Analisis data` Cara pembahasan hasil analisis

ke Pulau Ballang Lompo. Saya juga sempat ke pulau Ballang Lompo dan ketemu guru-gurunya. Berbincang-bincang di rumah-rumah guru juga memperoleh hasil yang jauh lebih banyak. Wawancara juga saya peroleh secara intensif saat acara-acara lomba 17-an. Pak Camat dan Kapolsek serta Bu Camat menjadi juri lomba karoeke tingkat pulau ini, jadi ada kesempatan wawancara bagi kami. Juga dengan anak buah- anak buah mereka bisa diperoleh kesempatan wawancara yang intensif, misal dengan Pak Bahar dan Pak Ibrahim yang keduanya ditempatkan di pulau ini. Danrem juga melakukan bakti sosial ke pulau ini dalam rangka acara 17- an, khususnya dia menyoroti masalah kepadatan penduduk yang luar biasa dan kemungkinan kriminalitas serta pengangguran di pulau ini.

3.10 Analisis data`

Analisis data disesuaikan dengan tiga tujuan dari penelitian ini dan metode pengumpulan data, yaitu : 1 Analisis situasi dengan pendekatan kontekstual yang menerangkan kejadian di lapangan. Analisa ini penting untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif mengenai antara lain : 1 keadaan sumberdaya manusia dan tingkat kesejahteraan masyarakat, 2 stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan SDL dan bagaimana bentuknya, 3 keterlibatan mereka serta konflik kepentingan antar stakeholder, 4 kondisi pengelolaan dan perubahan sumber daya laut, dalam hal ini termasuk potensi dan permasalahan yang dapat menjawab isu-isu kunci, seperti kegiatan apa yang dilakukan dalam pengelolaan, mengapa kegiatan itu dilakukan dan bagaimana cara pengelolaan, dan perkembangannya serta dampak pengelolaan terhadap kesejahteraan masyarakat serta kelestarian sumberdaya laut. 2 Analisis reduksi data, yakni dengan melakukan pilihan terhadap jawaban- jawaban responden hal-hal yang diperlukan, kemudian dilakukan abstraksi atau disusun dalam bentuk kategori-kategori. 3 Analisis perbandingan dari perspektif para pihak stakeholders, dalam hal ini adalah perspektif pengelola perikanan, pemanfaat perikanan dan penegak hukum terhadap fenomena nelayan pengguna bom ikan. Analisis perbandingan ini juga digunakan untuk memahami hubungan eksploitasi.

3.11 Cara pembahasan hasil analisis

Informasi tentang pulau dan masyarakatnya akan diuraikan secara deskriptif. Adapun hasil analisa tentang perspektif dan pola tindakan dibahas dengan cara menyusun deskripsi, sejumlah tabulasi, bagan, taksonomi sosial, bagan alir flowchart, decision trees, dan selanjutnya diberikan narasinya. Taksonomi sosial social taxonomy, misalnya adalah klasifikasi nelayan tentang jenis binatang laut untuk dimakan : ikan - panas - makanan sehat ; kima, cumi- cumi - dingin - bisa merusak kesehatan. Gambar 5 Klasifikasi makanan menurut masyarakat Pulau Barrang Lompo, Makassar Gambar di atas mencoba memetakan kognisi nelayan tentang jenis makanan yang berasal dari hasil laut. Makanan yang bahannya berasal dari ikan disimbolkan dengan karakter ’panas’ yang menurut nelayan baik untuk kesehatan. Makanan hasil laut ikan Kima, cumi- cumi,dll panas dingin menyehatkan Bisa membuat sakit Sebaliknya jenis makanan yang bahannya berasal dari kima dan cumi-cumi disimbolkan dingin dan bisa menyebabkan orang sakit, khususnya sakit perut. Sebab itu penduduk biasanya menasehatkan kepada anak-anak supaya jangan terlalu banyak memakan cumi-cumi. Bila seseorang sedang sakit juga dianjurkan supaya tidak memakan kima. 4 KEADAAN UMUM LINGKUNGAN FISIK DAN SOSIAL 4.1 Pengantar Pulau Barrang Lompo tergolong pulau kecil karena luasnya sekitar 2.000 km, secara ekologis terpisah dari induknya, dan dari segi sosial, ekonomi serta budaya masyarakat pulau ini khas dibandingkan daratan besar provinsi Sulawesi Selatan DKP, 2004. Pulau ini bisa dicapai dari kota Makassar dengan menggunakan perahu bermotor sekitar 45 menit sampai 1 jam. Keperluan- keperluan rumah tangga hampir sebagian besar dibeli dari kota Makassar. Di masyarakat ini dikenal orang-orang yang berbelanja bahan-bahan kebutuhan sehari-hari di kota Makassar untuk dijual kembali di pulau sebagai pa’ terong. Oleh sebab itu pulau ini mempunyai kekhasan lingkungan fisik dan sosial tersendiri dibandingkan pulau induknya, yakni Pulau Sulawesi. Pada bab ini akan dipaparkan kondisi lingkungan fisik pulau, perairannya dan pemukimannya. Dari berbagai wawancara diperoleh juga informasi tentang perubahan-perubahannya yang akan menunjukkan dinamika lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat yang mendiami pulau ini. Adapun bentuk aktivitas-aktivitas ekonomi yang ada di masyarakat pulau ini akan dipaparkan pada Bab 5.

4.2 Metodologi