Eubacteria dan Archaebacteria
49
benang misalnya Oscillatoria, Nostoc, Rivularia, dan Anabaena.
2. Reproduksi
Reproduksi Cyanobacteria uniseluler adalah dengan pembelahan sel
. Cyanobacteria yang berkoloni melakukan reproduksi dengan fragmentasi. Fragmen multiseluler yang
dihasilkannya disebut hormogonium. Pada Cyanobacteria yang berkoloni berbentuk filamen,
misalnya Nostoc dan Anabaena, dapat membentuk heterosista, yaitu sel-sel berukuran lebih besar dengan dinding berlapis
banyak yang berbeda dengan sel-sel di sekitarnya. Di dalam sel ini terletak tilakoid yang tertata dalam pola konsentris.
Heterosista dapat melepaskan diri dari filamen induknya dan tumbuh menjadi individu baru. Pada keadaan lingkungan yang
tidak menguntungkan, sel-sel vegetatif Cyanobacteria dapat berubah menjadi spora berdinding tebal yang disebut akinet.
Di dalam akinet terkonsentrasi cadangan karbohidrat sianofisin yang mengandung protein. Akinet sangat tahan terhadap
lingkungan yang kurang baik dan masih dapat berkecambah untuk menghasilkan individu baru setelah melampaui masa
dorman yang lama, mencapai 87 tahun. Pada Cyanobacteria juga ditemukan rekombinasi genetik seperti pada bakteri.
3. Peran Cyanobacteria dalam Kehidupan
Beberapa Cyanobacteria berperan sebagai plankton di lautan. Jenis Cyanobacteria yang lain hidup di air tawar. Cyanobacteria
yang hidup di sekitar mata air panas sering membentuk lapisan endapan kapur yang tebal di sekitar koloninya. Beberapa jenis
Cyanobacteria dapat menambat nitrogen misalnya Nostoc, sehingga dapat hidup di bebatuan dan tanah yang tandus.
Cyanobacteria yang bersimbiosis dengan tumbuhan air dapat menyuburkan perairan. Contohnya Anabaena azolae yang
bersimbiosis dengan Azola pinata. Cyanobacteria lain mampu mengikat nitrogen bebas adalah Nostoc, dan Gloeocapsa.
Cyanobacteria dapat bersimbiosis dengan amoeba, protozoa berflagela, diatom, alga hijau tak berklorofil, Cyanobacteria yang
lain, tumbuhan tingkat tinggi, dan cendawan.
Beberapa jenis Cyanobacteria dikembangkan sebagai sumber makanan atau protein sel tunggal. Salah satu jenis yang populer
adalah Spirulina yang mengandung protein tinggi dan aman dikonsumsi.
Tugas 3.5
Pencemaran air oleh pupuk sisa pertanian menyebabkan penyuburan perairan sehingga pertumbuhan alga di
perairan itu sangat pesat yang disebut eutrofikasi. Air dari perairan ini berbahaya jika diminum oleh hewan atau
manusia karena mengandung racun sianotoksin. Diskusikan dengan teman-temanmu bahaya eutrofikasi
dan upaya-upaya untuk mencegahnya.
Bio Info
Stomatolit
Di perairan tropis dangkal Cyano- bacteria dapat membentuk gun-
dukan menyerupai batu yang disebut stomatolit. Fosil stromatolit
ditemukan dalam bentuk membatu yang telah berumur lebih dari
3 miliar tahun, yaitu terbentuk pada masa Precambrian. Diperkirakan
pada zaman dahulu Cyanobacteria berperan dalam mengubah at-
mosfer purba yang kaya karbon dioksida menjadi atmosfer dengan
komposisi kaya nitrogen dan oksigen serta miskin karbon
dioksida seperti sekarang ini.
Gambar 3.14 Spirulina dimanfaatkan
sebagai protein sel tunggal.
Sumber: www.wikipedia.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
50
Biologi SMA dan MA Kelas X
Beberapa Cyanobacteria yang hidup di perairan meng- hasilkan racun, sehingga dapat membunuh organisme yang
hidupmenggunakan air di perairan tersebut. Cyanobacteria juga dapat hidup di tembok dan batu candi sehingga merusak
bangunan dari tembok dan batu.
Archaebacteria meliputi kelompok bakteri yang mempunyai beberapa perbedaan komposisi sel, fisiologi, dan materi genetik
dengan kelompok Eubacteria. Organisme dalam kelompok Archaebacteria disebut arkae. Perbedaan pokok antara
Archaebacteria dengan Eubacteria adalah komposisi lemak pada dinding sel dan perbedaan lintasan metabolisme, enzim, dan
kofaktor enzim. Dinding sel Archaebacteria tidak mengandung peptidoglikan, atau jika ada tidak mengandung asam muramat.
