Tabel 4. Penjabaran Komentar Pakar Tata Bahasa No.
Komentar Pakar Revisi
Desain dan pengorganisasian 1
Ragam tulis yang dipakai dalam menyusun modul ini
masih perlu diperbaiki Memperbaiki ragam tulis yang dipakai
dalam menyusun modul pembelajaran. Mengganti kata yang tepat sesuai
dengan kata baku. Menyusun kembali kalimat yang sesuai dengan EYD dan
menghapus kata yang dianggap tidak perlu atau salah.
Berdasarkan komentar yang diberikan pakar tata bahasa, selanjutnya peneliti melakukan revisi pada bagian-bagian yang diberi
komentar oleh beliau. Selain revisi pada aspek yang diberi komentar oleh pakar tata bahasa, peneliti juga merevisi kata, kalimat, ejaan yang terdapat
pada modul pembelajaran yang telah dikoreksi oleh beliau. Kesimpulan yang diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh pakar
tata bahasa adalah layak untuk digunakan uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Produk yang telah divalidasi oleh pakar kemudian direvisi
sesuai dengan komentar dan saran dari beliau. Revisi desain produk akan dikerjakan setelah lembar validasi dikembalikan kepada peneliti.
3. Data Validasi Pakar Pembelajaran IPS dan Revisi Produk
Validasi pakar pembelajaran IPS dilakukan oleh Rusmawan, S.Pd., M.Ed. Validasi dilakukan satu kali pada bulan Maret. Validasi dilakukan
untuk mengetahui kualitas desain produk modul pembelajaran yang meliputi: 1 aspek tujuan dan Pendekatan, 2 aspek desain dan
pengorganisasian, 3 aspek isi, 4 aspek topik, dan 5 aspek metodologi. Hasil validasi yang dilakukan oleh Bpk. Rusmawan diperoleh
kualitas desain produk dengan nilai rata-rata 3,88. Berdasarkan nilai rata- rata tersebut maka desain produk termasuk dalam kategori baik.
4. Data Validasi Pakar Inteligensi Ganda dan Revisi Produk
Pakar inteligensi ganda yang menjadi validator dalam produk penelitian ini adalah Prof. Dr. Paulus Suparno. Validasi dilakukan satu kali
pada bulan Maret 2014. Komentar umum dari Romo Paul terkait dengan kualitas desain produk modul pembelajaran adalah pada bagian tujuan
pembelajaran yang ditulis siswa dapat menyebutkan paling sedikit 3 contoh pekerjaan. Menyebutkan paling sedikit 3 contoh pekerjaan terlalu
sedikit, sebab banyak sekali contoh pekerjaan yang ada di masyarakat. Jadi, menyebutkan paling sedikit 3 contoh pekerjaan pada tujuan
pembelajaran perlu ditambah. Modul bimbingan belajaran IPS berbasis inteligensi matematis-logis perlu ditambah kegiatan pembelajaran berpikir
rasional.
I. Teknik Analisis Data
1. Konversi Data Kuantitatif Menjadi Kualitatif Skala Lima
Analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas modul bimbingan belajar. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh pakar pembelajaran IPS,
pakar inteligensi ganda, dan guru kelas III SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta dengan mengisi kuesioner kualitas modul bimbingan belajar.
Penelitian dilakukan oleh 9 siswa kelas III SD Kristen Kalam Kudus. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan
produk yang dihasilkan. Data kuantitatif berupa skor dari komentar pakar inteligensi ganda, pakar pembelajaran IPS, guru kelas III.
Skor yang diperoleh dari uji validasi berdasarkan kuesioner kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut
Sukardjo 2008: 101 sebagai berikut.
Tabel 5. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo
Interval Skor Kategori
X
i
X
+ 1,80 Sbi Sangat Baik
i
X
+ 0,60 Sbi X ≤
i
X
+ 1,80 Sbi Baik
i
X
- 0,60 Sbi X ≤
i
X
+ 0,60 Sbi Cukup
i
X
- 1,80 Sbi X ≤
i
X
- 0,60 Sbi Kurang
X ≤
i
X
- 1,80Sbi Sangat Kurang
Keterangan:
Rerata ideal
i
X
: 2
1 skor maksimal ideal + skor minimal ideal
Simpangan baku ideal Sbi : 6
1 skor maksimal ideal
– skor minimal ideal
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi tersebut, maka perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan
rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.
