Teknik Pemesinan 418
mulai bergerak, oleh sebab itu alat ukur analog periodik ini dapat disebut sebagai alat ukur incremental.
Alat ukur incremental memerlukan memori untuk menyimpan hasil hitungan intervalpulsa tersebut dan harganya dapat kita ubahset
yang berarti titik nol dapat digeser atau diubah posisinya. Oleh karena itu mesin perkakas CNC yang menggunakan alat ukur incremental
setelah di ”ON” kan atau setelah di reset memerlukan tindakan Zero seting untuk menentukan posisi nol bagi koordinat mesin dengan
cara melakukan Reference Point Return; membawa pahat ke posisi referensi mesin. Dengan demikian posisi pahat absolut posisi relatif
terhadap titik nol mesin dapat ditentukan setiap saat. Alat ukur yang menghasilkan sinyal digital terdiri atas dua jenis seperti di atas yaitu
Absolute Encoder dan Incremental Encoder.
C. Penamaan Sistem Sumbu Koordinat Mesin Perkakas NC
Proses pemesinan bertujuan mengubah bentukgeometrik benda kerja menjadi geometri produk dengan cara pemotongan dan geometri
produk dapat didefinisikan dengan memakai sistem sumbu koordinat yang tertentu. Derajat kebebasan gerakan pahat relatif terhadap benda
kerja ditentukan oleh konstruksi mesin perkakas CNC itu sendiri. Setiap gerakan komponen mesin yang mengakibatkan perubahan posisi pahat
sesuai dengan keinginan atau mampu dikontrol oleh unit pengontrol mesin disebut dengan sumbu axis.
Dengan demikian derajat kebebasan gerakan pahat ditentukan oleh jumlah sumbu mesin perkakas CNC. Guna mempermudah pembuatan
program maka sistem sumbu yang digunakan untuk mendifinisikan geometri produk disamakan atau disesuaikan dengan sistem sumbu
mesin perkakas CNC yang digunakan untuk membuatnya. Lebih jauh lagi, cara penamaan sumbu mesin CNC ini haruslah distandarkan supaya
mampu-tukar interchangeability dapat dijamin, yang berarti suatu program CNC dapat diprosesdimengerti oleh berbagai jenis mesin
dengan berbagai jeins sistem kontrolnya tanpa ada suatu kesalaha pengertian arah gerakan.
Standar ISO 841 mendefinisikan sistem koordinat kartesian bagi gerakan pahat tiga sumbu utama X, Y, Z dan sumbu putaran A, B, C.
Arah gerakan translasi positif mengikuti kaidah tangan kanan dan putaran positif mengikuti kaidah sekrup ulir kanan. Apabila benda kerjanya yang
bergerak maka diberi simbol aksen X’, Y’, Z’, A’, B’ dan C’ dan arah gerakan positif adalah berlawanan dengan arah gerakan positif dari
pahat. Penerapan simbol sumbu tersebut pada mesin perkakas CNC mengikuti aturan tertentu, dimulai dengan sumbu Z, diikuti sumbu X dan
akhirnya sumbu Y sebagaimana penjelasan berikut.
1. Penentuan Sumbu Z
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Pemesinan 419
a. Sumbu Z direferensikan pada poros utama atau spindel mesin. Spindel ini dapat memutar pahat misalnya bagi Mesin Frais, Koter
dan Gurdi atau memutar benda kerja misalnya untuk Mesin Bubut dan Mesin Gerinda silindris.
b. Apabila mesin mempunyai beberapa spindel, maka spindel yang direferensikan sebagai sumbu Z adalah spindel yang tegak lurus
meja mesin. c. Jika spindel bisa dimiringkan swivel, berputar pada sumbu yang
lain, maka dipilih kedudukannya sebagai sumbu Z pada posisi tertentu sehingga sejajar dengan salah satu sumbu dasar mesin
sistem koordinat mesin terutama jika posisinya dapat tegak lurus meja.
d. Bila mesin tidak mempunyai spindel contohnya Mesin Sekrap maka sumbu Z dipilih tegak lurus meja.
e. Arah gerakan positif didefinisikan searah dengan gerakan yang memperbesar jarak antara pahat dengan benda kerja
memperbesar volume ruang kerja.
Gambar 13.7. Penentuan sumbu Mesin Bubut Lathe.
Gambar 13. 8. Penentuan sumbu pada vertical Lathe.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Pemesinan 420
2. Penentuan Sumbu X
a. Sumbu X ditetapkan sejajar dengan arah memanjang meja mesin dan dipilih orientasinya horizontal.
b. Bagi mesin dengan pahat yang berputar, perlu dilihat terlebih dahulu orientasi sumbu Z-nya, yaitu :
c. Untuk Z horizontal, maka arah gerakan positif adalah kekanan bila benda kerja dipandang dari spindel mesin.
d. Untuk Z vertical, maka arah gerakan positif adalah ke kanan bila tiang tiang kiri untuk mesin dengan double column seperti gantry
atau bridge type dipandang dari spindel mesin. e. Bagi mesin dengan benda kerja berputar, maka sumbu X adalah
sejajar dengan gerak radial pahat dan arah positif menjauhi spindel.
f. Untuk mesin tanpa spindel mesin sekrap sumbu X ditetapkan sejajar dengan gerak potong dan arah positif searah gerak potong.
Gambar 13.9. Penamaan sumbu Mesin Frais vertical Milling.
3. Penentuan Sumbu Y
Orientasi dan arah positif sumbu Y ditetapkan menurut kaidah tangan kanan setelah sumbu Z dan X ditentukan, menurut kaidah
tangan kiri bila Y’ ditentukan berdasarkan orientasi Z’ dan X’.
4. Penentuan Sumbu Putar dan Sumbu Tambahan