Ketepatan Penggunaan dana BOS
                                                                                61 keterbatasan  dalam  mendapatkan  data  sebagai  lampiran  tentang  alokasi
penggunaan dana BOS, maka peneliti melakukan observasi pada setiap sekolah dengan  mencatat  apakah  pembiayaan  yang  disebutkan  oleh  kepala  sekolah
sesuai dengan 13 komponen pembiayaan penggunaan dana BOS.
Tabel V.1
Hasil Persentase Ketepatan Penggunaan Dana BOS
No Dalam Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana BOS
Dalam Realitanya Sesuai Petunjuk
Teknis Belum Sesuai Petunjuk
Teknis
1.
Pengembangan perpustakaan
Wajib  membeli buku teks kurikulum 2013,
dan menambah koleksi buku perpustakaan
80 Belum digunakan untuk
membeli buku teks kurikulum 2013, tidak mengganti buku
teks yang rusak  20
2.
Kegiatan dalam rangka
penerimaan peserta didik baru
Tidak dikenakan administrasi
pendaftaran, 20 Dikenakan biaya pendaftaran
dan  belum digunakan untuk pembuatan spanduk  bebas
pungutan 80
3.
Kegiatan pembelajaran
ekstra kurikuler peserta didik
Ada kegiatan dan dibiayai oleh sekolah
60 Masih dikenakan biaya
pembelajaran kesenian dan pramuka  40
4.
Kegiatan ulangan dan ujian
Tidak dikenakan biaya ulangan dan ujian
sekolah  60 Dikenakan pemungutan biaya
ulangan dan ujian sekolah, biaya pembuatan laporan
hasil ulangan 40
5.
Pembelian bahan –
bahan habis pakai Tidak dikenakan biaya
pembelian buku tulis, kapur tulis, spidol,
kerja, bahan pratikum, dan buku induk 40
Masih dikenakan pemungutan biaya pembelian kapur,pensil,
spidol dan alat alat kebersihan 60
6.
Langganan daya jasa
Menggunakan dana BOS untuk listrik dan
telepon, 60 Belum menggunakan jasa air
PAM, internet dan membeli genset, berlangganan TV
kabel 40
62
-lanjutan Tabel V.1
Hasil Persentase Ketepatan Penggunaan Dana BOS
No Penggunaan Dana BOS
Dalam Petunjuk Teknis
Dalam Realitanya Sesuai Petunjuk
Teknis Belum Sesuai Petunjuk
Teknis
7.
Perawatan sekolah  Sekolah sudah
menggunakan dana BOS untuk perbaikan
pintu dan atap jendela 20
Belum digunakan untuk perbaikan jendela,
pengecatan, kamar mandiWC dan perbaikan
fasilitas kamar mandi agar berfungsi dengan baik
padahal sudah rusak parah. 80
8.
Pembayaran honorarium
bulanan guru honorer dan
tenaga kependidikan
honorer khusus sekolah negeri
sebesar 20 Sekolah membayaran
guru honorer, pegawai administrasi dan
penjaga sekolah dengan dana BOS 40
Masih menarik uang komite untuk menambah
pembayaran guru honorer 60
9. Pengembangan
profesi guru
Melakukan pengembangan profesi
guru mengikuti seminar 60
Membayar perjalanan dinas kepala sekolah  40
10.
Bantuan untuk siswa miskin
Digunakan untuk siswa kurang mampu berupa
pemberian uang untuk digunakan keperluan
sekolah 20 Menggunakan biaya BOS
untuk membantu siswa kurang mampu, mengurangi
beban SPPnya 80
11.
Pembiayaan pengelolaan BOS
Digunakan untuk membeli printer,
flasdisk,tinta dan insentif 80
Tidak menggunakan biaya pengelolaan BOS seperti
printer sehingga menghambat proses pembuatan data 20
12.
Pembelian dan perawatan
perangkat komputer
Dana BOS sudah digunakan untuk
pembelian komputer baru, printer baru
20 Belum menggunakan dana
BOS untuk pembelian perangkat komputer 80
63
-lanjutan Tabel V.1
Hasil Persentase Ketepatan Penggunaan Dana BOS
No Penggunaan Dana BOS
13 Komponen Pembiayaan
Dalam Realitanya Sesuai Petunjuk
Teknis Belum Sesuai Petunjuk
Teknis
13.
