionalisme
guru 3 item soal yang tidak valid tetapi ketiga variabel tersebut semuanya
reliabel. Dari item soal yang tidak valid tersebut diperbaiki kalimatnya
agar mudah dipahami oleh siswa, dan ada item yang dibuang sehingga
selanjutnya ada 58 item soal yang bisa digunakan untuk penelitian.
Sebelum data dianalisis, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah analisis deskripsi data minat belajar Akuntansi (X1), kedisiplinan
belajar siswa (X2), persepsi siswa terhadap profesionalisme guru (X3) dan
prestasi belajar akuntansi (Y). Bentuk dari pendeskripsian data tersebut
menggunakan daftar tabulasi distribusi frekuensi untuk masing-masing
variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat. Penilaian
masing-masing variabel menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II
(76)
1. Minat Belajar Akuntansi
Interpretasi data penelitian variabel Minat Belajar Akuntansi
dilakukan dengan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II.
Berikut ini disajikan hasil interpretasinya (lihat lampiran VIII):
Tabel V.1
Interpretasi Minat Belajar Akuntansi Interval Frekuensi Prosentase
(%)
Kategori
55 – 65 13 9,35 Sangat Tinggi
47 – 54 60 43,17 Tinggi
42 – 46 48 34,53 Cukup
37 – 41 14 10,07 Rendah
Di bawah 37 4 2,88 Sangat rendah
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa terdapat 13 siswa
(9,35%) mempunyai minat belajar akuntansi yang sangat tinggi, 60
siswa (43,17%) mempunyai minat belajar akuntansi tinggi, 48 siswa
(34,53%) mempunyai minat belajar akuntansi yang cukup, 14 siswa
(10,07%) mempunyai minat belajar akuntansi yang rendah dan 4
siswa (2,88%) mempunyai minat belajar akuntansi yang sangat
rendah. Hasil perhitungan mean, median, modus dan standar deviasi
instrumen minat belajar akuntansi sebesar 47,01, 46,90, 46,5 dan 5,34.
Dengan melihat penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
minat belajar akuntansi untuk siswa-siswi kelas XI jurusan IPS SMA
(77)
dibuktikan bahwa sebagian besar variabel minat belajar akuntansi
terletak pada kategori tinggi.
2. Kedisiplinan Belajar Siswa
Interpretasi data penelitian variabel Kedisiplinan Belajar Siswa
dilakukan dengan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II.
Berikut ini disajikan hasil interpretasinya (lihat lampiran VIII):
Tabel V.2
Interpretasi Kedisiplinan Belajar Siswa Interval Frekuensi Prosentase
(%)
Kategori
47 – 55 27 19,42 Sangat Tinggi
40 – 46 74 53,24 Tinggi
36 – 39 27 19,42 Cukup
31 – 35 7 5,04 Rendah
Di bawah 31 4 2,88 Sangat rendah
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa terdapat 27 siswa
(19,42%) mempunyai kedisiplinan belajar siswa yang sangat tinggi,
74 siswa (53,24%) mempunyai kedisiplinan belajar siswa tinggi, 27
siswa (19,42%) mempunyai kedisiplinan belajar siswa yang cukup, 7
siswa (5,04%) mempunyai kedisiplinan belajar siswa yang rendah dan
4 siswa (2,88%) mempunyai kedisiplinan belajar siswa yang sangat
rendah. Hasil perhitungan mean, median, modus dan standar deviasi
instrumen kedisiplinan belajar akuntansi sebesar 41,97, 42,35, 43,20
dan 5,43. Dengan melihat penjelasan tersebut, maka dapat
(1)
165 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
(3)
167
LAMPIRAN 10
SURAT IZIN PENELITIAN
(4)
(5)
169 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)