Ketepatan Penggunaan dana BOS
61 keterbatasan dalam mendapatkan data sebagai lampiran tentang alokasi
penggunaan dana BOS, maka peneliti melakukan observasi pada setiap sekolah dengan mencatat apakah pembiayaan yang disebutkan oleh kepala sekolah
sesuai dengan 13 komponen pembiayaan penggunaan dana BOS.
Tabel V.1
Hasil Persentase Ketepatan Penggunaan Dana BOS
No Dalam Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana BOS
Dalam Realitanya Sesuai Petunjuk
Teknis Belum Sesuai Petunjuk
Teknis
1.
Pengembangan perpustakaan
Wajib membeli buku teks kurikulum 2013,
dan menambah koleksi buku perpustakaan
80 Belum digunakan untuk
membeli buku teks kurikulum 2013, tidak mengganti buku
teks yang rusak 20
2.
Kegiatan dalam rangka
penerimaan peserta didik baru
Tidak dikenakan administrasi
pendaftaran, 20 Dikenakan biaya pendaftaran
dan belum digunakan untuk pembuatan spanduk bebas
pungutan 80
3.
Kegiatan pembelajaran
ekstra kurikuler peserta didik
Ada kegiatan dan dibiayai oleh sekolah
60 Masih dikenakan biaya
pembelajaran kesenian dan pramuka 40
4.
Kegiatan ulangan dan ujian
Tidak dikenakan biaya ulangan dan ujian
sekolah 60 Dikenakan pemungutan biaya
ulangan dan ujian sekolah, biaya pembuatan laporan
hasil ulangan 40
5.
Pembelian bahan –
bahan habis pakai Tidak dikenakan biaya
pembelian buku tulis, kapur tulis, spidol,
kerja, bahan pratikum, dan buku induk 40
Masih dikenakan pemungutan biaya pembelian kapur,pensil,
spidol dan alat alat kebersihan 60
6.
Langganan daya jasa
Menggunakan dana BOS untuk listrik dan
telepon, 60 Belum menggunakan jasa air
PAM, internet dan membeli genset, berlangganan TV
kabel 40
62
-lanjutan Tabel V.1
Hasil Persentase Ketepatan Penggunaan Dana BOS
No Penggunaan Dana BOS
Dalam Petunjuk Teknis
Dalam Realitanya Sesuai Petunjuk
Teknis Belum Sesuai Petunjuk
Teknis
7.
Perawatan sekolah Sekolah sudah
menggunakan dana BOS untuk perbaikan
pintu dan atap jendela 20
Belum digunakan untuk perbaikan jendela,
pengecatan, kamar mandiWC dan perbaikan
fasilitas kamar mandi agar berfungsi dengan baik
padahal sudah rusak parah. 80
8.
Pembayaran honorarium
bulanan guru honorer dan
tenaga kependidikan
honorer khusus sekolah negeri
sebesar 20 Sekolah membayaran
guru honorer, pegawai administrasi dan
penjaga sekolah dengan dana BOS 40
Masih menarik uang komite untuk menambah
pembayaran guru honorer 60
9. Pengembangan
profesi guru
Melakukan pengembangan profesi
guru mengikuti seminar 60
Membayar perjalanan dinas kepala sekolah 40
10.
Bantuan untuk siswa miskin
Digunakan untuk siswa kurang mampu berupa
pemberian uang untuk digunakan keperluan
sekolah 20 Menggunakan biaya BOS
untuk membantu siswa kurang mampu, mengurangi
beban SPPnya 80
11.
Pembiayaan pengelolaan BOS
Digunakan untuk membeli printer,
flasdisk,tinta dan insentif 80
Tidak menggunakan biaya pengelolaan BOS seperti
printer sehingga menghambat proses pembuatan data 20
12.
Pembelian dan perawatan
perangkat komputer
Dana BOS sudah digunakan untuk
pembelian komputer baru, printer baru
20 Belum menggunakan dana
BOS untuk pembelian perangkat komputer 80
63
-lanjutan Tabel V.1
Hasil Persentase Ketepatan Penggunaan Dana BOS
No Penggunaan Dana BOS
13 Komponen Pembiayaan
Dalam Realitanya Sesuai Petunjuk
Teknis Belum Sesuai Petunjuk
Teknis
13.
