playing. Penelitian ini didasari dengan masih banyaknya pembelajaran konvensional dan seringkali pembelajaran yang terjadi hanya satu arah saja.
Sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Sehingga peneliti memutuskan untuk menggunakan metode role playing sebagai salah satu
metode yang dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa. Metode role playing dapat memberikan pengalaman bagi siswa merasakan gambaran praktik
nyata akutansi diterapkan di dunia usaha. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII Sosial 3 SMA
Kolese De Britto. Peneliti menggunakan pre tast sebelum penggunaan metode role playing dan post test sesudah pelaksanaan metode role playng. Hasil dari
penelitian ini menunjukan adanya peningkatan skor pre tes dan post tes siswa, pre tes siswa yang semula 4,48 pada post tes meningkat menjadi 5,97.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode role playing dapat membantu siswa kelas XII Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogyakarta meningkatkan
pemahaman terhadap siklus akuntansi perusahaan jasa.
2.3 Skema Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian menggunakan metode role playing yang sudah dilakukan sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Victori Venny dan
Felix Wintala yang menunjukkan dengan menggunakan metode role playing mampu meningkatkan prestasi belajar siswa SMA. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Ratna Sulistyaningrum menunjukkan bahwa penggunaan metode role playing mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar pada siswa SMP.
Dari ketiga penelitian tersebut peneliti melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VD SDN Ungaran 1
dengan Menggunakan Metode Role Playing. Bagan 2.1 menunjukkan posisi penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Bagan 2.1 Skema Penelitian yang Relevan
2.4 Kerangka Berfikir
Pembelajaran IPS merupakan suatu pembelajaran yang rentan akan minat dan perhatian dari siswa, karena dalam pembelajaran ini cenderung berisi hafalan
dan informasi-informasi yang susah untuk dipahami siswa. Apalagi jika metode
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar
IPS Siswa Kelas VD SDN Ungaran 1
Menggunakan Metode Role Playing
Skripsi Ratna Sulistiyaningrum dengan judul pengaruh pembelajaran fisika
menggunakan metode role play pada pokok bahasan gerak lurus terhadap
keterlibatan, minat dan prestasi belajar siswa di SMP N 2 Moyudan Tahun 2012
Penerapan Metode Role Playing Sebagai Upaya Meningkatkan
Pemahaman Materi Analisis Bukti Transaksi dan Pencatatan Bukti
Transaksi ke Dalam Jurnal Umum pada Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Siswa
Kelas XI IPS ” yang disusun oleh Victori Venny Nawang Setyaningrum, prodi
Pendidikan Akuntansi, JIP, FKIP, USD tahun 2011
penerapan Metode Role Playing Sebagai Upaya Meningkatkan
Pemahaman Materi Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Siswa Kelas XII Sosial”
yang disusun oleh Felix Wintala, prodi Pendidikan Akuntansi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP, USD, 2011
yang digunakan kurang tepat maka siswa akan lebih sulit untuk memahami dan cenderung tidak berminat pada mata pelajaran ini. Minat merupakan suatu faktor
yang utama dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, apabila seorang siswa mempunyai minat yang baik maka ia akan dengan antusias mengikuti
pembelajaran, yang akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Pemilihan metode ceramah misalnya, metode ini sering digunakan guru dalam
pembelajaran IPS, dan siswa terlihat bosan dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Selain itu partisipasi siswa dalam pembelajaran yang menggunakan metode
ceramah juga lebih sedikit dibandingkan dengan metode-metode pembelajaran inovatif.
Pemilihan suatu metode yang cocok dan menarik akan meningkatkan minat siswa pada suatu mata pelajaran. Pemilihan metode yang sesuai juga dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam suatu pembelajaran, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Salah satu metode yang dapat meningkatkan
minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah metode role playing. Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Dengan metode ini siswa tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru ataupun menghafal
informasi-informa dari sumber, tapi ikut berperan aktif dalam pembelajaran yang dapat kita atur sesuai dengan materi atau tujuan pembelajaran seperti apa yang
ingin dicapai.
2.5 Hipotesis Tindakan