Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA

bawahannya. Orientasi karyawan adalah perilaku pimpinan yang menekankan pada memberikan motivasi pada bawahan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tugasnya, dan mengembangkan hubungan yang bersahabat saling percaya mempercayai dan saling menghormati di antara anggota kelompok. c. Teori Situasional Apa yang telah dilakukan oleh peneliti teori sifat dan teori perilaku telah meletakan fondasi yang penting untuk untuk mempelajari kepemimpinan dalam organisasi karena dari hasil kedua pendekatan tersebut secara kuat menyarankan bahwa cara yang efektif memimpin adalah tergantung pada situasi. Salah satu tugas manajer yang penting adalah mendiagnose dan menilai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinannya. Mendiagnose meliputi mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang berpengaruh. Situasi yang perlu didiagnose oleh manajer meliputi empat bidang, karakteristik manajerial, karakteristik bawahan, struktur kelompok dan sifat tugas, dan faktor-faktor organisasi. 1 Karakteristik Manajerial Perilaku pimpinan terhadap faktor lingkungan tergantung pada tiga karakteristik utama, yaitu kepribadian, kebutuhan dan motivasi, dan pengalaman masa lampau. 2 Faktor Bawahan Sebelum seseorang pemimpin memutuskan untuk menerapkan suatu gaya kepemimpinan tertentu, ia harus mempertimbangkan karakteristik individual dan pola perilaku dari bawahan. 3 Faktor Kelompok Karakteristik kelompok dapat memberi pengaruh yang berarti terhadap kemampuan seorang manajer dalam memimpin bawahannya. 4 Faktor Organisasi Ada sejumlah faktor organisasi yang penting yang berpengaruh terhadap keberhasilan manajer dalam memimpin. Faktor-faktor tersebut meliputi basis kekuasaan, aturan dan prosedur, profesionalisme, tekanan waktu. d. Teori kepemimpinan model kontingensi Kepemimpinan situasional pertama kali dikembangkan oleh Fred Fiedler dan kawan-kawannya. Dasar konsep teori kepemimpinan kontingensi dari Fiedler adalah bahwa prestasi kelompok yang tinggi tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan kadar sejauh mana situasinya menguntungkan atau tidak. Empat faktor yang menjadi kerangka kerja dari kepemimpinan model Fiedler yaitu Gaya kepemimpinan, dan tiga faktor situasi yang meliputi struktur tugas, suasana kelompok dan kekuasaan posisi. e. Teori jalan-tujuan path-goal theory Teori kepemimpinan situasional yang kedua telah dikembangkan oleh Robert House, yang dikenal dengan nama teori jalan-tujuan. Teori jalan-tujuan berkaitan dengan konsep dari teori pengharapan. Robert House memulai dengan formulasi awal dari teorinya sebagai berikut: Fungsi motivasi pemimpin terdiri dari peningkatan imbalan pribadi kepada bawahan atas pencapaian tugasnya, membuat jalan yang lebih mudah untuk mendapatkan imbalan tersebut, dengan memberi penjelasan, mengurangi habatan, dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan kepuasan pribadi. Fungsi utama dari pemimpin memperngaruhi persepsi valensi dan pengharapan bawahan. Jika pemimpin dapat meningkatkan persepsi valensi bawahan dan meningkatkan pengharapan mereka, maka akan menyebabkan usaha yang lebih besar, kepuasan dan prestasi yang lebih tinggi. Pada awal penelitan path-goal theory menganggap pemrakarsa struktur dan pertimbangan sebagai dimensi dari perilaku pemimpin. Pemrakarsa struktur menyediakan suatu mekanisme kejelasan bagi jalan-tujuan, dan pertimbangan dipandang sebagai “membuat jalan yang lebih mudah”. Misalnya, seorang manajer dapat menggunakan pemrakarsa struktur untuk memperjelas tugas-tugas yang tidak jelas dan mendua ambiguous dengan membuat tugas lebih mudah dikerjakan, merinci tujuan, dan memberikan umpan balik. Di pihak lain pihak jika pengharapan sudah jelas dan karyawan bekerja dalam tugas-tugas rutin, tugas terstruktur, dengan tingkat pertimbangan yang tinggi dari pemimpin akan menyebabkan tugas- tugas lebih menyenangkan. Pada masing-masing contoh tersebut akan menghasilkan motivasi dan kepuasan lebih tinggi. 3. Gaya Kepemimpinan Tidak terlepas dari pengertian kepemimpinan yang telah dibahas diatas, kepemimpinan sendiri memiliki gaya untuk mengatur dan menjalankan suatu organisasi dan perusahaan. Menurut Fandy Tjiptono 2006 : 161 gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sementara itu Hersey 2004 : 29 menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku kata-kata dan tindakan-tindakan dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain. Tiga gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi atau perusahaan pada umumnya : a. Otoriter Gaya ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya penentu, penguasa, dan pengendali anggota organisasi serta kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi. b. Demokratis Gaya kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor pendukung terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi. c. Bebas laissez faire Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya bepandangan bahwa anggota organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing- masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi. 4. Organisasi Menurut Stephen P. Robbins 2003 : 4 organisasi adalah unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih, yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama. 5. Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan Effendy, 2000 : 13 6. Komunikasi Organisasi Dalam organisasi pada umumnya komunikasi organisasi merupakan suatu hubungan timbal-balik antar individu dalam konteks organisasi. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi Wiryanto, 2005. Sedangkan Pace 2005 : 31 mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu, dimana suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. a. Fungsi komunikasi menurut Stephen P. Robbins 2006 : 392 1 Pengendalian Setiap organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan. 2 Motivasi Memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para karyawan apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar. 3 Pengungakapan emosi Bagi karyawan, kelompok kerja merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial menunjukan kepuasan dan kekecewaan. Komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. 4 Informasi Memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif. b. Proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim kepada peneriman, menggunakan isyarat tangan, atau menggunakan sarana komunikasi tertentu lainnya. 1 Pengiriman sender Pengirim, dalam kerangka organisasional dapat berupa karyawan biasa, manajer, atau pihak luar yang memberikan gagasan, maksud, informasi, dan bertujuan mengadakan komunikasi. 2 Penyandian encoding Tindakan pemberian arti simbol-simbol pada pemikiran, misalnya memutuskan kata-kata mana yang harus dikatakan atau ditulis disebut sebagai penyandian encoding. 3 Saluran komunikasi communication chanel Ketika orang-orang berkomunikasi dalam lingkungan organisasi, mereka biasanya menggabungkan tampilan vokal saluran pendengaran dan pandangan saluran penglihatan. Sentuhan saluran peraba, penciuman saluran penciuman, dan perasa saluran saraf juga digunakan dalam saluran pesan dalam komunikasi. 4 Pengertian sandi decoding Pesan yang diterima kemudian diinterpretasikan dan diterjemahkan ke dalam informasi yang mempunyai arti. Proses ini dilakukan dengan dua cara, pertama penerima harus menerima, kemudian mengartikannya. 5 Penerimaan receiver Bila pesan tidak sampai pada penerima, maka komunikasi itu belum terjadi. Artinya, pesan yang dikirimkan itu harus diterima baik dipahami oleh penerima. Oleh karena itu pesan yang dikirimkan harus jelas kepada siapa pesan itu ditujukan. 6 Umpan balik feedback Sebuah rangkaian umpan balik Feedback memberi saluran bagi tanggapan penerima yang memungkinkan sender untuk menentukan apakah pesan telah diterima dan menghasilkan tanggapan yang dimaksudkan. Bagi manajer, umpan balik komunikasi ini mungkin datang dari berbagai macam cara. Dalam situasi tatap muka, umpan balik bisa terjadi secara langsung melalui tanda-tanda atau sandi. 7 Kegaduhan noise Gangguan noise merupakan sifat yang melekat pada komunikasi. Dalam setiap proses komunikasi, kegaduhan atau kendala-kendala dalam berkomunikasi akan selalu ada. Gangguan dapat timbul dalam saluran komunikasi, atau metode pengiriman seperti udara dan kertas. c. Menurut Raymond V. Lesikar yang dikutip T. Hani Handoko 2009 : 277 ada 4 faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi organisasi, yaitu : 1 Saluran komunikasi formal Liputan saluran formal semakin melebar sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Saluran komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi antar tingkat-tingkat organisasi. 2 Struktur wewenang organisasi Perbedaan kekuasaan dan kedudukan status dalam organisasi akan menentukan pihak-pihak yang berkomunikasi atasan dengan karyawan maupun karyawan dengan karyawan dengan seseorang serta isi dan ketepatan komunikasi. 3 Spesialisasi jabatan Mempermudah komunikasi dalam kelompok-kelompok yang berbeda. 4 Pemilikan informasi Individu-individu mempunyai informasi khusus dan pengetahuan tentang pekerjaan-pekerjaan mereka. d. Menurut Suranto AW dalam www.uny.ac.id diunduh pada Oktober 2013, ada beberapa indikator komunikasi efektif, yaitu : 1 Pemahaman Ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. 2 Kesenangan Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan ke dua belah pihak. 3 Pengaruh pada sikap Tujuan berkomunikasi adalah untuk memengaruhi sikap. 4 Hubungan yang makin baik Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. 5 Tindakan Komunikasi akan efektif jika kedua belah pihak setelah berkomunikasi terdapat adanya sebuah tindakan. 