Biaya lainnya jika
seluruh komponen 1 s.d 12 telah
terpenuhi pendanaan dari
BOS Ada yang membeli
kursi, meja yang sudah rusak. 20
Belum terpenuhi tetapi sekolah sudah berlangganan
TV kabel, AC di ruang kepala sekolah menggunakan biaya
setelah komponen 1 s.d 12 terpenuhi 80
Jumlah Persentase
44,62 55,38
Sumber: Hasil Penelitian Evaluasi 2015
Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa 55,38 sekolah belum cukup tepat dalam penggunaan dana BOS sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan
dana BOS 2014, tetapi ada 44,62 sudah sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan dana BOS 2014. Data yang telah peneliti dapat dari hasil
wawancara dengan kepala sekolah dan siswa akan diuraikan sesuai dengan aturan petunjuk teknis penggunaan dana BOS yang meliputi 13 komponen
pembiayaan. Berikut ini adalah hasil data mengenai ketepatan penggunaan dana
BOS yang belum sesuai yang didapat oleh peneliti, antara lain: 1.
Pengembangan Perpustakaan Salah satu penggunaan dana BOS yaitu untuk pengembangan
perpustakaan seperti pembelian buku teks pelajaran siswa dan pegangan
64 guru Kurikulum 2013 yang nantinya juga akan menjadi koleksi
perpustakaan guna membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Data yang ada menunjukkan bahwa 80 sekolah telah menggunakan dana
BOS untuk pengembangan perpustakaan, sedangkan 20 lainya tidak menggunakan dana BOS untuk pembelian buku teks Kurikulum 2013 dan
menambah koleksi buku, namun alokasi dana BOS untuk pengembangan perpustakaan SMP lebih berfokus pada pembelian buku teks pembelajaran,
dibandingkan dengan
pemeliharaan bukukoleksi
perpustakaan, pemeliharaan perabot perpustakaan, tenaga perpustakaan, pemeliharaan
dan pembelian AC perpustakaan sehingga siswa merasa nyaman dan tenang, buku tidak rusak atau hilang, bahkan di beberapa sekolah yang
sudah berdiri selama berpuluhan tahun masih menggunakan perpustakaan darurat yang sangat tidak layak, buku-buku yang tidak tertata rapi, buku,
dan perabotan berdebu yang bisa mengakibatkan siswa terserang penyakit. Tak jarang siswa disuruh membersihkan perpustakaan karena tidak ada
petugas kebersihan dan tenaga perpustakaan. Ironisnya lagi masih ada sekolah yang sama sekali tidak memiliki koleksi buku baru di
perpustakaanya, hanya ada buku lama. Kalaupun ada buku baru hanya diletakan di kantor dan belum digunakan. Hanya guru mata pelajaran saja
yang menggunakannya. Hal ini tentunya akan menghambat siswa dalam kegiatan pembelajaran karena tidak ada buku yang bisa menunjang siswa
dalam mendapat pengetahuan yang baru dari buku tersebut. 2.
Kegiatan dalam Rangka Penerimaan Peserta Didik Baru
65 Selain pengembangan perpustakaan salah satu penggunaan dana BOS
yaitu untuk pembiayaan seluruh kegiatan dalam penerimaan siswa baru seperti untuk biaya pendaftaran, pembuatan spanduk sekolah bebas
pungumutan, administrasi pendaftaran, dan penyusunan RAPBSRKAS. Dari hasil wawancara dan data yang ada menunjukkan bahwa 80 bahwa
siswa masih dipungut biaya untuk pendaftaran saat masuk sekolah. Pungutan disetiap sekolah berbeda-beda dengan sekolah lainnya. Pungutan
di sekolah negeri tentu berbeda dengan sekolah swasta. Hal ini bisa dilihat dari SMP yang masih menarik biaya pendaftaran, ada yang ribuan rupiah
bahkan sampai ada ratusan ribu rupiah. Mulai dari Rp 50.000 sampai dengan Rp 150.000, tergantung dari punggutan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah. Tidak hanya biaya pendaftaran yang dipungut oleh sekolah, biaya daftar ulang masih dipungut oleh sekolah dan jumlahnya juga bervariasi
mulai Rp 10.000 dan Rp 30.000, terutama untuk sekolah swasta. Hal ini menunjukan sekolah dalam menggunakan dana BOS belum tepat
penggunaannya untuk kegiatan pendaftaran penerimaan siswa baru dan daftar ulang, Sehingga sekolah masih tetap menarik biaya pendaftaran dari
orang tua siswa. Padahal dalam kegiatan pendaftaran dan daftar ulang sekolah telah mendapatkan bantuan berupa dana BOS dari pemerintah.