Biaya lainnya jika
seluruh komponen 1 s.d 12 telah
terpenuhi pendanaan dari
BOS Ada yang membeli
kursi, meja yang sudah rusak.  20
Belum terpenuhi tetapi sekolah sudah berlangganan
TV kabel, AC di ruang kepala sekolah menggunakan biaya
setelah komponen 1 s.d 12 terpenuhi  80
Jumlah Persentase
44,62 55,38
Sumber: Hasil Penelitian Evaluasi 2015
Dari  tabel  di  atas  bisa  dilihat  bahwa  55,38  sekolah    belum  cukup tepat dalam penggunaan dana BOS sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan
dana  BOS  2014,  tetapi  ada  44,62  sudah  sesuai  dengan  petunjuk  teknis penggunaan  dana  BOS  2014.  Data  yang  telah  peneliti  dapat  dari  hasil
wawancara  dengan  kepala  sekolah  dan  siswa  akan  diuraikan  sesuai  dengan aturan  petunjuk  teknis  penggunaan  dana  BOS  yang  meliputi  13  komponen
pembiayaan. Berikut  ini  adalah  hasil  data  mengenai  ketepatan  penggunaan  dana
BOS yang belum sesuai yang didapat oleh peneliti, antara lain: 1.
Pengembangan Perpustakaan Salah  satu  penggunaan  dana  BOS  yaitu  untuk  pengembangan
perpustakaan  seperti  pembelian  buku  teks  pelajaran  siswa  dan  pegangan
64 guru  Kurikulum  2013  yang  nantinya  juga  akan  menjadi  koleksi
perpustakaan  guna  membantu  siswa  dalam  kegiatan  pembelajaran.  Data yang  ada  menunjukkan  bahwa  80  sekolah  telah  menggunakan  dana
BOS  untuk  pengembangan  perpustakaan,  sedangkan  20  lainya  tidak menggunakan dana  BOS  untuk  pembelian buku teks  Kurikulum  2013 dan
menambah  koleksi  buku,  namun  alokasi  dana  BOS  untuk  pengembangan perpustakaan SMP lebih berfokus pada pembelian buku teks pembelajaran,
dibandingkan dengan
pemeliharaan bukukoleksi
perpustakaan, pemeliharaan  perabot  perpustakaan,  tenaga  perpustakaan,  pemeliharaan
dan  pembelian  AC  perpustakaan  sehingga  siswa  merasa  nyaman  dan tenang,  buku  tidak  rusak  atau  hilang,  bahkan  di  beberapa  sekolah  yang
sudah  berdiri  selama  berpuluhan  tahun  masih  menggunakan  perpustakaan darurat  yang  sangat  tidak  layak,  buku-buku  yang  tidak  tertata  rapi,  buku,
dan perabotan berdebu yang bisa mengakibatkan siswa terserang penyakit. Tak  jarang  siswa  disuruh  membersihkan  perpustakaan  karena  tidak  ada
petugas  kebersihan  dan  tenaga  perpustakaan.  Ironisnya  lagi  masih  ada sekolah  yang  sama  sekali  tidak  memiliki  koleksi  buku  baru  di
perpustakaanya,  hanya  ada  buku  lama.  Kalaupun  ada  buku  baru  hanya diletakan  di  kantor dan  belum digunakan. Hanya guru mata pelajaran  saja
yang  menggunakannya.  Hal  ini  tentunya  akan  menghambat  siswa  dalam kegiatan  pembelajaran  karena  tidak  ada  buku  yang  bisa  menunjang  siswa
dalam mendapat pengetahuan yang baru dari buku tersebut. 2.
