Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

2. Faktor Alat Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan tepung temulawak harus diperhatikan jumlah dan fungsinya agar proses pembuatan tepung temulawak menjadi efisien dan efektif. Adapun syarat alat-alat yang digunakan adalah bersih, kering, tidak rusak, dan tidak berkarat. 3. Faktor Proses Pembuatan Tahap-tahapan dalam membuat tepung temulawak harus diperhatikan dengan baik agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Mulai dari tahap persiapan bahan hingga tahap pengemasan. Misalnya dalam mengiris temulawak sebaiknya dengan ketipisan yang seragam agar dapat kering dalam waktu yang sama dan mengemas tepung temulawak harus rapat agar tekstur tepung tetap kering.

2.4. Kerangka Berfikir

Mi sudah dikenal oleh masyarakat diberbagai negara dengan menggunakan berbagai macam proses pengolahan dengan bahan yang berbeda. Mayoritas remaja lebih menyukai makanan instan. Salah satunya makanan instan yang berbahan dasar mi. Mi kering merupakan mi yang terbuat dengan bahan dasar tepung terigu. Sementara sebagian besar tepung terigu yang ada di Indonesia merupakan hasil impor dari negara lain. Pemberdayaan bahan pangan lokal merupakan suatu cara untuk menghemat devisa negara. Ubi jalar kuning merupakan bahan pangan lokal yang mudah ditemukan karena sifatnya yang tahan hidup di daerah tropis maupun subtropis. Penambahan tepung temulawak diharapkan dapat menambah fungsi kesehatan dari mi, karena temulawak mengandung kurkumin sebagai antioksidan. Berdasar uraian tersebut peneliti menggunakan tepung ubi jalar kuning sebagai substituen tepung terigu dengan penambahan tepung temulawak. Dari pemikiran tersebut diharapkan tepung ubi jalar kuning dapat digunakan sebagai substituen untuk mengurangi penggunaan tepung terigu. Substitusi tepung ubi jalar kuning pada tiap sampelnya sebesar 20, 30 dan 40. Dari tiga variasi perbandingan yang berbeda, sedangkan penambahan tepung temulawak sejumlah 2 dari berat semua bahan. Sehingga kemungkinan besar terjadi perbedaan kualitas dari mi yang dihasilkan. Untuk mengetahui kualitas inderawi dari mi kering hasil eksperimen, maka dilakukan pengujian inderawi. Sementara untuk mengetahui daya terima remaja terhadap mi kering hasil eksperimen maka dilakukan pengujian kesukaan. Sedangkan untuk mengetahui kadar air dan kadar kurkumin mi kering maka dilakukan pengujian di laboratorium. Uraian tersebut dapat disederhanakan dalam bentuk skema kerangka berfikir pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Skema Kerangka Berfikir Variabel Terikat: Kualitas mi kering tepung terigu substitusi tepung ubi jalar kuning dengan penambahan tepung temulawak Variabel Kontrol: 1. Alat: timbangan, kompor, mangkuk kecil, piring kecil, baskom, penggiling mi, baki, dandang, loyang, tampah, toples, plastik, sealer. 2. Bahan: tepung tapioka, tepung temulawak, telur ayam, air, garam, STPP dan minyak goreng. 3. Proses Pembuatan: penimbangan bahan, pengadukan, pembentukan lembaran, pencetakan, pengukusan, pengeringan, pengemasan, dan pelabelan. Variabel Bebas: Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Substitusi 20 Substitusi 30 Substitusi 40 Eksperimen Warna Aroma Rasa Tekstur Air Kurkumin Kualitas Inderawi Kandungan Kimiawi Kesukaan Remaja

2.5. Hipotesis