Pendekatan Ekonomi Lingkungan Landasan Teori 1. Pendekatan Fungsi Produksi

usaha akan bias ke bawah, sehingga variabel manajemen sering dimsukkan sebagai variabel boneka dummy variabel. Uji t dilakukan untuk melihat signifikasi dari perbedaan dua pengamatan yang dibandingkan. Model uji t yang digunakan seperti persamaan 4. _ _ • X iA - X iB • T hitung = ----------------------------- ……….………………. 4 • S 2 1N A + 1N B _ X iA rata-rata dari nilai pengamatan yang diperoleh dari petani yang menerapkan usaha tani pola CLS. _ X iB rata-rata dari nilai pengamatan yang diperoleh dari petani yang tidak menerapkan usaha tani pola CLS. N A jumlah petani sampel yang menerapkan usaha tani pola CLS N B jumlah petani sampel yang tidak menerapkan usaha tani pola CLS S 2 varian gabungan yang dihitung dengan rumus persamaan 5: N A – 1 S 2 A + N B – 1 S 2 B S 2 = --------------------------------- ……………………………………….. 5 N A + N B -2 S 2 A varian dari sampel petani yang menerapkan usaha tani pola CLS S 2 B varian dari sampel petani yang menerapkan usaha tani pola CLS _ _ H = X iA = X iB _ _ H 1 = X iA X iB á = 0,05 t tabel = t á ; N A + N B - 2 Jika t hitung t tabel , H diterima artinya tidak beda nyata antara dua pengamatan yang dibandingkan. Jika t hitung t tabel , H ditolak artinya ada beda nyata antara dua pengamatan yang dibandingkan.

2.2.2. Pendekatan Ekonomi Lingkungan

Pemberian nilai valuation terhadap manfaat dan biaya lingkungan menunjukkan bahwa lingkungan dalam memberikan pelayanan tidak cuma-cuma, namun mempunyai nilai dan harga yang sering tidak tersirat oleh mekanisme pasar. Lingkungan mempunyai nilai sebagai bahan baku untuk kegiatan ekonomi, kegiatan rekreasi, sumber kenikmatan, keselarasan yang menentukan kualitas hidup, sebagai pelimbahan dan asimilator atau pendaur ulang limbah dan aktivitas ekonomi, sumber pengetahuan untuk pendidikan dan penelitian ilmiah, keanekaragaman hayati dan asset yang dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Valuasi ekonomi merupakan komponen penting dalam perencanaan dan pengelolaan sumberdaya, dimana valuasi ekonomi mengaitkan dimensi-dimensi ekonomi dengan ekologi secara integratif Hufschmidt, et al, 1983. Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam valuasi ekonomi dimulai dari identifikasi biaya dan manfaat pengelolaan pertanian pola CLS, melakukan penilaian biaya dan manfaat dari masing-masing komponen baik yang dapat dinilai dengan harga pasar maupun non pasar, menghitung nilai kelayakan sesuai kriteria investasi serta melakukan analisis biaya manfaat dan kesimpulan. Beberapa kajian komparasi antara beberapa metode valuasi ekonomi disimpulkan bahwa 1 tidak ada satu teknikpun yang superior dibandingkan teknik yang lain, 2 masing-masing teknik adalah cocok bagi beberapa kasus tertentu tetapi tidak cocok untuk kasus yang lain, dan 3 penentuan teknik yang akan digunakan bergantung pada masalah yang akan dinilai serta sumberdaya pendukung studi Ramdan et al 2003. Pemilihan teknik benefit cost analysis BCA valuasi kualitas lingkungan berdasarkan Askary 2001 dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pemilihan Teknik Valuasi Ekonomi Kualitas Lingkungan sumber : Askary, 2001 Metode analisis biaya dan manfaat merupakan metode yang cukup penting dalam analisis dampak lingkungan. Dengan metode ini dapat dibandingkan antara besarnya pendapatan dengan komponen biaya. Metode ini digunakan untuk menilai proyek pembangunan berskala mikro dengan menggunakan teknik penilaian Benefit Cost Ratio BC R. Penilaian suatu proyek yang dilakukan dengan mengadakan analisis finansial atau analisis ekonomi biasa disebut dengan kelayakan finansial atau ekonomi. Penilaian finansial meliputi perhitungan semua pengeluaran untuk investasi sampai jangka waktu tertentu dibandingkan dengan semua pendapatan yang timbul sebagai akibat adanya proyek tersebut. Baik pengeluaran dan penerimaan diperhitungkan pada standar harga pasar yang berlaku. Usaha tani tanaman pangan dan usaha ternak sapi potong mengandung unsur resiko dan ketidakpastian. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui prospek pengembangan usaha di masa yang akan datang. Kepekaan atau Habitat Kualitas udara air Rekreasi Estetika, Ya Biodiversitas, Budaya, Sejarah, Biaya Efektifitas Biaya Sakit Kematian Biaya Hak milik Kesempatan Pencegahan perjalanan aset Hilangnya Biaya Biaya Pengeluaran pendapatan pencegahan Valuasi Valuasi Ya Pengganti Preventif kontingen kontingen Biaya Modal Gunakan Nilai tanah Biaya relokasi pengobatan manusia Pendekatan pengganti Pasar Proksi, Aplikasikan Valuasi harga kontingen bayangan terhadap perubahan produksi Efek kesehatan Produktivitas Perubahan kualitas lingkungan pasar non-distorsi ? Tidak Gunakan Perubahan Perubahan Produksi Terhitung Tidak Tersediakah harga Dampak Lingkungan sensitivitas adalah sifat responsif terhadap variabel atau parameter yang mengalami perubahan baik kualitas atau kuantitas. Manfaat dan biaya pada umumnya bersifat peka atau responsif terhadap berbagai macam variabel sehingga penerimaan dan pengeluaran itu sendiri juga mengalami perubahan. Perubahan tersebut pada umumnya dikatagorikan dari sikap penganalisis menjadi tiga sikap yaitu sikap optimis, moderat, dan pesimis. Untuk mengatasi perubahan maka digunakan alat analisis sensitivitas atau analisis kepekaan. Analisis sensitivitas merupakan analisis untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada sesuatu perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Kadariah 1988 mengatakan bahwa analisis sensitivitas perlu sekali diperhitungkan karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Yang perlu diperhatikan dalam analisis sensitivitas antara lain: 1 terdapatnya kenaikan dalam biaya konstruksi, 2 perubahan harga produksi dan 3 mundurnya waktu implementasi. Perubahan harga berupa penurunan harga jual produksi gabah dan daging sapi serta kenaikan biaya produksi terutama pupuk dan pakan ternak diperkirakan berpengaruh terhadap NPV, net BC ratio dan IRR karena komponen tersebut merupakan bagian yang terbesar dari arus manfaat dan biaya dalam usaha tani pola CLS.

2.2.3. Pendekatan Analisis Kelembagaan Petani