Peneliti juga tidak menemukan pembuatan spanduk bahwa sekolah menerima dana BOS bebas pemungutan, sehingga ada banyak orang tua
siswa yang tidak tahu tentang adanya dana BOS.
66 3.
Kegiatan Pembelajaran dan Ekstra Kurikuler Peserta Didik Dana BOS juga digunakan untuk pembiayaan kegiatan pembelajaran
dan ektra kurikuler peserta didik. Dari hasil wawancara dan data yang ada menunjukkan bahwa 40 ternyata siswa masih diminta iuran untuk
kegiatan kesiswaan, salah satunya untuk kegiatan biaya pratikum biologi sebesar Rp 10.000, biaya pramuka sebesar Rp 40.000, biaya fotokopi
Rp 3.000, dan Rp 7.000. Penarikan dilakukan tidak rutin, hanya saat ada kegiatan saja baru dilakukan penarikan. Misalnya penarikan untuk
membayar fotokopi materi pembelajaran yang sudah di fotokopi guru jadi siswa hanya membayar saja.
Dengan adanya penarikan sejumlah uang untuk kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler peserta didik tersebut, membuktikan bahwa
penggunaan dana BOS masih belum direalisasikan dengan baik. Hal ini yang terkadang membuat tersendatnya proses kegiatan siswa di sekolah
dan membuat orang tua siswa merasa terbebani terutama untuk keluarga siswa yang kurang mampu.
4. Kegiatan Ulangan dan Ujian
Dana BOS juga digunakan untuk pembiayaan ulangan dan ujian sekolah, tetapi pada kenyataannya dari hasil wawancara dan data yang ada
menunjukkan bahwa 40 sekolah masih menarik biaya untuk kegiatan
ulangan dan ujian sekolah, sebagian besar yang melakukan penarikan adalah sekolah swasta. Karena biaya operasional sekolah swasta tidak
sepenuhnya ditanggung oleh negara, dibandingkan dengan sekolah negeri.
67 Di sekolah swasta penarikan biaya ulangan berkisar dari Rp 10.000
sampai dengan Rp 25.000, sedangkan untuk biaya ujian sekolah karena biaya sebesar Rp 20.000, dan Rp 50.000. Hal ini membuat orang tua siswa
merasa cukup terbebani. Untuk sekolah negeri peneliti tidak menemukan adanya penarikan biaya ulangan dan ujian sekolah karena sepenuhnya
sudah ditanggung oleh negara melalui dana BOS dan bantuan bantuan lainnya.
5. Pembelian Bahan Habis Pakai
Penggunaan dana BOS untuk membeli bahan habis pakai seperti pangadaan suku cadang sekolah, alat kantor, membeli minuman, dan
makanan ringan untuk kebutuhan sekolah. Dari data yang ada
menunjukkan bahwa 60 siswa masih diminta mengumpulkan sejumlah
uang oleh wali kelas sebesar Rp 500 dan Rp 1.000 setiap minggunya. Uang itu digunakan sebagai uang kas kelas untuk digunakan sewaktu-waktu
apabila spidol, kapur, penghapus buku induk pesera didik, sapu, membeli manila untuk membuat jadwal petugas kebersihan kelas, dan taplak meja
guru di kelas karna habis digunakan atau hilang. Hal ini tentunya membuat siswa merasa terbebani, uang yang tadinya diberikan orang tua seharusnya
untuk uang jajan, malah diberikan untuk membayar iuran kelas. Padahal dalam pernyataan kepala sekolah bahwa pengalokasian
utama dana BOS adalah untuk kegiatan kegiatan siswa di sekolah terutama untuk kegiatan pembelajaran. Tetapi pada kanyataannya berbanding
terbalik dengan hasil wawancara kepada guru dan siswa, penyebabnya bisa
68 jadi bahwa dalam melakukan penyusunan RAPBSRKAS tidak
memberikan kesempatan kepada guru mengajukan penarikan sejumlah dana untuk digunakan pada kegiatan siswa di sekolah. Sehingga guru
membuat ide iuran keuangan kelas yang nantinya akan digunakan untuk kepentingan kelas. Ada juga kepala sekolah yang memberikan keluasan
kepada guru untuk membeli sendiri bahan habis pakai untuk pembelajaran, setelah itu guru yang bersangkutan bisa menunjukan buktinota pembelian
untuk diganti uangnya. 6.