7. Prestasi Kerja A.A Anwar Prabu Mangkunegara 2002 : 33 menyatakan bahwa, prestasi kerja dari kata job performance atau actual performance adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. a. Menurut Hasibuan 2008 : 94 Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas –tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. b. Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara 2002 : 33 faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah: 1 Faktor kemampuan Secara psikologis, kemampuan ability karyawan terdiri dan kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill. Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata : IQ 110 - 120 dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan perlu ditempatkan pada perkerjaan yang sesuai dengan keahlian. 2 Faktor motivasi Motivasi berbentuk dari sikap atitude seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi tujuan kerja. c. Indikator-indikator prestasi kerja karyawan, Nasution 2000 : 99 menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam prestasi kerja karyawan antara lain : 1 Kualitas kerja Kriteria penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja, ketelitian kerja, dan kerapihan kerja. 2 Kuantitas kerja Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja. 3 Disiplin kerja Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi peraturan perusahaan, dan ketaatan waktu kehadiran. 4 Inisiatif Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan artinya tidak pasif atau bekerja atas dorongan dari atasan. 5 Kerjasama Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan diri serta kemampuan untuk memberi bantuan kepada karyawan lain dalam batas kewenangannya. d. Manfaat penilaian prestasi kerja antara lain : 1 Perbaikan prestasi kerja Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi. 2 Penyesuaian kompensasi Evaluasi prestasi kerja membantu pengambilan keputusan dalam menentukan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya. 3 Keputusan penempatan Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu. 4 Kebutuhan latihan dan pengembangan Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukan kebutuhan latihan. Demikian juga prestasi kerja yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan. 5 Perencanaan dan pengembangan karier Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan karier yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti. 6 Mengetahui penyimpangan staffing Prestasi yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan dan kelemahan prosedur staffing departemen personalia. 7 Ketidakakuratan informasi Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukan kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana sumber daya manusia atau komponen lain sistem informasi manajemen atau komponen lain sistem informasi manajemen personalia. 8 Diagnosa desain pekerjaan Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian informasi membantu diagnosa kesalahan tersebut. 9 Kesempatan kerja yang adil Penilaian kerja secara akurat akan menjamin keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi. 10 Mengatasi tantangan eksternal Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar lingkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah-masalah pribadi lainya.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Penulis : Djebangun, Paskalis Raswantoro. 2007. Judul : Persepsi Karyawan Terhadap Gaya Kepemimpinan Dan Iklim Organisasi Serta Pengaruhnya Pada Kinerja divisi sarung tangan golf, PT Adi Satria Abadi Yogyakarta. Hasil : Hasil dari analisis penelitian ini baik secara parsial dan simultan menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT ASA. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kuesioner dinilai sendiri self- assessment sehingga dapat terjadi bias dalam penelitian ini, khususnya dalam penilaian responden terhadap kinerja karena umumnya kinerja karyawan dinilai oleh atasan. 2. Penulis : Setyanigtyas, Lidwina Hersia Tikayanti. 2009. Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Karyawan bagian produksi PT Sari Husada tbk., Yogyakarta Hasil : Hasil dari pengujian SEM menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Penulis menyadari bahwa dalam menulis masih banyak keterbatasan seperti meneliti pada bagian produksi saja, dan ketidaksempurnaan kuesioner dalam mengumpulkan informasi yang akurat karena hasil data tergantung pada kejujuran responden.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Model konseptual variabel-variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. Adalah sebagai berikut : Gambar II.1 Kerangka Konseptual Keterangan : = Pengaruh Parsial Parsial adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas secara terpisah terhadap variabel terikat. = Pengaruh Simultan Simultan adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas jika digabungkan terhadap variabel terikat. Komunikasi Organisasi X 2 Pemahaman Hubungan yang semakin baik Pengaruh pada sikap Prestasi Kerja Y Kreatifitas Kerjasama Kedisiplinan Gaya Kepemimpinan X 1 Penerapan kewenangan Derajat kewibawaan Kualitas kepribadian