Penentuan Sumbu Putar dan Sumbu Tambahan

Teknik Pemesinan 420

2. Penentuan Sumbu X

a. Sumbu X ditetapkan sejajar dengan arah memanjang meja mesin dan dipilih orientasinya horizontal. b. Bagi mesin dengan pahat yang berputar, perlu dilihat terlebih dahulu orientasi sumbu Z-nya, yaitu : c. Untuk Z horizontal, maka arah gerakan positif adalah kekanan bila benda kerja dipandang dari spindel mesin. d. Untuk Z vertical, maka arah gerakan positif adalah ke kanan bila tiang tiang kiri untuk mesin dengan double column seperti gantry atau bridge type dipandang dari spindel mesin. e. Bagi mesin dengan benda kerja berputar, maka sumbu X adalah sejajar dengan gerak radial pahat dan arah positif menjauhi spindel. f. Untuk mesin tanpa spindel mesin sekrap sumbu X ditetapkan sejajar dengan gerak potong dan arah positif searah gerak potong. Gambar 13.9. Penamaan sumbu Mesin Frais vertical Milling.

3. Penentuan Sumbu Y

Orientasi dan arah positif sumbu Y ditetapkan menurut kaidah tangan kanan setelah sumbu Z dan X ditentukan, menurut kaidah tangan kiri bila Y’ ditentukan berdasarkan orientasi Z’ dan X’.

4. Penentuan Sumbu Putar dan Sumbu Tambahan

Arah positif sumbu putar A, B dan C ditentukan sesuai dengan kaidah sekrup ulir kanan yaitu putaran positif membuat sekrup bergerak translasi searah dengan gerakan positif sumbu translasinya X, Y dan Z. Bagi mesin yang mempunyai sumbu tambahan yang sejajar dengan sistem sumbu utama X, Y, Z sebagai prioritas Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Pemesinan 421 pertama yaitu yang paling dekat dengan spindel maka sumbu tambahan tersebut diberi nama sebagai berikut : Sistem sumbu kedua : U, V, W U’, V’, W’ Sistem sumbu ketiga : P, Q, R P’, Q’, R’ Bagi setiap penambahan sumbu putar diberi nama D atau E. Gambar 13.10. Penamaan sumbu Mesin Frais harisontal Jig Borer. Gambar-gambar berikut menunjukkan nama sumbu-sumbu mesin perkakas NC yang secara resmi ditunjukkan pada standar ISO 841. Untuk setiap gambar mesin tersebut diperlihatkan sistem koordinat kartesian yang sesuai bagi benda kerjanya demi untuk mempermudah pembuatan program NC serta untuk meletakkan benda kerja sehingga kedua sistem sumbu berimpit sumbu benda kerja yang “dikhayalkan” programmer berimpit dengan sumbu mesin CNC, X-X, Y-Y, Z-Z. Dengan memperhatikan penamaan sumbu Z, lalu X, kemudian Y sebagaimana yang dibahas di atas maka bagi beberapa mesin penamaan sumbunya relatif mudah dipahami. Bagi jenis mesin yang lain dengan jumlah sumbu yang banyak melebihi jumlah sumbu pada sistem sumbu utama maka penamaan sumbunya mungkin agak sulit untuk dimengerti. Contoh penjelasan berikut diharapkan dapat membantu pemahaman penamaan sumbu ini, misalnya : a. Bagi Mesin Frais 5 sumbu Gambar 13.11b., karena kepala mesin dapat dimiringkan tilting head maka spindelnya sendiri tidak dinamakan sumbu Z melainkan W, sebab dalam hal ini dipilih orientasinya yang selalu tegak lurus meja. Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Pemesinan 422 b. Bagi mesin koter horizontal Gambar 13.11c., spindel dinamakan sumbu Z dan gerakan tiangnya dinamakan sumbu W serta gerakan translasi pahat dalam arah horizontal mempunyai facing slide disebut sumbu U bukan sumbu X, karena menurut difinisi sumbu X posisinya harus selalu tetap horizontal. Gambar 13.11a. Gambar 13.11b. Countour Mill, Tilting Table5 Axes Countour Mill, Tilting Head 5 Axes Gambar 13.11c. Gambar 13.11d. Horizontal Boring Openside Planer Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Pemesinan 423 Gambar 13.11e. Gambar 13.11f. Bridge Type Profiler Gantry Type Profiler Gambar 13.11g. Gambar 13.11h. Cylindrical Grinder Tool Cutter Grinder Perlu dicatat di sini bahwa dalam pekerjaannya programmer tidak perlu membedakan apakah pahat atau benda kerjanya yang bergerak. Cukup dengan menyatakan lokasi akhir yang dituju pada sumbu utamanya harga X, Y, Z, A, B, dst., mesin akan melaksanakan perintah itu dengan menggerakkan komponen-komponen yang bersangkutan pada arah yang dimaksud. Selain itu, patut diingat bahwa sumbu-sumbu tersebut di atas adalah merupakan gerakan yang dapat dikontrol secara kesinambungan kecepatan dan arahnya. Apabila gerakan tersebut hanya dapat dikontrol secara bertahap misalnya meja indeks, indexing table maka dalan hal ini sumbunya kadang kala disebut sebagai setengah sumbu 12 axis. Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Pemesinan 424

D. Pemrograman CNC