Kegiatan dalam Rangka Penerimaan Peserta Didik Baru
65 Selain  pengembangan  perpustakaan  salah  satu  penggunaan  dana  BOS
yaitu  untuk  pembiayaan  seluruh  kegiatan  dalam  penerimaan  siswa  baru seperti  untuk  biaya  pendaftaran,  pembuatan  spanduk  sekolah  bebas
pungumutan,  administrasi  pendaftaran,  dan  penyusunan  RAPBSRKAS. Dari hasil wawancara dan data yang ada menunjukkan bahwa 80 bahwa
siswa  masih  dipungut  biaya  untuk  pendaftaran  saat  masuk  sekolah. Pungutan disetiap sekolah berbeda-beda dengan sekolah lainnya. Pungutan
di sekolah negeri tentu berbeda dengan sekolah swasta. Hal ini bisa dilihat dari  SMP  yang  masih  menarik  biaya  pendaftaran,  ada  yang  ribuan  rupiah
bahkan  sampai  ada  ratusan  ribu  rupiah.  Mulai  dari  Rp  50.000  sampai dengan Rp 150.000, tergantung dari punggutan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah. Tidak hanya biaya pendaftaran yang dipungut oleh sekolah, biaya daftar  ulang  masih  dipungut  oleh  sekolah  dan  jumlahnya  juga  bervariasi
mulai  Rp  10.000  dan  Rp  30.000,  terutama  untuk  sekolah  swasta.  Hal  ini menunjukan  sekolah  dalam  menggunakan  dana  BOS  belum  tepat
penggunaannya  untuk  kegiatan  pendaftaran  penerimaan  siswa  baru  dan daftar ulang, Sehingga sekolah masih tetap menarik biaya pendaftaran dari
orang  tua  siswa.  Padahal  dalam  kegiatan  pendaftaran  dan  daftar  ulang sekolah  telah  mendapatkan  bantuan  berupa  dana  BOS  dari  pemerintah.
Peneliti  juga  tidak  menemukan  pembuatan  spanduk  bahwa  sekolah menerima  dana  BOS  bebas  pemungutan,  sehingga  ada  banyak  orang  tua
siswa yang tidak tahu tentang adanya dana BOS.
66 3.
Kegiatan Pembelajaran dan Ekstra Kurikuler Peserta Didik Dana  BOS  juga  digunakan  untuk  pembiayaan  kegiatan  pembelajaran
dan ektra kurikuler peserta didik. Dari hasil wawancara dan data yang ada menunjukkan  bahwa  40  ternyata  siswa  masih  diminta  iuran  untuk
kegiatan  kesiswaan,  salah  satunya  untuk  kegiatan  biaya  pratikum  biologi sebesar  Rp  10.000,  biaya  pramuka  sebesar  Rp  40.000,  biaya  fotokopi
Rp  3.000,  dan  Rp  7.000.  Penarikan  dilakukan  tidak  rutin,  hanya  saat  ada kegiatan  saja  baru  dilakukan  penarikan.  Misalnya  penarikan  untuk
membayar fotokopi  materi pembelajaran  yang sudah di  fotokopi  guru jadi siswa hanya membayar saja.
Dengan adanya penarikan sejumlah uang untuk  kegiatan pembelajaran dan  ekstra  kurikuler  peserta  didik  tersebut,  membuktikan  bahwa
penggunaan  dana  BOS  masih  belum  direalisasikan  dengan  baik.  Hal  ini yang  terkadang  membuat  tersendatnya  proses  kegiatan  siswa  di  sekolah
dan  membuat  orang  tua  siswa  merasa  terbebani  terutama  untuk  keluarga siswa yang kurang mampu.
4. Kegiatan Ulangan dan Ujian
Dana  BOS  juga  digunakan  untuk  pembiayaan  ulangan  dan  ujian sekolah, tetapi pada kenyataannya dari hasil wawancara dan data yang ada
menunjukkan  bahwa  40  sekolah  masih  menarik  biaya  untuk  kegiatan
ulangan  dan  ujian  sekolah,  sebagian  besar  yang  melakukan  penarikan adalah  sekolah  swasta.  Karena  biaya  operasional  sekolah  swasta  tidak
sepenuhnya ditanggung oleh negara, dibandingkan dengan sekolah negeri.
67 Di  sekolah swasta penarikan biaya ulangan berkisar dari Rp  10.000
sampai  dengan  Rp  25.000,  sedangkan  untuk  biaya  ujian  sekolah  karena biaya sebesar Rp 20.000, dan Rp 50.000. Hal ini membuat orang tua siswa
merasa  cukup  terbebani.  Untuk  sekolah  negeri  peneliti  tidak  menemukan adanya  penarikan  biaya  ulangan  dan  ujian  sekolah  karena  sepenuhnya
sudah  ditanggung  oleh  negara  melalui  dana  BOS  dan  bantuan  bantuan lainnya.