Langganan Daya dan Jasa Dana BOS juga digunakan untuk pembiayaan langganan daya dan jasa
di sekolah. Data yang ada menunjukkan bahwa 40 peneliti menemukan sekolah tidak menggukan internet modem baik dengan cara berlangganan
atau prabayar sehingga untuk melaporkan pertanggungjawaban dana BOS, bendaharaoperator sekolah harus pergi ke warnet atau memberikan ke
Dinas Pendidikan setelah itu Dinas Pendidikan yang meng-upload pelaporan sekolah ke webside Kemendikbud.
Di beberapa kecamatan masih sering terjadi mati listrik pada waktu siang hari, tentu akan menghambat kegiatan di sekolah terutama kegiatan
TU, Sekolah tidak melakukan pengadaan genset atau panel surya, agar ketika terjadi mati listrik sekolah bisa langsung menyalakan genset atau
panel surya. Hal ini mestinya menjadi perhatian khusus oleh pihak sekolah terutama kepala sekolah dalam mengalokasikan dana BOS.
69 7.
Perawatan Sekolah Di dalam petunjuk teknis penggunaan dana BOS 2014 menyebutkan
bahwa komponen pembiayaan perawatan sekolah seperti; pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu, jendela kamar mandi, wc, perawatan
lantai, dan perawatan fasilitas sekolah lainnya. Dengan adanya dana BOS harusnya sekolah bisa menggunakan dana BOS untuk melakukan
perawatan sekolah. Data yang ada menunjukkan bahwa 80 sekolah
masih memungut biaya berupa perbaikan dan perawatan gedung, dan fasilitas sekolah lainya. Besar pungutan bervariasi tergantung sekolah yang
menarik biaya tersebut. Sebagian besar disesuaikan dengan kondisi ekonomi orang tua siswa masing-masing. Besar biaya pungutan ada
Rp 300.000, Rp 450.000, Rp 500.000, dan ada juga sampai Rp 700.000. Berdasarkan data hasil wawancara dengan kepala sekolah, siswa dan data
hasil observasi ternyata perawatan sekolah tidak dilakukan oleh sekolah, padahal sekolah sudah menerima dana BOS dari pemerintah pusat dan
ditambah sumbangan dari orang tua siswa. Tetapi pada kenyataanya, setelah peneliti melakukan observasi ternyata masih banyak sekali
kerusakan ringan di sekolah seperti tidak tersedia air di kamar mandi, pegangan pintu sdh rusak, keramik yang kotor, kamar mandi gelap karena
tidak diterangi lampu, dan Sirkulasi udara yang buruk sehingga kamar mandi dan wc mengeluarkan bau busuk. Memang sekolah membutuhkan
dana yang besar, mungkin melebihi dana BOS yang diterima dari pemerintah untuk alokasi perbaikan dan perawatan sekolah, Tapi dana BOS
70 yang tersedia seharusnya digunakan sesuai dengan petunjuk teknis
penggunaan agar lebih bisa dirasakan manfaatnya. 8.
