model regresi yang bebas multikolinieritas adalah : VIF di bawah 10 dan tolerance lebih besar dari 0,1 dalam Purnomo, 2008 : 36
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedistisitas dan jika varian
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk
mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPERD dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara ZPERD dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu
X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di
studentized. Dasar analisisnya adalah : a.
Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b.
Apabila terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
M. Pengujian Hipotesis
1. Uji F
Menurut Kuncoro, uji statistik F ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat dalam Purnomo, 2008 : 34. Adapun uji F ini dilakukan dengan melakukan penghitungan nilai
statistik F dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Keterangan : R
2
= koefisien determinasi N
= jumlah observasi K
= jumlah parameter Jika F
hitung
F
tabel
maka hipotesis alternatif H
a
diterima yang berarti ada pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi secara bersama-
sama terhadap prestasi kerja karyawan. Jika F
hitung
F
tabel
maka hipotesis alternatif H
a
ditolak yang berarti tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi secara
bersama-sama terhadap prestasi kerja karyawan. 2.
Uji t a.
Menentukan formulasi hipotesis Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara
variabel X dan Y, apakah variabel X
1
dan X
2
Gaya Kepemimpinan
dan Komunikasi Organisasi benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y Prestasi Kerja karyawan secara parsial.
H : Variabel-variabel bebas yaitu Gaya Kepemimpinan dan
Komunikasi Organisasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja karyawan.
H
a
: Variabel-variabel bebas yaitu Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi kerja karyawan. 1
Menentukan tingkat signifikansi α Tingkat signifikansi α = 5 signifikansi 5 atau 0,05 adalah
ukuran yang standar yang sering digunakan dalam penelitian. 2
Menentukan t
hitung
dengan menggunakan SPSS atau rumus t
hitung
Hasan, 2004 : 103 :
Keterangan : bi
= Nilai koefisien regresi Bi
= Nilai koefisien regresi untuk populasi Sbi
= Simpangan baku koefisien regresi bi 3
Menentukan t
tabel
Tabel didistribusi t dicari pada α = 5 : 2 = 2,5 uji 2 sisi dengan derajat kebebasan df = n
– 2
4 Kriteria Pengujian
H ditolak H
a
diterima apabila t
hitung
t
tabel
pada α 0,05. Artinya variabel Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Organisasi secara
parsial berpengaruh terhadap Prestasi Kerja Karyawan. H
diterima H
a
ditolak apabila t
hitung
t
tabel
. Artinya variabel Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Organisasi secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Prestasi Kerja Karyawan.