Protista
59 Tabel 4.1. Klasifikasi Protozoa.
1. Mastigophora atau Flagellata
Flagellata meliputi sekitar 1500 jenis Protozoa yang semuanya mempunyai alat gerak flagela. Semua jenis dalam kelompok ini
berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri secara membujur. Beberapa jenis Flagellata bersimbiosis dengan
organisme lain, misalnya Oikomonas synsyanotica dan Amphisolenia
bersimbiosis dengan Cyanobacteria. Jenis yang lain bersifat parasit yang mengifeksi manusia dan menimbulkan
penyakit pada alat kelamin, usus, dan penyakit sistemik. Perhatikan beberapa contoh Flagellata berikut ini.
a. Giardia lamblia merupakan Protozoa usus yang dapat
menyebabkan disentri dan diare, terutama ditemukan dalam usus dua belas jari. Ditularkan melalui makanan atau
minuman yang tercemar atau kontak dari tangan ke mulut. b. Tricomonas vaginalis menimbulkan peradangan pada vagina,
ditandai dengan keluarnya cairan disertai rasa panas seperti terbakar dan rasa gatal.
c. Tricomonas homini hidup di dalam alat pencernaan, tidak patogen.
d. Tricomonas foetus menyebabkan abortus spontan pada ternak. e. Leishmania tropica menyebabkan leishmaniasis yaitu
menyebabkan leiso luka patologis pada kulit atau organ pencernaan.
f. Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur pada manusia.
2. Sarcodina atau Rhizopoda
Saat ini telah diketahui sekitar 40.000 jenis Sarcodina, yaitu Protozoa yang bentuknya tidak tetap, selalu berubah-ubah.
Sarcodina meliputi ratusan jenis Amoeba yang hidup di air tawar, air asin, di tanah yang lembab, dan beberapa jenis hidup sebagai
parasit pada hewan dan manusia. Beberapa Sarcodina mempunyai pelindung berupa testa, misalnya Foraminifera dan
Radiolaria
yang hidup di laut. Sarcodina yang hidup di air tawar mempunyai vakuola kontraktil untuk membuang kelebihan air
di dalam sel. Beberapa jenis dapat membentuk sista jika lingkungan tidak menguntungkan.
No. Filum
Cara Gerak Cara Berkembang Biak
Ciri-Ciri Lain
1. Mastigophora
Flagellata Flagela satu atau
lebih Pembelahan biner, pada
beberapa kelompok ada reproduksi seksual
Nutrisinya fototrofik, heterotrofik, atau kedua-
nya
2. Sarcodina
Rhizopoda Pseudopodia
Pembelahan biner, tidak ada reproduksi seksual
Kebanyakan spesies hidup bebas, heterotrof
3. Ciliata
Silia Pembelahan biner me-
lintang, reproduksi sek- sual dengan konjugasi
Kebanyakan spesies hidup bebas, heterotrof
4. Sporozoa
Meluncur atau tidak bergerak
Pembelahan berganda, ada reproduksi seksual
Semua spesies bersifat parasit
Sumber: Microsoft Encarta, 2006
Gambar 4.2 Trypanosoma gambiense
di sekitar sel darah merah, penyebab penyakit tidur
pada manusia
Di unduh dari : Bukupaket.com
60
Biologi SMA dan MA Kelas X
Sel Sarcodina dilindungi oleh sebuah membran tipis, di bagian luarnya terdapat lapisan tipis yang agak kaku disebut ektoplasma.
Ektoplasma berfungsi sebagai tempat ekskresi dan tempat pertukaran gas, yaitu masuknya oksigen dan keluarnya karbon
dioksida. Di sebelah dalam membran sel terdapat sitoplasma bergranuler dan nukleus yang berbentuk lonjong. Semua
Sarcodina menggunakan kaki semu atau pseudopodia yang berupa perluasan protoplasma untuk bergerak dan menelan partikel
makanan dengan fagositosis. Gerak dengan penjuluran sitoplasma membentuk kaki semu disebut gerak amoeboid. Makanan yang
masuk segera dilingkupi oleh membran yang kemudian membentuk vakuola. Kemudian enzim dikeluarkan ke vakuola
makanan untuk mencerna makanan menjadi zat-zat yang dapat digunakan oleh sel. Sisa makanan yang tak dapat dicerna
dihancurkan dikeluarkan melalui ektoplasma. Setelah melewati masa pertumbuhan, Amoeba bereproduksi dengan cara membelah
diri menjadi dua sel anak yang sama. Proses ini disebut pem- belahan biner. Perhatikan beberapa contoh Sarcodina berikut ini.