Meskipun dapat bersifat gram positif atau gram negatif, dinding sel arkae secara struktural berbeda dengan dinding sel bakteria.
Archaebacteria tidak dapat membentuk spora. Kebanyakan bersifat anaerob meskipun beberapa jenis bersifat aerobik,
anaerobik, dan anaerobik fakultatif. Di dalam selnya tidak mengandung klorofil. Beberapa jenis Archaebacteria mempunyai
flagella untuk bergerak. Ribosom arkae mempunyai komposisi protein yang berbeda dengan ribosom bakteri.
Archaebacteria dapat ditemukan di daratan maupun di perairan dan dapat hidup di lingkungan yang tidak
menguntungkan, yaitu dapat hidup di perairan panas dan berkadar garam tinggi. Bentuk sel bervariasi, misalnya berbentuk
seperti bola, batang, dan spiral. Kelompok bakteri ini bereproduksi dengan pembelahan sel, membentuk tunas, dan
fragmentasi benang pada Archaebacteria yang hidup berkoloni. 1. Jenis-Jenis Archaebacteria
Dalam sistem klasifikasi modern, Archaebacteria dibagi menjadi empat kelompok utama yaitu krenarkaeota,
euriarkaeota, korarkaeota, dan nanoarkaeota. Euriarkaeota merupakan kelompok yang penting, terdiri dari metanokokus,
metanopiri, metanobakter, halobakteri, termoplasma, termokokus, dan arkaeoglobi. Berdasarkan keadaan lingkungan
yang dikehendaki, Archaebacteria dibedakan menjadi tiga kelompok.
C Archaebacteria
Tugas 3.6
Beberapa Cyanobacteria yang digunakan sebagai sumber pangan PST protein sel tunggal dipercaya dapat
meningkatkan kualitas kesehatan manusia. Namun demikian konsumsi PST terus-menerus diduga mem-
bahayakan kesehatan. Carilah informasi bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh PST.
Sumber: Microsoft Encarta, 2006
Gambar 3.15 Pembelahan sel Methano-
spirillum hungatii.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Eubacteria dan Archaebacteria
51
Tugas 3.7
a. Archaebacteria Halofil
Archaebacteria ini ditemukan di lingkungan berkadar garam tinggi. Contohnya adalah Halobacterium yang dapat tumbuh
optimum pada kadar garam setinggi 20 – 30 persen. Jika konsentrasi garam turun, sel Halobacterium mengalami lisis
sehingga rusak dan mati.
b. Archaebacteria Metanogen
Archaebacteria metanogen memperoleh energi dari metabolisme yang mengubah senyawa karbon dioksida dan
hidrogen menjadi gas metana. Senyawa yang dapat diubah menjadi metana oleh orgnisme ini antara lain methanol, asam
formiat, asam asetat, dan metal alamin. Dalam dekomposisi senyawa organik misalnya selulosa, pati, protein, asam
amino, lemak, dan alkohol Archaebacteria metanogen membutuhkan bakteri anaerob lain yang dapat mengubah
senyawa itu menjadi karbon dioksida dan hidrogen. Gas karbon dioksida dan hidrogen ini kemudian digunakan oleh
Archaebacteria metanogen. Semua Archaebacteria metanogen bersifat anaerobik.
Archaebacteria jenis ini sering ditemukan pada sisa-sisa tanaman yang membusuk secara anaerobik. Bakteri ini juga
ditemukan hidup di tanah, kolam, dan di saluran pen- cernaan hewan ruminansia. Archaebacteria metanogen
berperan penting pada degradasi limbah di unit pengolahan limbah. Contoh Archaebakteria metanogen adalah
Metanococcus
, Metanobacter, dan Metanomicrobium.
c. Archaebacteria Termofil
Archaebacteria ini dapat hidup di lingkungan bersuhu relatif tinggi, lebih tinggi daripada suhu yang ditolerir Eubacteria,
yaitu mencapai suhu 80° – 110°C. Suhu setinggi ini biasanya dijumpai di tempat pembuatan kompos, sumber air panas,
dan daerah geothermal di laut dalam. Thermus aquaticus ditemukan di perairan yang suhunya mencapai 79°C.
Beberapa jenis Archaebacteria termofil lain bergantung pada keberadaan sulfur dalam metabolismenya. Contoh
Archaebacteria termofil adalah Sulfolobus, Termoplasma, Pyrodictium
, dan Termococcus.
2. Peranan Archaebacteria