40 dalam  perspektif  ini  adalah  penelitian-penelitian  dengan  topik  ekonomi
pengetahuan dan cara mengukur nilai pengetahuan tersebut bagi organisasi. Fokus penelitian perspektif ini adalah pemahaman pengetahuan sebagai sumber daya.
Pemrosesan  informasi  organisasional  merupakan  aliran  Manajemen Pengetahuan  yang  menekankan  pentingnya  komunikasi  dan  proses  berbagi
informasi  dalam  organisasi.  Tuomi  1999  mengelompokkan  aliran  ini  menjadi tiga  fokus  area  penelitian,  yaitu:  1  komunikasi  organisasional  yang  meliputi
topik  jaringan  informasi  informal  dan  perancangan  infrastruktur  sistem komunikasi  dan  aliran  otomasi  berbasis  komputer;  2  berbagi  informasi  yang
meliputi  pengembangan  alat  atau  fasilitas  untuk  mempermudah  proses  berbagi informasi  baik  di  dalam  organisasi  atau  antar  organisasi  dan  3  pemrosesan
informasi  untuk  mendukung  proses  pengambilan  keputusan.    Representasi pengetahuan  merupakan  salah  satu  topik  penelitian  yang  menekankan  teknik
merepresentasikan  pengetahuan  manusia  ke  dalam  bentuk  yang  dapat  diproses komputer, antara lain dengan sistem pakar Boose 1986; Gaines 1994.
Mengacu  pada  taksonomi  penelitian  di  bidang  Manajemen  Pengetahuan yang  dikemukakan  oleh  Tuomi  1999  tersebut,  maka  dapat  dikatakan  bahwa
penelitian  ini  berada  pada  posisi  ranah  Manajemen  Pengetahuan  dengan penciptaan  pengetahuan  sebagai  isu  sentral  dalam  pembelajaran  organisasi  yang
termasuk aliran intelijen organisasional. Dengan menggunakan model penciptaan pengetahuan yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi 1995 sebagai basis teori,
penelitian  ini,  didukung  teori  dari  aliran  kompetisi  berbasis  pengetahuan  dan diperkaya  dengan  aplikasi  konsep  representasi  pengetahuan.  Penelitian  ini
dimaksudkan melengkapi keterbatasan teori penciptaan pengetahuan Nonaka dan Takeuchi 1995 tersebut.  Gambaran posisi penelitian dalam konteks manajemen
pengetahuan ditampilkan pada Gambar 6.
41
41 Gambar 6   Posisi Penelitian dalam Konteks Manajemen Pengetahuan MP
Adaptasi dari Tuomi 1999
MP
Intelijen Organisasional
Pengembangan Organisasional
Pemrosesan Informasi
Organisasional Komunikasi
Organisasional
Berbagi Informasi
Pemrosesan Informasi
Manajemen Aset
Pengetahuan SDM dan
Pengembangan Kerja
Kompetisi Berbasis
Pengetahuan Pengembangan
Proses bisnis Intelijen Bisnis
Kognisi Organisasional
Organisasi Pembelajar,
Penciptaan Pengetahuan,
Transfer Kepakaran dan Inovasi
Memori Organisasional
Representasi Pengetahuan
Representasi Data
Pemodelan Enterprise Sistem Kolaborasi
Penciptaan Pengetahuan,
untuk Meningkatkan
Keunggulan Bersaing
BAB 3  METODOLOGI PENELITIAN
3.1  Tahapan Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  melalui  tiga  tahap  yang  dirancang  untuk menghasilkan  model  keunggulan  bersaing  berbasis  penciptaan  pengetahuan
koperasi susu.  Ketiga tahap tersebut dimaksudkan untuk: 1  memperoleh model kontribusi aset-aset pengetahuan
2 memperoleh  model  penciptaan  pengetahuan  dan  mengidentifikasi struktur model penciptaan pengetahuan pada Koperasi Susu
3 mengembangkan  Sistem  Pakar  Knowledge  Management  Scorecard
KM-Scorecard. Penelitian  ini  diawali  dengan  pengumpulan  data  melalui  survei  responden.
