Tabel V.11 Uji t
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error Beta
1 Constant
gykepemimpinan komorganisasi
8.064 .313
.667 6.252
.087 .116
.352 .563
1.290 3.596
5.740 .203
.001 .000
a. Dependent Variable: prestasikerja Sumber : data primer yang diolah
a. Variabel Gaya Kepemimpinan X
1
1 H
: tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja karyawan
H
a
: ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja karyawan
2 t
tabel
= ta ; n-2 n = jumlah sampel
3 Tolak H
, jika t
hitung
t
tabel
Terima H , jika t
hitung
t
tabel
4 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS yang tertera pada tabel V.11, diperoleh nilai t
hitung
untuk gaya kepemimpinan sebesar 3,596 dengan tingkat signifikansi 0,001.
Nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
2,008 berarti bahwa H ditolak
dan H
a
diterima sedangkan dari tingkat signifikansi sebesar 0,001
lebih kecil dari 0,05 berarti H ditolak dan H
a
diterima. Maka variabel gaya kepemimpinan X
1
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan Y.
b. Variabel Komunikasi Organisasi X
2
1 H
: tidak ada pengaruh komunikasi organisasi terhadap prestasi kerja karyawan
H
a
: ada pengaruh komunikasi organisasi terhadap prestasi kerja karyawan
2 t
tabel
= ta ; n-2 n = jumlah sampel
5 Tolak H
, jika t
hitung
t
tabel
Terima H , jika t
hitung
t
tabel
3 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS yang tertera pada tabel V.11, diperoleh nilai t
hitung
untuk komunikasi organisasi sebesar 5,740 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai
t
hitung
lebih besar dari t
tabel
2,008 berarti bahwa H ditolak dan H
a
diterima sedangkan dari tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 berarti H
ditolak dan H
a
diterima. Maka variabel komunikasi organisasi X
2
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan Y.
G. Pembahasan
Dari hasil analisis regresi berganda diketahui nilai t
hitung
lebih besar daripada t
tabel
2,008 berarti H ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan dan komunikasi organisasi, secara parsial berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan.
Hasil ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Tjiptono 2006 : 161 yang menyatakan gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan
pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sementara itu Hersey 2004 : 29 juga menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah
laku kata-kata dan tindakan-tindakan dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain. Sedangkan dalam teori yang dikemukakan Pace 2005 : 31
mengenai komunikasi organisasi menyatakan komunikasi organisasi sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu, dimana suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu
dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Dengan kata lain gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi erat hubungannya dengan prestasi
kerja karyawan karena kedua hal ini mempunyai keterkaitan secara langsung yang dirasakan bawahan dari atasannya dalam lingkungan Matahari
Department Store Malioboro Mall. Secara parsial dari kedua variabel yaitu gaya kepemimpinan X
1
, komunikasi organisasi X
2
yang memiliki nilai pengaruh paling besar terhadap prestasi kerja karyawan adalah komunikasi organisasi yaitu sebesar
5,740. Hal ini disebabkan setiap individu dalam organisasi pasti saling berkomunikasi antara satu dengan yang lain, segala hal yang baik ataupun
tidak selalu dikomunikasikan antar personal sehingga bisa menjadi gambaran setiap orang untuk melakukan hal yang lebih baik lagi. Selanjutnya variabel
gaya kepemimpinan nilai koefisien regresinya sebesar 3,596, walaupun lebih kecil nilainya tetapi masih dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
Karena seorang pimpinanatasan juga menjadi contoh bagi bawahan, bagaimana cara atasan memberikan tugas tanggung jawab, mengatur
organisasi serta melakukan interaksi dengan bawahan akan membuat bawahan kemudian menanggapi dengan baik atau tidak. Dan kemudian akan
direalisasikan bawahan dengan hasil pekerjaannya. Hasil pengujian hipotesis ketiga didapat nilai F
hitung
sebesar 33,765. Nilai ini dibandingkan dengan nilai F
tabel
pada taraf signifikasi 0,05 yaitu sebesar 3,183. H
ditolak dan H
a
diterima sehingga hipotesis 3 terbukti yang berarti ada pengaruh secara bersama-sama yang signifikan antara gaya kepemimpinan
dan komunikasi organisasi terhadap prestasi kerja karyawan. Hasil ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Handoko 2003:294 yang
berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang
–orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Serta salah satu fungsi dari komunikasi menurut Robbins
2006 : 392 tentang pengendalian yaitu setiap organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang pengaruh variabel bebas gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi terhadap variabel terikat
prestasi kerja karyawan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Dari hasil analisis uji t yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai signifikansi dari gaya kepemimpinan X
1
menunjukkan angka sebesar 0,001 0,05 maka H
ditolak artinya bahwa gaya kepemimpinan secara parsial berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan.
2. Dari hasil analisis uji t yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
nilai signifikansi dari komunikasi organisasi X
2
menunjukkan angka sebesar 0,000 0,05 maka H
ditolak artinya bahwa gaya kepemimpinan secara parsial berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan.
3. Faktor gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan tetap Matahari Department Store Malioboro Mall Yogyakarta. Artinya apabila gaya
kepemimpinan dan komunikasi organisasi semakin baik, maka prestasi kerja karyawan juga akan semakin baik.