Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data Definisi, Pengukuran Variabel dan Asumsi-Asumsi

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Waktu penelitian selama 13 bulan bulan mulai bulan Februari 2003 sampai Maret 2004 dan sebagian data dikumpulkan sampai Juli 2005. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa kabupaten tersebut telah tumbuh kegiatan usaha tani pola CLS integrasi usaha tani padi sawah dengan ternak sapi potong dan pihak Pemda mendukung pengembangan pertanian pola CLS sebagai transisi menuju pertanian organik. Peta lokasi penelitian seperti pada Lampiran-2. 3.2. Rancangan Penelitian

3.2.1. Analisis Fungsi Produksi dan Keuntungan Usahatani Padi Sawah A. Penentuan Sampel Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Penentuan sampel sebanyak lima kecamatan dan tujuh desa dipilih secara purposive dengan pertimbangan petani pada kecamatan dan desa tersebut telah menerapkan kegiatan usaha tani pola CLS secara rinci disajikan pada Lampiran 3 dan 4. Pada masing-masing desa dipilih satu kelompoktani secara sengaja purposive dan sepuluh responden petani per kelompoktani secara sampling acak distratifikasi stratified random sampling berdasarkan lama berusaha tani pola CLS dan luas lahan, sehingga jumlah responden yang menerapkan CLS sebanyak 70 orang. Disamping itu juga pada desa tersebut dipilih secara acak sederhana sebanyak 40 responden petani yang tidak menerapkan pola CLS sebagai responden pembandingnya. Petugas PPL, tokoh masyarakat dan petugas instansi terkait dijadikan sumber informasi.

B. Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: a Teknik Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan di lapangan. b Teknik wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi langsung dengan responden dan informan yang diambil sebagai sampel penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. c Teknik pencatatan, yaitu mencatat semua data sekunder dari dinas atau instansi yang berkaitan dengan penelitian. Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer berupa data pola usahatani, sarana produksi, produksi, struktur ongkos usahatani padi, ternak, pengolahan kompos dan jerami diperoleh dari hasil wawancara interview kepada responden dan informan dengan kuesioner yang telah disiapkan, pengamatan langsung di lapang. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait baik di tingkat pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan tingkat desa antara lain dari Kantor Statistik Kabupaten, Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan Provinsi dan Kabupaten, Kantor Kecamatan, Kantor Desa, Puskesmas dan instansi terkait lainnya. Data sekunder mencakup keadaan umum daerah, keragaan usaha tani padi, usaha tani ternak sapi potong, pengelolaan limbah, luas areal, produksi dan produktivitas usaha tani, populasi ternak, kelompok tani, harga, dan lainnya.

C. Definisi, Pengukuran Variabel dan Asumsi-Asumsi

Definisi dan pengukuran variabel sebagai berikut: 1 Usaha tani terpadu adalah suatu kegiatan petani dalam memanfaatkan secara optimal secara terpadu dengan lebih dari satu komoditas pertanian, baik komponen usaha tani pangan, palawija, hortikultura, ternak, dan ikan selama setahun. Sedangkan usaha tani tidak terpadu hanya dengan satu komoditas selama setahun. 2 Manajemen dan kelembagaan petani, yang diukur adalah kinerja kelompoktani. Bagaimana kelompoktani mampu melayani kebutuhan anggotanya. Jenis-jenis aktivitas usaha tani yang dilakukan bersama dan perorangan, penyediaan sarana produksi dan fasilitas lain, pengelolaan tenaga kerja, kepemimpinan, keuangan kelompok, maupun permasalahan-permasalahan dalam kelompoktani. 3 Lahan sawah adalah tanah pertanian yang hampir sepanjang tahun terdapat irigasi secara permanen, sebaliknya disebut lahan kering bila sepanjang tahun tidak tergenang air mengandalkan air hujan. 4 Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan yang sesuai dengan kondisi iklim dan komoditas pada suatu areal dalam kurun waktu tertentu. 5 Produktivitas adalah kemampuan berproduksi dari usaha tani dalam setahun. 6 Luas lahan. Luas lahan diukur dalam satuan hektar. Pada tingkat usaha tani luas lahan yang digunakan adalah rata-rata pemilikan lahan oleh petani. Untuk tingkat kabupaten luas lahan yang digunakan adalah luas lahan pertanian baik berupa lahan sawah maupun lahan kering. 7 Tenaga kerja. Tenaga kerja diukur dalam satuan HOK, dimana satu HOK adalah 6 jam. Pada tingkat usaha tani tenaga kerja dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada tingkat kabupaten tenaga kerja laki-laki dan perempuan disatukan, dimana 1 HOK tenaga kerja perempuan = 0.8 HOK laki-laki. Tingkat upah yang dipakai adalah rata-rata tingkat upah yang pernah dibayarkan petani atau tingkat upah yang pernah diterima petani bila bekerja di luar pertanian. 8 Produksi. Untuk tingkat usaha tani produksi dinilai dalam satuan fisik untuk gabahberas: ton, ternak sapi: ekor, pupuk kompos: ton yang mana produksi tersebut merupakan nilai rata-rata yang dihasilkan oleh petani. Sedangkan tingkat kabupaten karena beragamnya komoditas maka berupa Rphektar yang merupakan perkalian antara produksi yang nyata di lapangan dengan harga jualnya. 9 Harga. Harga yang terjadi pada tingkat usaha tani, dimana harga output usaha tani merupakan harga jual yang diterima petani, sedangkan harga input merupakan harga beli input yang dibayar oleh petani. Pada tingat kabupaten harga yang dipakai adalah rata-rata harga yang terjadi pada daerah tersebut. 10 Keuntungan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dari usaha tani dengan biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun dalam rupiah. Penerimaan usaha tani adalah hasil kali produk total dikalikan dengan harga output per satuan volume. Sedangkan total biaya produksi usaha tani adalah jumlah input yang digunakan selama proses usaha tani dikalikan dengan harga input per satuan volume. Asumsi yang digunakan dalam pemakaian fungsi Cobb-Douglas antara lain: a petani dianggap rasional dalam melakukan usaha tani untuk memperoleh keuntungan yang maksimum, b harga-harga faktor produksi dan output usaha tani selama penelitian dianggap tetap dan dihitung berdasaran harga yang dibayarkan dan diterima petani, dimana masing-masing individu sampel memperlakukan harga input bervariasi, c untuk menduga fungsi Cobb-Douglas diasumsikan pasar dalam kondisi persaingan sempurna, d teknologi dianggap netral yang berarti intercept boleh berbeda tetapi slope garis penduga Cobb-Douglas dianggap sama, dan e fungsi keuntungan adalah menurun bersamaan dengan bertambahnya jumlah faktor produksi tetap.

D. Pengolahan dan Analisis Data