Data  dianalisis  menggunakan  metode  analisis  korelasi  kanonikal  untuk menghasilkan  model  kontribusi  aset-aset  pengetahuan  terhadap  proses  konversi
pengetahuan pada Koperasi Susu di Indonesia. Hasil yang diperoleh dari analisis tahap  pertama,  diintegrasikan  dengan  data  dari  survei  responden  pada  tahap
selanjutnya. Pada  tahap  kedua  ini  dilakukan  analisis  Structural  Equation  Modeling
SEM  untuk  menghasilkan  model  penciptaan  pengetahuan  pada  koperasi  susu.
Tahap  kedua  ini  juga  menghasilkan  parameter-parameter  yang  telah  teruji  untuk tahap berikutnya.
Pada tahap ketiga dilakukan pengembangan model sistem pakar Knowledge Management  Scorecard  KM-Scorecard  menggunakan  program  Matlab.  Sistem
Pakar  ini  dimaksudkan  untuk  mendiagnosis  kinerja  penerapan  Manajemen Pengetahuan  dalam  upaya  mendorong  terjadinya  inovasi  pada  Koperasi  Susu  di
Indonesia.  Diagram alir tahap penelitian ditampilkan pada Gambar 7.
44
Gambar 7  Diagram Alir Tahap Penelitian
Mulai
Analisis hubungan aset pengetahuan dan penciptaan pengetahuan pada koperasi
susu
Model Kontribusi Aset Pengetahuan terhadap Koversi  Pengetahuan Koperasi
Susu Survei Responden
Korelasi Kanonikal
Analisis model hubungan antar variabel penciptaan pengetahuan pada koperasi
susu
Model Penciptaan Pengetahuan pada Koperasi Susu
Survei Responden Structural Equation
Model SEM
Pemodelan Sistem Pakar Knowledge Management Scorecard  Koperasi Susu
Model KM-Scorecard Koperasi Susu
Validasi Pemodelan Sistem Pakar KM- Scorecard Koperasi Susu
Rekomendasi dan Implementasi Kebijakan
Selesai Akuisisi Pengetahuan
Pakar
Pendapat Pakar
Sesuai? Ya
Tidak
45
3.2  Metode Pengumpulan Data
Data  yang  akan  dikumpulkan  terdiri  atas  kelompok  data  primer  dan  data sekunder.  Data  primer  berupa  data  dan  informasi  pendapat  peternak,  karyawan
koperasi dan pengurus koperasi terkait variabel-variabel penciptaan pengetahuan. Data  primer  juga  berupa  pengetahuan  pakar  terkait  dengan  desain  pengukuran
kinerja pengetahuan pada koperasi yang diperoleh dari para pakar. Data sekunder berupa  jumlah  dan  produksi  sapi  perah,  jumlah  peternak  dan  skala  usahanya,
kapasitas  koperasi  persusuan  dan  lembaga  penelitian  dan  instansi  terkait  dengan subyek penelitian.
