Filum Nemathelminthes Nematoda sma10bio Biologi HerniBudiati

150 Biologi SMA dan MA Kelas X

c. Kelas Cestoda Cacing Pita

Cacing pita memiliki tubuh yang pipih dan dilindungi lapisan kutikula, panjangnya mencapai 2 – 3 m yang terdiri dari bagian kepala skoleks dan tubuh strobila. Kepala dilengkapi alat pengisap berjumlah dua atau lebih. Setiap segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan. Makin ke posterior segmen makin melebar. Setiap segmen proglotid merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit. Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus Vertebrata, oleh karena itu tidak mempunyai alat pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran pengeluaran yang berakhir dengan sel api. Sistem saraf sama seperti Planaria dan cacing hati, tetapi kurang berkembang. Contoh Cestoda yaitu Taenia saginata parasit dalam usus manusia, Taenia solium parasit dalam usus manusia, Choanotaenia infudibulum parasit dalam usus ayam, Echinococcus granulosus parasit dalam usus anjing, dan Diphyllobothrium latum menyerang manusia melalui inang protozoa. Daur hidup Taenia saginata dimulai dari dalam usus manusia yang terdapat proglotid masak yaitu segmen cacing yang mengandung sel telur yang telah dibuahi embrio. Telur ini kemudian keluar bersama feses. Bila telur termakan sapi dan sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster. Larva kemudian menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa, menuju ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut sistiserkus bovis larva cacing. Kista akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut sistiserkus. Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau setengah matang. Dinding sistiserkus akan dicerna di lambung sehing- ga larva dibebaskan. Larva menempel pada usus manusia dengan menggunakan skoleks. Larva kemudian tumbuh membentuk proglotid yang dapat menghasilkan telur. Perhatikan daur hidup Taenia saginata pada Gambar 8.18. Taenia solium mirip dengan Taenia saginata, bedanya adalah skoleks pada Taenia saginata mempunyai alat pengisap tanpa kait dan inang perantaranya adalah sapi, sedangkan Taenia solium memiliki skoleks dilengkapi dengan kait dan inang perantaranya adalah babi. larva terdapat dalam otot membentuk sisteserkus daging sapi berisi larva cacing alat hisap kepala kait proglotid larva onkosfer kait usus sapi larva dalam pembuluh darah Gambar 8.18 Daur hidup cacing pita Taenia saginata Sumber: Bank Gambar Penerbit, 2006 Gambar 8.17 Taenia saginata jenis cacing Cestoda yang bersifat parasit. Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2005 Tugas 8.4 1. Apakah yang dimaksud daya regenerasi pada Planaria? 2. Jelaskan daur hidup cacing hati Chlonorchis sinensis.

4. Filum Nemathelminthes Nematoda

Semua Nemathelminthes berbentuk bulat panjang, tidak bersegmen, dan tubuhnya bersifat tripoblastik dengan selom semu. Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani nematos benang dan helminthes cacing yang berarti cacing yang berbentuk gilig seperti benang. Di unduh dari : Bukupaket.com Kingdom Animalia 151 Cacing Nemathelminthes mempunyai tubuh berbentuk gilig atau bulat panjang dan tidak bersegmen, tripoblastik dengan selom semu tripoblastik pseudoselomata, dan permukaan tubuhnya dilapisi kutikula. Sebagian besar cacing ini hidup bebas di air dan tanah, tetapi ada juga yang bersifat parasit pada tanaman dan saluran pencernaan Vertebrata. Saluran pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai anus. Beberapa jenis diantaranya memiliki kait. Sistem saraf berupa cincin saraf yang mengelilingi esophagus yang dihubungkan dengan enam serabut saraf. Respirasi dilakukan secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Tidak memiliki sistem sirkulasi, tetapi mempunyai cairan yang berfungsi seperti darah. Nemathelminthes berkembang biak secara seksual dengan fertilisasi internal. Cacing betina biasanya berukuran lebih besar dari cacing jantan. Ujung posterior cacing betina lurus sedangkan cacing jantan ujungnya berkait. Gonad kelenjar kelamin berhubungan langsung dengan saluran alat kelamin dan telur dilapisi oleh zat kitin. Beberapa contoh cacing Nemathelminthes adalah sebagai berikut. a. Ascaris lumbricoides Cacing ini sering disebut cacing gelang atau cacing perut karena bersifat parasit di dalam usus halus manusia. Cacing dewasa dapat mencapai panjang 40 cm dengan permukaan tubuh yang licin dan dilindungi lapisan kutikula. Di dalam usus halus, cacing dewasa bertelur, kemudian telur yang mengandung embrio ini keluar bersama feses. Telur ini jika ikut termakan oleh manusia akan menetas di usus infeksi pasif. Larva dapat menembus dinding usus dan masuk ke dalam peredaran darah menuju paru-paru. Larva kemudian menuju ke faring dan bila tertelan akan masuk ke usus halus. Di dalam usus halus cacing menghisap sari makanan dan mulai bertelur setelah dewasa.

b. Ancylostoma duodenale

Cacing ini dikenal sebagai cacing tambang yang persebarannya di daerah tropis Asia dan Afrika. Di daerah Amerika terdapat cacing yang serupa yang dikenal sebagai Necator americanus. Cacing tambang berukuran 1 – 1,5 cm dan bersifat parasit dalam usus manusia. Pada mulutnya terdapat kait berupa gigi dari kitin untuk melekat dan melukai dinding usus inangnya. Cacing ini mengisap darah inang sehingga dapat menyebabkan anemia. Penyakit yang disebabkan cacing tambang disebut ankilostomiasis. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan telur ini dapat keluar bersama feses. Di tempat yang lembab dan becek telur dapat menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform. Larva kemudian berkembang menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki atau tangan dan masuk ke dalam sistem peredaran darah menuju ke jantung, paru-paru, faring, tenggorok, dan masuk ke dalam usus infeksi aktif. Cacing kemudian mengisap darah pada dinding usus. Gambar 8.19 Ascaris lumbricoides betina. Sumber: Bank Gambar Penerbit, 2006 Gambar 8.20 Daur hidup Ancylostoma duodenale. larva filariform menembus kulit larva filariform larva rhabditiform telur pada feses dewasa di dalam usus halus Sumber: Bank Gambar Penerbit, 2006 Di unduh dari : Bukupaket.com 152 Biologi SMA dan MA Kelas X

c. Trichinella spiralis

Trichinella spiralis sering disebut cacing otot. Cacing ini bersifat parasit di usus manusia, babi, dan tikus yang dapat menyebabkan penyakit trikinosis. Larva dapat masuk bersama makanan ke dalam usus. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan menghasilkan larva. Larva dapat menembus usus mengikuti aliran darah dan bergerak menuju otot.

d. Enterobius vermicularis

Cacing ini disebut juga cacing kremi yang bersifat parasit di dalam usus manusia terutama pada anak-anak. Cacing betina bertelur pada malam hari dan mengeluarkan zat yang dapat menyebabkan rasa gatal di daerah anus.

e. Wuchereria bancrofti

Cacing ini bersifat parasit yang hidup pada pembuluh limfe atau getah bening manusia. Cacing dapat menyebabkan penyumbatan aliran limfe sehingga terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki, akibatnya kaki menjadi besar seperti kaki gajah yang disebut elepantiasis atau filariasis. Penyebaran cacing ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex.

5. Filum Annelida