a. Amoeba, setidaknya ada enam jenis Amoeba yang bersifat parasit
di dalam tubuh manusia. Amoeba yang paling penting adalah Entamoeba histolytica
yang dapat menyebabkan penyakit amoebiasis dan disentri yang sering berakibat fatal. Entamoeba
gingivalis hidup dalam mulut manusia dan Entamoeba coli
menghuni usus manusia namun tidak bersifat patogen. b. Foraminifera, meliputi lebih dari 30.000 jenis yang telah
diketahui, sebagian diantaranya merupakan fosil. Foraminifera
menyerupai Amoeba yang hidup di laut tetapi mempunyai cangkang pelindung yang disebut testa.
Kebanyakan testa berdinding rapat, namun ada pula yang berpori. Bentuk testa bermacam-macam, ada yang seperti
tabung sederhana hingga yang berbentuk bilik spiral. Ukurannya rata-rata hanya 0,05 cm namun ada yang
mencapai 8 cm. Foraminifera bergerak dengan pseudopodia kecil yang muncul pada bagian testa yang terbuka yang
disebut apertur. Pada testa yang berpori, pseudopodia menjulur melalui pori-pori ini. Foraminifera berkembang
biak secara seksual dan aseksual. Seluruh sitoplasma digunakan untuk membentuk sel anak sehingga sel induk
mati setelah berkembang biak. Foraminifera yang ada yang hidup di dasar laut dan ada yang mengapung di permukaan
laut menyusun plankton. Makanan utamanya adalah bakteri dan diatom. Jika mati, cangkang testanya tenggelam dan
berkumpul membentuk tanah globigerina diambil dari nama Globigerinidae, yaitu salah satu familia dari Foraminifera
yang paling melimpah. Piramida di Mesir dibuat dari tanah Foraminifera
yang dilapisi dengan granit. Para ahli geologi juga mempelajari endapan cangkang Foraminifera sebagai
petunjuk lokasi ditemukannya cadangan minyak bumi. c. Radiolaria, bersifat uniseluler seperti amoeba namun
dilengkapi dengan eksoskeleton yang rumit disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung. Biasanya berbentuk bulat
simetris yang lebarnya dapat mencapai beberapa milimeter. Umumnya terbuat dari silika dan sering mempunyai tonjolan-
Bio Info
Penyakit Tidur
Trypanosoma gambiense dan T. rhodosiensis merupakan parasit
di dalam darah yang menyebabkan beberapa penyakit seperti penyakit
tidur Afrika dan penyakit chaga pada manusia dan hewan lain.
Penyakit tidur karena Trypano- soma ditularkan oleh lalat tse-tse
Glossina palpates yang hanya ditemukan di Afrika. Trypanosoma
mulai menjadi parasit ketika berada di dalam darah penderita, tetapi
kemudian infeksi dapat menyerang sistem saraf pusat menyebabkan
pembengkakan pada otak dan sumsum tulang belakang yang
diikuti dengan gejala tidur. Trypa- nosoma tidak pernah ditularkan
secara langsung dari penderita ke orang lain. Oleh karena itu usaha
pencegahan dapat dilakukan dengan membunuh lalat tse-tse.
Saat ini kasus penyakit tidur sangat jarang dijumpai di seluruh
Afrika.
Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 4.3 Amoeba merupakan
salah satu spesies dari kingdom Sarcodina.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Protista
6 1
tonjolan keluar. Testa berpori yang digunakan untuk menjulurkan pseudopodia guna mencari makan. Sitoplasma
Radiolaria mengandung banyak vakuola yang membantu
untuk tetap mengapung di perairan. Radiolaria berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan inti yang diikuti
pemisahan sitoplasma dan sebagian testa. Radiolaria yang mati cangkangnya tenggelam dan mengendap membentuk lapisan
tanah radiolaria
di dasar laut dalam.
3. Ciliata