Pembayaran Honorarium Bulanan Guru Honorer dan Tenaga Kependidikan Honorer
Dana BOS juga digunakan untuk membayar honorarium bulanan guru dan tenaga kependidikan honorer. Dari data yang ada menunjukkan bahwa
60 sekolah masih menarik uang komiteSPP untuk membayar guru
honorer dan tenaga kependidikan terutama di sekolah swasta. Karena sekolah swasta guru honorer dan pegawai kependidikan honorer jauh lebih
banyak dibandingkan dengan PNS, Hampir disetiap sekolah swasta memiliki 13 sampai 19 Guru honorer dan tenaga kependidikan akibatnya
dana BOS disekolah swasta sebagian besar dialokasi untuk pembiayaan ini jauh lebih besar dari alokasi pembiayaan lainnya. Hal ini juga tidak terlepas
dengan ketidakjelasan aturan penggunaan dana BOS khususnya sekolah swasta. Pembayaran Honorarium berdasarkan kualifikasi guru honor dan
tenaga kependidikan. Untuk pembayaran guru honorer dihitung per jam kerja atau per sekali tatap muka Rp 20,000, Rp 35.000, dan Rp 40.000,
pembayaran bisa dilakukan perminggu atau perbulan. Bahkan ada guru yang sudah minta dibayar cicil gajinya sebelum mengajar, sedangkan untuk
pegawai admistrasi Rp 1.500.000, Rp 1.650.000, dan pegawai perpustakaan, penjaga sekolah, satpam, pegawai kebersihan, pembayaran
honor per bulan ada juga yang per minggu untuk kisaran bervariasi Rp 450.000, Rp 500.000, dan Rp 650.000. Peneliti juga menemukan
71 adanya guru PNS di sekolah swasta yang menerima bayaran gaji PNS dan
juga mendapatkan bayaran honorer juga dari pihak yayasan. Hal ini juga tentunya menambah biaya yang harus dikeluarkan sekolah.
Sedangkan di sekolah negeri sebagian besar guru dan tenaga kependidikan sudah berstatus PNS, sedangkan tenaga kependidikan
honorer 3 sampai 5 orang saja sehingga sekolah negeri dalam mengalokasian dana BOS untuk membayar honorer tidak melebihi
ketentuan yang diberlaku sebesar 20. Peneliti juga menemukan bahwa sekolah negeri sudah menerima dana BOS, tetapi masih memungut uang
komiteSPP yang lumayan besar, dan juga menerima uang sumbangan dari orang tua siswa. Padahal biaya pembayaran honorer guru dan tenaga
kependidikan di sekolah negeri jauh lebe kecil bila dibandingkan dengan sekolah swasta yang menghabiskan sebagian besar dana BOS hanya untuk
membayar guru honorer dan tenaga kependidikan. 9.
Pengembangan Profesi Guru Dana BOS juga digunakan untuk pengembangan profesi guru. Dari data
yang ada menunjukan bahwa 60 sekolah telah menggunakan dana BOS untuk pembiayaan kegiatan biaya transport seminar kurikulum 2013
Rp 2.000.000, dan Rp 1.800.000, Pembinaan dan pelatihan dapodik Rp 1.100.000, dan 1.250.000, pembinaan tenaga ketatausahaan
Rp 1.800.000, dan Biaya perjalan dinas kepsek. Sedangkan 40 sekolah tidak menggunakan dana BOS untuk pengembangan profesi guru. Dengan
adanya dana BOS tidak hanya meringankan biaya operasional sekolah
72 tetapi juga meningkatkan kualitas para guru dan tenaga kependidikan
melalui kegiatan tersebut. 10.
Membantu Peserta didik Miskin Dana BOS juga harusnya bisa digunakan untuk pemberian bantuan
transportasi siswa miskin. Hasil wawancara dengan kepala sekolah maupun siswa, peneliti tidak menemukan adanya pemberian bantuan transportasi
bagi siswa miskin. Dari data yang ada menunjukkan bahwa 80 tidak ada sekolah yang memberikan bantuan transportasi tersebut. Karena
siswanya bertempat tinggal dekat dengan sekolah, namun ada juga yang bertempat tinggal jauh di luar kota dan setiap harinya harus naik angkutan
umum, truk atau ojek ke sekolah. Itu dilakukan setiap hari, meskipun begitu ada juga yang memberikan bantuan biaya transportasi untuk siswa
hanya berupa bantuan BSM 20 saja yang pemberianya 1 semester
sekali atau ada juga diganti dengan mengurangi beban uang komiteSPP kepada orang tua siswa yang kurang mampu.