Pada  penelitian  ini,  populasi  yang  diteliti  adalah  kelompok  koperasi persusuan  yang  tergabung  dalam  Gabungan  Koperasi  Susu  di  Indonesia  GKSI
yang bertindak sebagi pemasok susu segar atau susu pasteurisasi bagi IPS. Saat ini terdapat  192  koperasi  yang  menjadi  anggota  GKSI  yang  terkonsentrasi  di  pulau
Jawa  dengan  rincian  Jawa  Barat  dan  DKI  Jakarta  berjumlah  96  koperasi,  Jawa Tengah dan DI Yogyakarta berjumlah 34 koperasi dan Jawa Timur berjumlah 38
koperasi GKSI 2005. Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  metode  studi  literatur  dan  survei
lapang.    Contoh  untuk  survei  lapang  dalam  penelitian  ini  dipilih  secara  sengaja purposive dengan mempertimbangkan lama berdiri koperasi, kapasitas produksi,
jumlah anggota dan kesediaan koperasi menjadi tempat penelitian. Penelitian telah dilaksanakan  pada  3  koperasi,  yaitu  Koperasi  Susu  Sinau  Andandani  Ekonomi
SAE  Pujon-Malang,  Koperasi  Susu  Bogor  di  Bogor  dan  Koperasi  Susu
Sukamulya  Kediri.  Dari  masing-masing  koperasi  ditentukan  responden  peternak
secara  acak  terstratifikasi  stratified  random  sampling  berdasarkan  skala  usaha dengan  indikator  jumlah  kepemilikan  sapi  laktasi.  Hal  ini  dimaksudkan  agar
komponen  komponen  yang  terlibat  dalam  koperasi  susu  terwakili  pendapatnya Singarimbun   Effendi 1995. Data  yang diambil  pada penelitian ini berjumlah
105 responden. Hal ini sesuai dengan saran Hair et al. 1998. Pengumpulan data primer berupa pendapat peternak, karyawan koperasi dan
pengurus  koperasi  dilakukan  di  tiga  koperasi  primer  yang  merupakan  anggota Gabungan  Koperasi  Susu  di  Indonesia  GKSI,  dilakukan  pada  pertengahan
Oktober 2006 sampai dengan akhir bulan Mei 2007.
46 Pengumpulan  data  primer  berupa  pendapat  pakar  dilakukan  pada  bulan
April  sampai  dengan  bulan  Juni  2009.  Pakar  yang  diwawancari  meliputi  para ketua  koperasi,  anggota  koperasi  yang  unit  usaha  sapi  perahnya  telah  berbadan
hukum dan ilmuwan.
3.3  Metode Analisis Data
Data  hasil  survei  lapang  dan  survei  pakar  diolah  sesuai  dengan  rancangan metode  analisis  yang  telah  direncanakan.  Metode  analisis  data  dalam  penelitian
ini adalah: 1.  Metode  analisis  korelasi    kanonikal  untuk  menganalisis  kontribusi  aset-aset
pengetahuan  dalam  proses  konversi  pengetahuan  organisasi  yang  mendorong inovasi pada Koperasi Susu di Indonesia.
2.  Metode  analisis  Structural  Equation  Modeling  SEM  untuk  menganalisis hubungan  antar  variabel  penciptaan  pengetahuan  pada  koperasi  susu  sebagai
model konfirmatori. 3.  Sistem  Pakar  untuk  mengembangkan  Sistem  Knowledge  Management
Scorecard KM-Scorecard yang mendorong terjadinya inovasi pada Koperasi Susu di Indonesia.
3.4  Korelasi Kanonikal
Analisis  korelasi  kanonikal  merupakan  model  statistika  multivariat  yang memungkinkan  identifikasi  dan  kuantifikasi  hubungan  antara  dua  himpunan
variabel  Hair  et  al.,1998.  Karena  titik  perhatian  analisis  ini  adalah  korelasi hubungan  maka  kedua  himpunan  tidak  perlu  dibedakan  menjadi  kelompok
variabel  tidak bebas dan variabel  bebas. Pemberian label  Y dan X kepada kedua variat  kanonikal  hanya  untuk  membedakan  kedua  himpunan  variabel.  Fokus
analisis  korelasi  kanonikal  terletak  pada  korelasi  antara  kombinasi  linier  satu  set variabel dengan kombinasi linier set variabel  yang lain.  Langkah pertama adalah
mencari kombinasi linier yang memiliki korelasi terbesar. Selanjutnya, akan dicari pasangan kombinasi linier dengan nilai korelasi terbesar di antara semua pasangan
lain  yang  tidak  berkorelasi.  Proses  terjadi  secara  berulang,  hingga  korelasi maksimum  teridentifikasi.  Pasangan  kombinasi  linier  disebut  sebagai  variat
kanonikal  sedangkan  hubungan  di  antara  pasangan  tersebut  disebut  korelasi kanonikal.