46 Pengumpulan  data  primer  berupa  pendapat  pakar  dilakukan  pada  bulan
April  sampai  dengan  bulan  Juni  2009.  Pakar  yang  diwawancari  meliputi  para ketua  koperasi,  anggota  koperasi  yang  unit  usaha  sapi  perahnya  telah  berbadan
hukum dan ilmuwan.
3.3  Metode Analisis Data
Data  hasil  survei  lapang  dan  survei  pakar  diolah  sesuai  dengan  rancangan metode  analisis  yang  telah  direncanakan.  Metode  analisis  data  dalam  penelitian
ini adalah: 1.  Metode  analisis  korelasi    kanonikal  untuk  menganalisis  kontribusi  aset-aset
pengetahuan  dalam  proses  konversi  pengetahuan  organisasi  yang  mendorong inovasi pada Koperasi Susu di Indonesia.
2.  Metode  analisis  Structural  Equation  Modeling  SEM  untuk  menganalisis hubungan  antar  variabel  penciptaan  pengetahuan  pada  koperasi  susu  sebagai
model konfirmatori. 3.  Sistem  Pakar  untuk  mengembangkan  Sistem  Knowledge  Management
Scorecard KM-Scorecard yang mendorong terjadinya inovasi pada Koperasi Susu di Indonesia.
3.4  Korelasi Kanonikal
Analisis  korelasi  kanonikal  merupakan  model  statistika  multivariat  yang memungkinkan  identifikasi  dan  kuantifikasi  hubungan  antara  dua  himpunan
variabel  Hair  et  al.,1998.  Karena  titik  perhatian  analisis  ini  adalah  korelasi hubungan  maka  kedua  himpunan  tidak  perlu  dibedakan  menjadi  kelompok
variabel  tidak bebas dan variabel  bebas. Pemberian label  Y dan X kepada kedua variat  kanonikal  hanya  untuk  membedakan  kedua  himpunan  variabel.  Fokus
analisis  korelasi  kanonikal  terletak  pada  korelasi  antara  kombinasi  linier  satu  set variabel dengan kombinasi linier set variabel  yang lain.  Langkah pertama adalah
mencari kombinasi linier yang memiliki korelasi terbesar. Selanjutnya, akan dicari pasangan kombinasi linier dengan nilai korelasi terbesar di antara semua pasangan
lain  yang  tidak  berkorelasi.  Proses  terjadi  secara  berulang,  hingga  korelasi maksimum  teridentifikasi.  Pasangan  kombinasi  linier  disebut  sebagai  variat
kanonikal  sedangkan  hubungan  di  antara  pasangan  tersebut  disebut  korelasi kanonikal.
47 Jenis  data  dalam  variat  kanonikal  yang  digunakan  dalam  analisis  korelasi
kanonikal  dapat  bersifat  metrik  maupun  nonmetrik.  Bentuk  umum  fungsi kanonikal adalah sebagai berikut:
Y
1
+ Y
2
+ Y
3
. . . Y
q
= X
1
+ X
2
+ X
3
. . . X
p
metrik, nonmetrik        metrik, nonmetrik Secara umum, jika terdapat sejumlah p variabel bebas X
1
, X
2
, . . . , X
p
dan q variabel  tidak  bebas  Y
1
,  Y
2
,  .  .  .  ,Y
q
maka  banyak  pasangan  variat  adalah minimum p dan q. Jadi hubungan linier mungkin yang terbentuk adalah:
U
1
= a
11
X
1
+ a
12
X
2
+ . . . a
1p
X
p
U
2
= a
21
X
1
+ a
22
X
2
+ . . . a2
p
X
p
. .
U
r
= a
r1
X
1
+ a
r2
X
2
+ . . . a
rp
X
p
dan V
1
= b
11
Y
1
+ b
12
Y
2
+ . . . b
1q
Y
q
V
2
= b
21
Y
1
+ b
22
Y
2
+ . . . b
2q
Y
q
. .
V
r
= b
r1
Y
1
+ b
r2
Y
2
+ . . . b
rq
Y
q
. di mana r adalah nilai minimum p dan q. Hubungan ini dipilih sedemikian
sehingga korelasi antara U
1
dan V
1
menjadi korelasi maksimum; korelasi U
2
dan V
2
juga maksimum di antara variabel-variabel yang tidak berhubungan dengan U
1
dan  V
1
;  korelasi  U
1
,  V
1
,  U
2
,  dan  V
2
,  dan  seterusnya.  Setiap  pasang  variabel kanonikal  U
1
,  V
1
,  U
2
,  V
2
,  .  .  .  ,  U
r
,  V
r
merepresentasikan ‘dimensi’  bebas
dalam hubungan antara dua himpunan variabel X
1
, X
2
, . . . , X
p
dan Y
1
, Y
2
, . . . ,Y
q
.  Pasangan  pertama  U
1
,  V
1
mempunyai  korelasi  tertinggi  karenanya merupakan  korelasi  penting;  pasangan  kedua  U
2
,  V
2
mempunyai  korelasi tertinggi kedua karenanya menjadi korelasi terpenting kedua; dan seterusnya.
