42
Biologi SMA dan MA Kelas X
2. Nutrisi dan Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Untuk dapat hidup, bakteri memerlukan nutrisi yang tepat. Semua sel bakteri membutuhkan sumber karbon, nitrogen,
belerang, fosfor, garam-garam anorganik misalnya kalium, magnesium, natrium, kalsium, dan besi, dan sejumlah mikro-
nutrien antara lain seng, tembaga, mangan, selenium, tungsten, dan molibdenum dalam jumlah sedikit.
Terdapat dua jenis sumber karbon bagi bakteri, yaitu karbon yang berasal komponen organik dan dari komponen anorganik.
Berdasarkan cara memperoleh makanan sumber karbon, bakteri dibedakan menjadi bakteri heterotrof dan autotrof.
a. Bakteri Heterotrof
Bakteri heterotrof memerlukan karbon yang berasal dari komponen organik. Bakteri jenis ini tidak dapat membuat
senyawa organik dari substansi anorganik sederhana, jadi selalu hidup dengan memperoleh makanan dari organisme
lain. Kelompok terbesar bakteri heterotrof adalah bakteri saprofit
, yaitu bakteri yang memperoleh zat organik dari penguraian sampah, bangkai, kotoran, dan sebagainya.
Dalam proses penguraian itu dihasilkan CO
2
, H
2
O, energi, dan mineral-mineral. Kelompok bakteri heterotrof yang lain
memperoleh makanan langsung dari organisme lain, disebut bakteri parasit. Bakteri parasit ditemukan pada manusia,
hewan, dan tumbuhan. Bakteri parasit yang menyebabkan penyakit disebut bakteri patogen, misalnya Bacillus antrachis
yang menyebabkan penyakit antraks pada sapi. Beberapa jenis bakteri parasit tidak menimbulkan penyakit pada
organisme yang ditumpanginya dan disebut bakteri apatogen, misalnya Escherichia coli yang hidup di usus besar manusia.
b. Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof dapat menggunakan karbon anorganik atau karbon dioksida bebas CO
2
sebagai sumber karbon. Bakteri jenis ini dapat membuat senyawa organik dari zat-zat
anorganik, jadi dapat menyusun makanan sendiri. Berdasarkan sumber energi yang dipergunakan untuk
mensintesis senyawa organik, bakteri autotrof dibedakan menjadi bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof.
1 Bakteri fotoautotrof
Bakteri fotoautotrof menggunakan energi cahaya untuk mensintesis senyawa organik yang diperlukan melalui
proses fotosintesis. Bakteri ini mempunyai klorofil yang disebut bakterioklorofil. Contohnya adalah bakteri sulfur
hijau, bakteri sulfur ungu, dan bakteri nonsulfur ungu. Proses fotosintesis pada bakteri dilakukan secara
anaerobik dan tidak dihasilkan oksigen.
2 Bakteri kemoautotrof Bakteri kemoautotrof menggunakan energi kimia dari
oksidasi molekul organik untuk menyusun makanannya. Molekul organik yang dapat digunakan oleh bakteri
Gambar 3.7 Bacillus antrachis menye-
babkan penyakit antraks pada ternak.
Sumber: Microsoft Encarta, 2006
Di unduh dari : Bukupaket.com
Eubacteria dan Archaebacteria
43
kemoautotrof adalah senyawa nitrogen, belerang, dan besi, atau dari oksidasi gas hidrogen. Dalam prosesnya
bakteri ini membutuhkan oksigen. Contohnya adalah bakteri besi, bakteri belerang, dan bakteri nitrogen.
Selain ketersediaan nutrisi, bakteri juga memerlukan kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk tumbuh optimum.
Kondisi lingkungan sangat memengaruhi aktivitas dan pertumbuhan bakteri. Berikut ini dijelaskan beberapa faktor
yang memengaruhi pertumbuhan bakteri. a. Oksigen
Reaksi biokimiawi dalam proses metabolisme memerlukan energi yang dihasilkan melalui respirasi. Dalam respirasi,
ada bakteri yang memerlukan oksigen dan ada pula yang tidak memerlukan oksigen. Berdasarkan kebutuhan terhadap
oksigen, bakteri dibedakan menjadi tiga kelompok.
1 Bakteri aerob obligat Bakteri aerob obligat memerlukan oksigen bebas dalam
proses respirasi. Bakteri ini hanya dapat tumbuh di tempat yang cukup tersedia oksigen. Oksigen diperlukan
untuk memecah bahan organik zat makanan sehingga diperoleh energi. Bakteri jenis ini menyukai tempat hidup
yang dapat berhubungan dengan udara bebas. Contoh- nya adalah Bacillus substilis, Pseudomonas aeruginosa,
Mycobacterium tuberculosis,
dan Thiobacillus ferooxidans. 2 Bakteri anaerob obligat
Bakteri anaerob obligat tidak memerlukan oksigen bebas untuk melangsungkan proses respirasi. Bakteri ini
hanya dapat tumbuh di tempat yang tidak mengandung oksigen bebas. Untuk respirasinya, bakteri jenis ini mem-
punyai enzim tertentu yang spesifik guna memecah bahan organik menghasilkan energi dalam keadaan
anarob. Contoh bakteri anaerob obligat adalah Clostridium tetani,
Methanobacterium, dan Bacteroides. 3 Bakteri anaerob fakultatif
Bakteri anaerob fakultatif dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan konsentrasi oksigen yang
rendah. Oksigen tidak diperlukan dalam pembentukan energi, tetapi dapat memacu proses metabolisme,
sehingga keberadaan sedikit oksigen mengakibatkan proses respirasi lebih efisien dibandingkan keadaan
anaerob. Contohnya adalah Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli
, dan Staphylococcus aureus.
b. Suhu
Laju pertumbuhan bergantung pada reaksi biokimiawi dan reaksi ini dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian pola
pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh suhu. Suhu optimum yang dikehendaki bakteri untuk pertumbuhan
berbeda-beda. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baiksesuai untuk kehidupan suatu jenis bakteri.