5. Pembelian Bahan Habis Pakai
Penggunaan  dana  BOS  untuk  membeli  bahan  habis  pakai  seperti pangadaan  suku  cadang  sekolah,  alat  kantor,  membeli  minuman,  dan
makanan  ringan  untuk  kebutuhan  sekolah.  Dari  data  yang  ada
menunjukkan bahwa 60 siswa masih diminta mengumpulkan sejumlah
uang oleh wali kelas sebesar Rp 500 dan Rp 1.000 setiap minggunya. Uang itu  digunakan  sebagai  uang  kas  kelas  untuk  digunakan  sewaktu-waktu
apabila  spidol,  kapur,  penghapus  buku  induk  pesera  didik,  sapu,  membeli manila  untuk  membuat  jadwal  petugas  kebersihan  kelas,  dan  taplak  meja
guru di kelas karna habis digunakan atau hilang. Hal ini tentunya membuat siswa merasa terbebani, uang yang tadinya diberikan orang tua seharusnya
untuk uang jajan, malah diberikan untuk membayar iuran kelas. Padahal  dalam  pernyataan  kepala  sekolah  bahwa  pengalokasian
utama dana BOS adalah untuk kegiatan kegiatan siswa di sekolah terutama untuk  kegiatan  pembelajaran.  Tetapi  pada  kanyataannya  berbanding
terbalik dengan hasil wawancara kepada guru dan siswa, penyebabnya bisa
68 jadi  bahwa  dalam  melakukan  penyusunan  RAPBSRKAS  tidak
memberikan  kesempatan  kepada  guru  mengajukan  penarikan  sejumlah dana  untuk  digunakan  pada  kegiatan  siswa  di  sekolah.  Sehingga  guru
membuat  ide  iuran  keuangan  kelas  yang  nantinya  akan  digunakan  untuk kepentingan  kelas.  Ada  juga  kepala  sekolah  yang  memberikan  keluasan
kepada guru untuk membeli sendiri bahan habis pakai untuk pembelajaran, setelah itu guru  yang bersangkutan bisa menunjukan buktinota pembelian
untuk diganti uangnya. 6.
Langganan Daya dan Jasa Dana BOS juga digunakan untuk pembiayaan langganan daya dan jasa
di sekolah. Data yang ada menunjukkan bahwa 40 peneliti menemukan sekolah tidak menggukan internet modem baik dengan cara berlangganan
atau prabayar sehingga untuk melaporkan pertanggungjawaban dana BOS, bendaharaoperator  sekolah  harus  pergi  ke  warnet  atau  memberikan  ke
Dinas  Pendidikan  setelah  itu  Dinas  Pendidikan  yang  meng-upload pelaporan sekolah  ke webside Kemendikbud.
Di  beberapa  kecamatan  masih  sering  terjadi  mati  listrik  pada  waktu siang  hari,  tentu  akan  menghambat  kegiatan  di  sekolah  terutama  kegiatan
TU,  Sekolah  tidak  melakukan  pengadaan  genset  atau  panel  surya,  agar ketika  terjadi  mati  listrik  sekolah  bisa  langsung  menyalakan  genset  atau
panel surya. Hal ini mestinya menjadi perhatian khusus oleh pihak sekolah terutama kepala sekolah dalam mengalokasikan dana BOS.
69 7.