11. Pembiayaan pengelolaan BOS
Dana BOS juga digunakan untuk pembiayaan pengelolaan BOS seperti alat tulis kantor, pengadaan, flash disk, surat-menyurat, insentif bagi
bendahara dalam penyusunan laporan, dan biaya transport pengambilan
dana BOS, Dari data yang ada menunjukkan bahwa 80 penggunaan
dana BOS untuk alokasi ini sudah tepat. Pembiayaan ini dimaksudkan untuk memperlancar dan mempermudah pihak sekolah khususnya kepala
sekolah dan bendahara dalam melakukan pengelolaan BOS. Sayangnya
73 peneliti menemukan dalam hal ini biaya insentif dan transport terlalu besar,
misalkan sekolah yang berada di dalam kota berdekatan dengan Bank tetapi biaya transport yang terlampu besar. Peneliti juga masih menemukan
20 sekolah belum menggunakan dana BOS untuk pengelolaan seperti membeli printer sehingga menghambat ketika peneliti meminta laporan
pertanggungjawaban sehingga harus menunggu beberapa hari untuk di print dan juga surat telah melakukan penelitian.
12.
Pembelian dan Perawatan Perangkat Komputer
Berdasarkan data yang ada menunjukkan 20 Dana BOS digunakan sekolah untuk membeli 1 unit printer, dan laptop, dicatat sebagai inventaris
sekolah ditaru di sekolah. Khususnya untuk laptop terkadang bendahara membawa pulang ke rumah untuk digunakan membuat laporan keuangan.
Ketika peneliti meminta data sekunder berupa laporan per triwulan kepada pihak sekolah, sekolah malah beralasan sekolah laptop rusak dan belum
diperbaiki sehingga peneliti tidak mendapat data yang akurat.
13. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah terpenuhi pendanaanya
dari BOS Pada pembiayaan dilakukan jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah
terpenuhi dari BOS. Tetapi pada kenyataanya data yang ada menunjukkan bahwa 80 setiap sekolah telah menggunakan dana
BOS untuk pembiayaan sebelum terpenuhi komponen 1 s.d 12, terutama digunakan untuk pembiayaan pembelian dan perbaikan kursi
dan meja siswa. Selain itu juga sekolah menggunakan dana BOS untuk
74 membayar iuran TV kabel yang ditaru di ruang guru dan TU, ironisnya
kamar mandiWC tidak diperbaiki, lantai sekolah rusak, lampu penerangan di sekolah yang tidak memadai untuk penerangan malam
hari, tempat sampah pun tidak ada, alhasil siswa membuang sampah sembarangan, dan juga dana BOS digunakan untuk kebutuhan natal.
Semua itu tentu akan mengurangi alokasi yang seharusnya sudah ditetapkan. Padahal sekolah telah menerima uang sumbangan dari
orang tua siswa untuk uang pembangunan dan menarik uang komite sekolah. Ada pula sekolah malah mendiamkan sisa dana BOS periode
tahun sebelumnya, padahal kondisi sarana dan prasarana sekolah rusak, bukannya diperbaiki malah di diamkan dana BOS.
Dari adanya uraian tentang ketepatan penggunaan dana BOS oleh setiap sekolah, maka dapat diketahui bahwa dalam pemanfaatan dana
BOS dari pemerintah belum dapat direalisikan dengan baik dan tepat oleh pihak sekolah. Padahal banyak pihak yang menuntut agar alokasi anggaran
pendidikan dinaikan guna untuk peningkatan mutu dan perluasan akses pendidikan. Sehingga tidak ada permasalahan siswa putus sekolah apalagi
sekolah pendidikan dasar dan setiap orang harus memiliki kesempatan yang sama dan menikamati pendidikan dengan layak di pendidikan dasar.
Padahal pemerintah sudah berusaha untuk memberikan berbagai macam bantuan. Salah satunya dana BOS ini yang harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya dalam mengoperasikan kegiatan di sekolah, untuk itu perlu juga didukungan dari setiap sekolah yang telah mendapat sumbangan bantuan
75 dana BOS guna membantu siswa yang tidak mampu untuk bisa
menuntaskan pendidikan dasarnya, bukan malah menambah pungutan yang harus ditanggung orang tua siswa.
Memang kebutuhan setiap sekolah berbeda-beda terutama kebutuhan sekolah di daerah tertinggal dan juga dana BOS yang diberikan
pemerintah berbeda-beda pula, tergantung jumlah siswanya. Tetapi pada kenyataan peneliti mendapat bahwa dana BOS yang diterima tidak
dialokasikan pengunaannya dengan baik sesuai kebutuhan yang tepat sesuai dengan aturan dalam petunjuk teknis penggunaan dana BOS oleh
sekolah.