Bio Info
Adakah Bakteri di Luar Bumi?
Bakteri dapat hidup di tempat yang ekstrim, misalnya ditemukan bakteri
yang hidup di tempat yang sangat alkalis basa dengan pH 11,5.
Bakteri lain mampu hidup di tempat dengan kadar garam dan amonia
yang tinggi. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa bakteri juga dapat
dijumpai di luar bumi. Namun demikian contoh tanah Bulan yang
dibawa astronot tidak menunjuk- kan adanya jasad renik. Demikian
juga wahana penyelidikan yang diluncurkan untuk menyelidiki
kehidupan di planet lain belum berhasil menunjukkan adanya
kehidupan mikroorganisme di luar Bumi.
Gambar 3.8 Escherichia coli meru-
pakan bakteri anaerob obligat.
Sumber: www.wikipedia.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
44
Biologi SMA dan MA Kelas X
Berdasarkan suhu optimumnya, bakteri dibedakan menjadi tiga kelompok.
1 Bakteri psikrofil, dapat tumbuh pada suhu 0° – 30°C dengan suhu optimum 15°C. Contoh bakteri psikrofil
adalah Pseudomonas, Flavobacterium, Achromobacter, dan Alcaligenes
. 2 Bakteri mesofil, dapat tumbuh pada suhu 25° – 37°C
dengan suhu optimum 32°C. Umumnya bakteri jenis ini hidup di dalam alat pencernaan. Beberapa jenis bakteri
bahkan dapat hidup dengan baik pada suhu sekitar 40°C. Semua jenis bakteri yang bersifat patogen pada hewan
merupakan bakteri mesofil.
3 Bakteri termofil, dapat tumbuh pada daerah yang suhunya tinggi, lebih dari 40°C. Temperatur optimumnya
antara 55 – 60°C. Bakteri ini dijumpai pada sumber- sumber air panas, kawah gunung berapi, geiser, dan
sebagainya. Contoh bakteri termofil adalah Thermus aquaticus, Sulfolobus acidocaldarius,
dan Chloroflexus.
c. Kelembapan
Bakteri dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang lembap. Jika keadaan lingkungan menjadi kering, kegiatan
metabolismenya terhenti. Dalam keadaan ini bakteri akan membentuk spora yang dapat bertahan hidup dalam jangka
waktu yang lama.
d. Tekanan Osmosis
Sel bakteri mempunyai tekanan osmosis tertentu, sehingga menghendaki lingkungan yang tekanan osmosisnya sama
dengan tekanan osmosis sel isotonis. Jika sel bakteri berada pada lingkungan yang hipertonis misalnya dalam larutan
gulagaram yang pekat pertumbuhannya akan terhambat karena dapat menyebabkan plasmolisis, yaitu terlepasnya
membran sel dari dinding sel. Namun demikian beberapa jenis bakteri diketahui dapat menyesuaikan diri terhadap
kadar garam atau kadar gula yang tinggi. Bakteri yang dapat hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi disebut
bakteri halofil, misalnya Halobacterium.
e. Derajat KeasamanpH
Setiap jenis bakteri menghendaki pH tertentu untuk dapat tumbuh optimum. Hal ini berkaitan dengan batas pH bagi
kerja enzim. Derajat keasaman di luar batas nilai optimum menyebabkan kerusakan pada enzim, sehingga metabolisme
sel terganggu. Beberapa jenis bakteri dapat hidup dengan baik pada pH tinggi lingkungan bersifat basa maupun pada
pH rendah lingkungan bersifat asam, namun kebanyakan bakteri memerlukan pH antara 6,5 – 7,5. Thiobacillus
ferrooxidans
dapat tumbuh dengan baik pada pH 1,3.
f. Radiasi
Pada umumnya radiasi cahaya menyebabkan kerusakan pada bakteri nonfotosintetik. Cahaya dengan panjang
gelombang yang pendek jika dipaparkan pada bakteri akan
Gambar 3.9 Salmonella typhi meru-
pakan patogen pada manusia, termasuk bakteri
mesofil.
Sumber: www.wikipedia.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
Eubacteria dan Archaebacteria
45
menyebabkan ionisasi komponen sel yang dapat berakibat pada kematian. Oleh karena itu energi radiasi dari sinar X,
sinar gamma, dan sinar ultraviolet banyak digunakan untuk sterilisasi bahan makanan.
g. Senyawa Kimia
Beberapa bahan kimia seperti antibiotik dan desinfektan dapat merusak dan mematikan sel bakteri, sehingga keberadaan
bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
3. Perkembangbiakan dan Rekombinasi pada Bakteri