Perawatan Sekolah Di  dalam  petunjuk  teknis  penggunaan  dana  BOS  2014  menyebutkan
bahwa  komponen  pembiayaan  perawatan  sekolah  seperti;  pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu, jendela kamar mandi, wc, perawatan
lantai,  dan  perawatan  fasilitas  sekolah  lainnya.  Dengan  adanya  dana  BOS harusnya  sekolah  bisa  menggunakan  dana  BOS  untuk  melakukan
perawatan  sekolah.  Data  yang  ada  menunjukkan  bahwa  80  sekolah
masih  memungut  biaya  berupa  perbaikan  dan  perawatan  gedung,  dan fasilitas sekolah lainya. Besar pungutan bervariasi tergantung sekolah yang
menarik  biaya  tersebut.  Sebagian  besar  disesuaikan  dengan  kondisi ekonomi  orang  tua  siswa  masing-masing.  Besar  biaya  pungutan  ada
Rp  300.000,  Rp  450.000,  Rp  500.000,  dan  ada  juga  sampai  Rp  700.000. Berdasarkan  data  hasil  wawancara  dengan  kepala  sekolah,  siswa  dan  data
hasil  observasi  ternyata  perawatan  sekolah  tidak  dilakukan  oleh  sekolah, padahal  sekolah  sudah  menerima  dana  BOS  dari  pemerintah  pusat  dan
ditambah  sumbangan  dari  orang  tua  siswa.  Tetapi  pada  kenyataanya, setelah  peneliti  melakukan  observasi  ternyata  masih  banyak  sekali
kerusakan  ringan  di  sekolah  seperti  tidak  tersedia  air  di  kamar  mandi, pegangan pintu sdh rusak, keramik yang kotor, kamar mandi gelap karena
tidak  diterangi  lampu,  dan  Sirkulasi  udara  yang  buruk  sehingga  kamar mandi  dan  wc  mengeluarkan  bau  busuk.  Memang  sekolah  membutuhkan
dana  yang  besar,  mungkin  melebihi  dana  BOS  yang  diterima  dari pemerintah untuk alokasi perbaikan dan perawatan sekolah, Tapi dana BOS
70 yang  tersedia  seharusnya  digunakan  sesuai  dengan  petunjuk  teknis
penggunaan agar lebih bisa dirasakan manfaatnya. 8.
Pembayaran Honorarium Bulanan Guru Honorer dan Tenaga Kependidikan Honorer
Dana  BOS  juga digunakan  untuk  membayar honorarium  bulanan  guru dan tenaga kependidikan honorer. Dari data yang ada menunjukkan bahwa
60  sekolah  masih  menarik  uang  komiteSPP  untuk  membayar  guru
honorer  dan  tenaga  kependidikan  terutama  di  sekolah  swasta.  Karena sekolah swasta guru honorer dan pegawai kependidikan honorer jauh lebih
banyak  dibandingkan  dengan  PNS,  Hampir  disetiap  sekolah  swasta memiliki  13  sampai  19  Guru  honorer  dan  tenaga  kependidikan  akibatnya
dana BOS disekolah swasta sebagian besar dialokasi untuk pembiayaan ini jauh lebih besar dari alokasi pembiayaan lainnya. Hal ini juga tidak terlepas
dengan  ketidakjelasan  aturan  penggunaan  dana  BOS  khususnya  sekolah swasta.  Pembayaran  Honorarium  berdasarkan  kualifikasi  guru  honor  dan
tenaga  kependidikan.  Untuk  pembayaran  guru  honorer  dihitung  per  jam kerja  atau  per  sekali  tatap  muka  Rp  20,000,  Rp  35.000,  dan  Rp  40.000,
pembayaran  bisa  dilakukan  perminggu  atau    perbulan.  Bahkan  ada  guru yang sudah minta dibayar cicil gajinya sebelum mengajar, sedangkan untuk
pegawai  admistrasi  Rp  1.500.000,  Rp  1.650.000,  dan  pegawai perpustakaan,  penjaga  sekolah,  satpam,  pegawai  kebersihan,  pembayaran
honor  per  bulan  ada  juga  yang  per  minggu  untuk  kisaran  bervariasi Rp  450.000,  Rp  500.000,  dan  Rp  650.000.  Peneliti  juga  menemukan
71 adanya guru PNS di sekolah swasta yang menerima bayaran gaji PNS dan
juga  mendapatkan  bayaran  honorer  juga  dari  pihak  yayasan.  Hal  ini  juga tentunya menambah biaya yang harus dikeluarkan sekolah.