Diketahui: Skor maksimal ideal
: 5 Skor minimal ideal
: 1 Rerata ideal
i
X
: 12 5+1 = 3
Simpangan baku ideal Sbi :16 5-1 = 0,67 Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
Jawaban: Kategori sangat baik
= X
i
X
+ 1,80Sbi
= X 3+ 1,80.0,67 = X 3+ 1,21
= X 4,21 Kategori baik
=
i
X
+ 0,60 Sbi X ≤
i
X
+ 1,80 Sbi
= 3 + 0,60.0,67 X ≤ 3 + 1,80.0,67
= 3 + 0,40 X ≤ 3 + 1,21 = 3,40 X ≤ 4,21
Kategori cukup baik =
i
X
- 0,60 Sbi X ≤
i
X
+ 0,60 Sbi
= 3 – 0,60.0,67 X ≤ 3 + 0,60 . 0,67
= 3 – 0,40 X ≤ 3 + 0,40
= 2,60 X ≤ 3,40
Kategori kurang baik =
i
X
+ 1,80 Sbi X ≤
i
X
- 0,60 Sbi = 3
– 1,80 . 0,67 X ≤ 3 – 0,60 . 0,67
= 3 – 1,21 X ≤ 3 + 0,40
= 1,79 X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = X ≤
i
X
- 1,80Sbi = X ≤ 3 – 1,80 . 0,67
= X ≤ 3 – 1,21 = X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan konversi data kuantitatif menjadi kualitatif skala lima sebagai berikut.
Tabel 6. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo
Interval Skor Kriteria
X 4,21 Sangat baik
3,40 X ≤ 4,21 Baik
2,60 X ≤ 3,40 Cukup
1,79 X ≤ 2,60 Kurang
X ≤ 1,79 Sangat Kurang
2.
Paired-Samples t-test
Uji t Sampel Berpasangan
Uji t sampel berpasangan adalah prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata
pretest
dan
posttest
. Uji t untuk dua kelompok berpasangan untuk pretest dan posttest dengan menggunakan program
SPSS 16. Setelah diperoleh hasil dari uji t untuk dua kelompok berpasangan
untuk
pretest
dan
posttest
, maka untuk melakukan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan prosedur, uji selisih rata-rata.
a. Hipotesis
Ho : Rata-rata nilai
posttest
=
pretest
Ha : Rata-rata nilai
posttest pretest
b. Statistik uji : uji t
c. α = 0,05
d. Ho ditolak jika probabilitas α = 0,05
BAB IV PELAKSANAAN DAN DATA ANALISIS
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Sebelum Penelitian
Peneliti mencari beberapa siswa yang memiliki inteligensi matematis- logis dominan di kelas III SD Kristen Kalam Kudus. Pertama, peneliti ingin
mengetahui seberapa tinggi inteligensi matematis-logis yang dimiliki setiap siswa. Salah satunya, dengan cara mengumpulkan data lewat dokumen yang
berupa
ledger
nilai rapor kelas III semester 1 tahun ajaran 2013-2014. Pengumpulan data lewat dokumen berupa
ledger
nilai rapor dilakukan untuk menentukan siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan. Siswa
yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan selalu mendapat nilai matematika yang tinggi. Sehingga, peneliti menganalisis nilai matematika
untuk menemukan siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan. Sehingga diperoleh 8 siswa yang mendapatkan nilai diatas 80 dengan kategori
tinggi. Jadi, dari hasil dokumentasi berupa ledger nilai rapor tersebut, ada 8 siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan dan ditemukan 1
siswa berprestasi rendah yang mendapat nilai matematika cukup baik tetapi nilai IPS di bawah KKM dengan nilai 67.
Peneliti menemukan bahwa kenyataannya semua siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis dominan memiliki nilai IPS lebih rendah
dibandingkan nilai matematika dan tidak ada yang mendapat nilai di bawah KKM untuk setiap mata pelajaran.