Prosedur  korelasi  kanonikal  mencakup  6  langkah  yang  bersifat  sekuensial yaitu:  1  penetapan  set  variabel  tak  bebas  dan  variabel  bebas  serta  relasinya
sesuai dengan perumusan masalah penelitian, 2 penetapan jumlah observasi dan jumlah sampel, 3 pemenuhan asumsi  korelasi  linier dan normalitas multivariat,
4  estimasi  fungsi  kanonikal  dan  seleksi,  5  interpretasi  fungsi  kanonikal  dan variabel-variabel  dan  6  validasi  hasil.    Tahap  analisis  kanonikal  ditampilkan
pada Gambar 8.
48
Gambar 8  Tahap Analisis Korelasi Kanonikal
Masalah Penelitian   Tentukan Tujuan:
o Menentukan hubungan antar variabel
o Memperoleh korelasi maksimal
o  Menjelaskan asal hubungan antar variabel   Menspesifikasikan variabel dependen
Menspesifikasikan variabel independen
Masalah Desain Penelitian   Jumlah observasi per variabel
  Keseluruhan ukuran sampel
Asumsi-asumsi   Korelasi linier
  Hubungan linier   Kenormalan ragam
Pemilihan dan Estimasi Fungsi Kanonikal   Menurunkan fungsi kanonikal
  Memilih fungsi untuk interpretasi   Signifikansi secara statistik
Besaran hubungan
Interpretasi Variabel dan Fungsi Kanonikal   Berat kanonikal
  Bobot kanonikal   Bobot silang kanonikal
Validasi Hasil   Sampel berganda
Analisis Sensitivitas Komposisi Ragam
49
3.5  Structural Equation Modeling
Structural  Equation  Modeling  SEM  atau  Model  Persamaan  Struktural merupakan  model  yang  memiliki  berbagai  nama,  diantaranya  adalah  analisis
struktur  kovarian  covariance  structure  analysis,  analisis  variabel  laten  latent variable analysis, analisis faktor konfirmatori confirmatory factor analysis, dan
sering juga disebut sebagai analisis LISREL Linear Structural Relationship yang juga  merupakan  salah  satu  software  statistik  yang  banyak  digunakan  untuk
mengolah  data  menjadi  model  SEM.  Dihasilkan  dari  sebuah  evolusi  dari multiequation  modeling  yang  dikembangkan  dengan  prinsip  ekonometrik  dan
digabungkan  dengan  prinsip-prinsip  pengukuran  dalam  psikologi  dan  sosiologi, SEM  telah  dimunculkan  sebagai  sebuah  alat  integral  antara  manajerial  dan  riset
akademis, yang mungkin diharapkan menjadi sebuah teknik yang dapat digunakan dengan jangkauan  yang  luas dan diterapkan pada berbagai  macam  aplikasi  Hair
et al. 1998. Lebih lanjut dijelaskan bahwa SEM merupakan metode analisis data untuk  melihat  pengaruh  hubungan  sebab  akibat  antara  variabel  bebas  dengan
variabel  terikat  dalam  rangka  mencari  penjelasan  dari  korelasi  yang  teramati dengan  membuat  hubungan  sebab  akibat  antar  variabel.  Formulasi  SEM  dalam
bentuk persamaan adalah sebagai berikut: Y
1
= X
11
+ X
12
+ X
13
+ . . . + X
1n
Y
2
= X
21
+ X
22
+ X
23
+ . . . + X
2n
Y
3
= X
31
+ X
32
+ X
33
+ . . . + X
3n
. .
. Y
m
= X
m1
+ X
m2
+ X
m3
+ . . . + X
mn
 metrik
metrik,   non metrik Lebih lanjut dijelaskan bahwa SEM ini telah digunakan di berbagai bidang
studi, antara lain bidang manajemen, perilaku organisasi, pendidikan, pemasaran, psikologi, sosiologi, kesehatan, demografi, biologi dan bahkan genetika. Ada dua
hal  alasan  ketertarikan  penggunaan  penggunaan  SEM  dalam  berbagai  bidang tersebut, yaitu:
1.  Memberikan  metode  yang  mudah  dipahami  berkenaan  dengan  hubungan berganda secara simultan sambil memberikan efisiensi secara statistik.