124
Biologi SMA dan MA Kelas X
Tumbuhan lumut meliputi tiga divisi yaitu Hepatophyta, Bryophyta, dan Anthocerophyta. Umumnya berukuran kecil
antara 1 – 10 cm atau lebih. Semua lumut tidak menghasilkan bunga atau biji, sebagai gantinya lumut menghasilkan spora
sebagai alat perkembangbiakannya.
1. Ciri-Ciri Lumut
Lumut belum memiliki berkas pembuluh sejati jaringan pengangkut air dan makanan tidak dapat dibedakan menjadi
xilem dan floem. Organ penyerap hara dan organ fotosintetik dapat dibedakan dengan mudah, namun belum memiliki akar
dan daun sejati. Organ penyerap haranya adalah rizoid. Daun terdiri dari beberapa lapis sel yang disebut mikrofil, umumnya
tersusun rapat menutupi batang. Lumut tingkat tinggi telah memiliki sel-sel khusus yang mengangkut air yang diserap dari
dalam tanah yang menyerupai xylem. Semua lumut bersifat fotoautotrof yaitu memperoleh makanan dengan fotosintesis
karena daunnya mempunyai kloroplas yang mengandung klorofil a, klorofil b, dan karotenoid.
Lumut tidak mempunyai lapisan kutikula yang mencegah kehilangan air, sehingga lumut menghendaki habitat yang
lembab atau basah, tidak terpapar sinar matahari langsung, baik di atas tanah, bebatuan, atau di kulit pepohonan, Beberapa jenis
beradaptasi sebagai tumbuhan air, sedang jenis yang lain tumbuh pada musim basah dan menjadi dorman ketika musim kering.
Meskipun dapat ditemukan hampir di semua tempat, namun tidak ditemukan lumut yang hidup di laut. Tumbuhan lumut
sering disebut tumbuhan pelopor, karena dapat tumbuh di suatu tempat yang tidak dapat ditumbuhi jenis tumbuhan lain. Ini
terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas.
Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi lumut dan tumbuhan yang lain.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air karena sifat selnya yang
menyerupai spons, dan sebagai penyerap polutan. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata
dan untuk membuat media tanam dalam budidaya tanaman secara hidroponik. Di Florida lumut Fontias antipyretica yang
hidup di sungai yang alirannya tenang sering digunakan untuk membantu memadamkan kobaran api karena daunnya dapat
menyimpan banyak air.
2. Daur Hidup Lumut
Dalam hidupnya lumut mengalami pergiliran keturunan antara generasi gametofit dan generasi sporofit. Generasi gametofit
bersifat haploid lebih menonjol dibandingkan generasi sporofit. Lumut yang sehari-hari kamu lihat adalah generasi gametofitnya.
A Tumbuhan Lumut
Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer,
2005
Gambar 7.3 Lumut menghasilkan
spora sebagai alat perkembangbiakan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Regnum Plantae
125
Pada fase ini lumut membentuk struktur batang dan daun, melakukan fotosintesis, membentuk organ reproduksi
gametangia anteridium dan arkegonium, gamet, dan spora. Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut
berumah satu
monoisous atau autoisous dan jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua dioisous sehingga terdapat
lumut jantan dan betina. Generasi sporofit memperoleh makanan dari generasi gametofit, sehingga hidupnya
tergantung pada generasi gametofit.
Siklus hidup lumut dimulai ketika spora berkecambah menghasilkan protonema. Protonema kemudian tumbuh dan
berdiferensiasi membentuk rizoid, batang, dan mikrofil. Dari ujung batang berkembang organ reproduksi. Organ reproduksi
betina disebut arkegonia yang dilindungi oleh modifikasi daun yang disebut perisaeta. Organ reproduksi jantan disebut
anteridium yang ditutupi oleh modifikasi daun yang disebut perigonium
. Arkegonium menghasilkan sel telur atau ovum dan anteridium menghasilkan sperma yang berflagela dua. Sperma
kemudian berenang untuk membuahi sel telur. Pembuahan ini hanya dapat berlangsung bila lingkungannya basah atau berair.
Gerakan sperma ke arah sel telur berupakan gerak kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang
dihasilkna oleh sel telur. Hasil pembuahan membentuk zigot yang kemudian tumbuh memjadi sporofit yang bersifat haploid.
Ketika sporofit masak menjadi dewasa, yaitu berumur antara ¼ – ½ tahun akan membentuk tangkai panjang disebut seta
yang ujungnya berupa kapsul yang disebut sporogonium. Di dalam kapsul, setiap sel induk spora membelah menghasilkan
empat spora yang berkumpul membentuk tetrad. Ketika spora telah masak, kapsul pelindungnya pecah dan spora dibebaskan.
Spora kemudian dilepaskan yang dapat berkecambah dan memulai siklus hidup lumut lagi. Secara singkat daur hidup
lumut dapat kamu amati pada Gambar 7.4
Gambar 7.5 Lumut mengala
mi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit.
Sumber: Encyclopedia Britannica, 2006
spora protonema
tumbuhan lumut gametofit
zigot sporogonium sporofit
spora anteredium
arkegonium spermatozoid
sel telurovum
Gambar 7.4 Daur hidup tumbuhan
lumut.
Sumber: Ensiklopedia Umum
arkegonium sporofit dewasa
sperma
ovum anteridium
sporangium operkulum
spora dilepaskan spora
protonema tunas
rizoid organ
seks
gametofit betina embrio
arkegonium gametofit jantan
Di unduh dari : Bukupaket.com
126
Biologi SMA dan MA Kelas X
Kegiatan 7.1
Struktur Tumbuhan Lumut A. Tujuan
Mengamati struktur tumbuhan lumut.
B. Alat dan Bahan
1. Tumbuhan lumut 2. Kaca pembesar
3. Pisau
C. Cara Kerja
1. Carilah tumbuhan lumut yang ada di sekitar rumah atau sekolahmu, kemudian dengan hati-hati ambillah contoh beserta medianya menggunakan pisau.
2. Amatilah struktur tumbuhan lumut dengan cermat menggunakan kaca pembesar. 3. Gambarlah hasil pengamatanmu dan berilah keterangan bagian-bagian tumbuhan
lumut.
D. Pertanyaan
1. Dari hasil pengamatanmu, bagaimanakah struktur tumbuhan lumut? Apakah fungsi bagian-bagian tumbuhan lumut itu?
2. Bagian apakah yang digunakan sebagai alat perkembangbiakan lumut? 3. Lumut yang kamu amati termasuk generasi gametofit ataukah sporofit?
Tunjukkan ciri-ciri fase gametofit dan fase sporofit. 4. Jelaskan daur hidup tumbuhan lumut.
Untuk memahami struktur tumbuhan lumut, lakukan
Kegiatan 7.1.
3. Klasifikasi Lumut