Sedangkan  di  sekolah  negeri  sebagian  besar  guru  dan  tenaga kependidikan  sudah  berstatus  PNS,  sedangkan  tenaga  kependidikan
honorer  3  sampai  5  orang  saja  sehingga  sekolah  negeri  dalam mengalokasian  dana  BOS  untuk  membayar  honorer  tidak  melebihi
ketentuan  yang  diberlaku  sebesar  20.  Peneliti  juga  menemukan  bahwa sekolah  negeri  sudah  menerima  dana  BOS,  tetapi  masih  memungut  uang
komiteSPP yang lumayan besar, dan juga menerima uang sumbangan dari orang  tua  siswa.  Padahal  biaya  pembayaran  honorer  guru  dan  tenaga
kependidikan  di  sekolah  negeri  jauh  lebe  kecil  bila  dibandingkan  dengan sekolah swasta yang menghabiskan sebagian besar dana BOS hanya untuk
membayar guru honorer dan tenaga kependidikan. 9.
Pengembangan Profesi Guru Dana BOS juga digunakan untuk pengembangan profesi guru. Dari data
yang ada menunjukan bahwa 60 sekolah telah menggunakan dana BOS untuk  pembiayaan  kegiatan  biaya  transport  seminar  kurikulum  2013
Rp  2.000.000,  dan  Rp  1.800.000,  Pembinaan  dan  pelatihan  dapodik Rp  1.100.000,  dan  1.250.000,  pembinaan  tenaga  ketatausahaan
Rp 1.800.000, dan  Biaya perjalan dinas kepsek. Sedangkan  40 sekolah tidak menggunakan dana BOS untuk pengembangan profesi guru. Dengan
adanya  dana  BOS  tidak  hanya  meringankan  biaya  operasional  sekolah
72 tetapi  juga  meningkatkan  kualitas  para  guru  dan  tenaga  kependidikan
melalui kegiatan tersebut. 10.
Membantu Peserta didik Miskin Dana  BOS  juga  harusnya  bisa  digunakan  untuk  pemberian  bantuan
transportasi siswa miskin. Hasil wawancara dengan kepala sekolah maupun siswa,  peneliti  tidak  menemukan  adanya  pemberian  bantuan  transportasi
bagi  siswa  miskin.  Dari  data  yang  ada  menunjukkan  bahwa  80  tidak ada  sekolah  yang  memberikan  bantuan  transportasi  tersebut.  Karena
siswanya  bertempat  tinggal  dekat  dengan  sekolah,  namun  ada  juga  yang bertempat tinggal jauh di luar kota dan setiap harinya harus naik angkutan
umum,  truk  atau  ojek  ke  sekolah.  Itu  dilakukan  setiap  hari,  meskipun begitu  ada  juga  yang  memberikan  bantuan  biaya  transportasi  untuk  siswa
hanya  berupa  bantuan  BSM  20  saja  yang  pemberianya  1  semester
sekali  atau  ada  juga  diganti  dengan  mengurangi  beban  uang  komiteSPP kepada orang tua siswa yang kurang mampu.
11. Pembiayaan pengelolaan BOS
Dana BOS juga digunakan untuk pembiayaan pengelolaan BOS seperti alat  tulis  kantor,  pengadaan,  flash  disk,  surat-menyurat,  insentif  bagi
bendahara  dalam  penyusunan  laporan,  dan  biaya  transport  pengambilan
dana  BOS,  Dari  data  yang  ada  menunjukkan  bahwa  80  penggunaan
dana  BOS  untuk  alokasi  ini  sudah  tepat.  Pembiayaan  ini  dimaksudkan untuk  memperlancar  dan  mempermudah  pihak  sekolah  khususnya  kepala
sekolah  dan  bendahara  dalam  melakukan  pengelolaan  BOS.  Sayangnya
73 peneliti menemukan dalam hal ini biaya insentif dan transport terlalu besar,
misalkan sekolah yang berada di dalam kota berdekatan dengan Bank tetapi biaya  transport  yang  terlampu  besar.  Peneliti  juga  masih  menemukan
20  sekolah  belum  menggunakan  dana  BOS  untuk  pengelolaan  seperti membeli  printer  sehingga  menghambat  ketika  peneliti  meminta  laporan
pertanggungjawaban  sehingga  harus  menunggu  beberapa  hari  untuk  di print dan juga surat telah melakukan penelitian.
12.
