Uji Koefisien Determinasi R Uji Parsial Uji t Uji Koefisien determinasi parsial r

melakukan uji F adalah membandingkan hasil besarnya peluang melakukan kesalahan tingkat signifikansi yang muncul, dengan tingkat peluang munculnya kejadian probabilitas yang ditentukan sebesar 5 atau 0,05 pada output, untuk mengambil keputusan menolak atau menerima hipotesis nol Ho: a. Apabila signifikansi 0,05 maka keputusannya adalah menerima Ho dan menolak Ha. b. Apabila signifikansi 0.05 maka keputusannya adalah menolak Ho dan menerima Ha.

3.8.2 Uji Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengukur kemampuan seberapa besar persentase variasi variabel bebas independen pada model regresi linier berganda dalam menjelaskan variasi variabel terikat dependen. Dengan kata lain pengujian menggunakan R 2 , dapat menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yang digunakan dalam model regresi linier berganda adalah variabel-variabel independen yang mampu mewakili keseluruhan dari variabel-variabel independen lainnya dalam mempengaruhi variabel dependen, kemudian besarnya pengaruh ditunjukkan dalam bentuk persentase.

3.8.3 Uji Parsial Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2006. Cara melakukan uji t adalah membandingkan hasil besarnya peluang melakukan kesalahan tingkat signifikansi yang muncul, dengan tingkat peluang munculnya kejadian probabilitas yang ditentukan sebesar 5 atau 0,05 pada output, untuk mengambil keputusan menolak atau menerima hipotesis nol Ho : a. Apabila signifikansi 0.05 maka keputusannya adalah menerima Ho dan menolak Ha b. Apabila signifikansi 0.05 maka keputusannya adalah menolak Ho dan menerima Ha Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel X kecerdasan emosional, persepsi kode etik auditor, tekanan waktu, dan motivasi secara parsial terhadap variabel Y kinerja auditor. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 persen.

3.8.4 Uji Koefisien determinasi parsial r

2 Uji koefien determinasi parsial r 2 digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dalam pengumpulan data, dimana penyebarannya dilakukan secara personal survey atau peneliti mendatangi secara langsung tiap-tiap Kantor Akuntan Publik KAP yang ada di Kota Semarang. Pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan bantuan program SPSS. Penyebaran kuesioner ditujukan kepada auditor yang bekerja pada KAP di kota Semarang. Keseluruhan kuesioner yang dikirim kepada responden adalah sebanyak 54 kuesioner berdasarkan jumlah auditor yang dapat berpartisipasi di 11 KAP di Kota Semarang. Sebaran jumlah sampel dapat dilihat pada lampiran 1. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 10 Mei 2011 hingga 30 Mei 2011. Kuesoner yang kembali sebanyak 54 buah, sehingga tingkat pengembalian kuesioner adalah sebesar 100, sedangkan kuesioner yang tidak kembali adalah 0 buah atau 0. Kuesioner yang dapat digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 54 atau 100, sedangkan total kuesioner yang tidak lengkap adalah 0 atau 0. tabel 4.1 menunjukkan tingkat pengiriman dan pengembalian dalam penelitian.

Dokumen yang terkait

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, KEPATUHAN PADA KODE ETIK, DAN PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Kepatuhan Pada Kode Etik, Dan Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kanto

0 2 15

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, KEPATUHAN PADA KODE ETIK, DAN PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Kepatuhan Pada Kode Etik, Dan Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kanto

0 1 20

PERBEDAAN LEVEL HIERARKIS AUDITOR DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PERSEPSI TENTANG KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA.

0 1 9

PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA DITINJAU DARI LEVEL HIERARKIS AUDITOR PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA DITINJAU DARI LEVEL HIERARKIS AUDITOR DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK (Survei Pada Kantor Akuntan

0 0 16

PENDAHULUAN PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA DITINJAU DARI LEVEL HIERARKIS AUDITOR DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK (Survei Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta).

0 0 8

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA PADANG.

0 1 6

KECERDASAN EMOSIONAL DAN KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK.

0 0 12

(ABSTRAK)Pengaruh Kecerdasan Emosional, Persepsi Kode Etik, Tekanan Waktu, dan Motivasi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.

0 0 1

Pengaruh Etika Profesi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Opini Auditor Pada kantor Akuntan Publik Kota Palembang

0 1 16

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repository

0 0 31