Pembelian dan Perawatan Perangkat Komputer
Berdasarkan data  yang ada menunjukkan 20  Dana BOS  digunakan sekolah untuk membeli 1 unit printer, dan laptop, dicatat sebagai inventaris
sekolah  ditaru  di  sekolah.  Khususnya  untuk  laptop  terkadang  bendahara membawa  pulang  ke  rumah  untuk  digunakan  membuat  laporan  keuangan.
Ketika peneliti meminta data sekunder berupa laporan per triwulan kepada pihak  sekolah,  sekolah  malah  beralasan  sekolah  laptop  rusak  dan  belum
diperbaiki sehingga peneliti tidak mendapat data yang akurat.
13. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah terpenuhi pendanaanya
dari BOS Pada  pembiayaan  dilakukan  jika  seluruh  komponen  1  s.d  12  telah
terpenuhi  dari  BOS.  Tetapi  pada  kenyataanya  data  yang  ada menunjukkan  bahwa  80  setiap  sekolah  telah  menggunakan  dana
BOS  untuk  pembiayaan  sebelum  terpenuhi  komponen  1  s.d  12, terutama  digunakan  untuk  pembiayaan  pembelian  dan  perbaikan  kursi
dan meja siswa. Selain itu juga sekolah menggunakan dana BOS untuk
74 membayar iuran TV kabel yang ditaru di ruang guru dan TU, ironisnya
kamar  mandiWC  tidak  diperbaiki,  lantai  sekolah  rusak,  lampu penerangan  di  sekolah  yang  tidak  memadai  untuk  penerangan  malam
hari,  tempat  sampah  pun  tidak  ada,  alhasil  siswa  membuang  sampah sembarangan,  dan  juga  dana  BOS  digunakan  untuk  kebutuhan  natal.
Semua  itu  tentu  akan  mengurangi  alokasi  yang  seharusnya  sudah ditetapkan.  Padahal  sekolah  telah  menerima  uang  sumbangan  dari
orang  tua  siswa  untuk  uang  pembangunan  dan  menarik  uang  komite sekolah.  Ada  pula  sekolah  malah  mendiamkan  sisa  dana  BOS  periode
tahun sebelumnya, padahal kondisi sarana dan prasarana sekolah rusak, bukannya diperbaiki malah di diamkan dana BOS.
Dari  adanya  uraian  tentang  ketepatan  penggunaan  dana  BOS oleh setiap sekolah, maka dapat diketahui bahwa dalam pemanfaatan dana
BOS dari pemerintah belum dapat direalisikan dengan baik dan tepat oleh pihak sekolah. Padahal banyak pihak yang menuntut agar alokasi anggaran
pendidikan  dinaikan  guna  untuk  peningkatan  mutu  dan  perluasan  akses pendidikan. Sehingga tidak ada permasalahan siswa putus sekolah apalagi
sekolah  pendidikan  dasar  dan  setiap  orang  harus  memiliki  kesempatan yang  sama  dan  menikamati  pendidikan  dengan  layak  di  pendidikan  dasar.
Padahal  pemerintah  sudah  berusaha  untuk  memberikan  berbagai  macam bantuan.  Salah  satunya  dana  BOS  ini  yang  harus  dimanfaatkan  sebaik-
baiknya  dalam  mengoperasikan  kegiatan  di  sekolah,  untuk  itu  perlu  juga didukungan  dari  setiap  sekolah  yang  telah  mendapat  sumbangan  bantuan
75 dana  BOS  guna  membantu  siswa  yang  tidak  mampu  untuk  bisa
menuntaskan pendidikan dasarnya, bukan malah menambah pungutan yang harus ditanggung orang tua siswa.
Memang  kebutuhan  setiap  sekolah  berbeda-beda  terutama kebutuhan sekolah di daerah tertinggal dan juga dana BOS yang diberikan
pemerintah  berbeda-beda  pula,  tergantung  jumlah  siswanya.  Tetapi  pada kenyataan  peneliti  mendapat  bahwa  dana  BOS  yang  diterima  tidak
dialokasikan  pengunaannya  dengan  baik  sesuai  kebutuhan  yang  tepat sesuai  dengan  aturan  dalam  petunjuk  teknis  penggunaan  dana  BOS  oleh
sekolah.
                