metode yang dipilih adalah yang mendekati obyektivitas dan seminimal mungkin
dipilih yang paling rendah kadar subyektivitasnya Gambar 4. Format studi
etnografi dipilih untuk tujuan tersebut.
3.3 Alasan pemilihan area
Ketika berangkat dari Bogor, saya masih berpikir-pikir tentang pulau mana yang sebaiknya dipilih sebagai riset area. Membaca beberapa hasil penelitian,
khususnya dari Coremap, tidak membuat saya segera menelorkan suatu keputusan, karena hasil riset yang dilakukan tidaklah detil dan tidaklah terkonsentrasi penuh
pada destructive fishing. Selain itu, periode riset mereka rata-rata singkat, semacam kunjungan riset preliminary research membuat saya tidak
berketetapan hati. Setelah tiba di Makassar dan bertemu banyak orang serta ke pulau Barrang
Lompo selanjutnya ditulis PBL, juga sempat melihat pulau-pulau lain dalam perjalanan ke Pulau Ballang Lompo, akhirnya saya memilih pulau ini dengan
alasan : 1 Sejak dulu pulau ini dikenal sebagai sentral kenelayanan destruktif di
kepulauan Spermonde, khususnya bom ikan dan dari dulu juga cukup banyak nelayan yang menggunakan bius sebagai alat tangkap. Soal bius
yang dikenal paling intensif digunakannya adalah oleh nelayan dari Pulau Barrang Caddi. Pada saat riset ini dilakukan ada teman S-2 IPB PSL yang
mengunjungi Barrang Caddi dan melihat langsung pembiusan. Di PBL sudah terbatas sekali bius.
2 Masyarakat di pulau ini paling banyak menerima intervensi dan program dari pemerintah, LSM, universitas, lembaga asing, banyak dilakukan
penelitian dan juga kegiatan seperti ketika riset ini dilakukan adalah kegiatan Bakti Sosial dari Universitas Negeri Makassar dan T N I. Tetapi,
kenapa tidak berubah-rubah ? 1 Ketika didirikan organisasi pencinta lingkungan laut yang dilantik di Makassar dan dihadiri oleh anggota
DPRD juga, anggotanya malah ada yang dihajar massa karena mencoba memberitahu rakyat supaya menghentikan kenelayanan destruktif.
2 Ketika datang Kapolda, Danrem, Kapoltabes, dan utusan pak Walikota ke pulau ini, malah ditentang beramai-ramai oleh masyarakat karena
disuruh berhenti dari praktek pengeboman tersebut. 3 Mess Universitas Hasannuddin di pulau ini marine station pernah dikepung puluhan
nelayan gara-gara banyak pelatihan yang dilakukan di mess Universitas Hasannuddin, diantaranya yang difasilitasi oleh Lemsa sebuah LSM
tentang penghentian destructive fishing. Haji Sp bukan nama asli yang waktu itu membawa nelayannya sekitar 60
orang berkata, ”...lebih baik kamu saya bunuh kepada penjaga mess Unhas, daripada anak istri saya mati kelaparan.” Dijawab oleh penjaga
mess :”...kalau saya mati, itu mati syahid tapi kalau kalian rusak mess ini, akan berurusan dengan polisi.” 4Beruntung ditemukan dua bom ikan
derigen 5 liter yang siap diledakkan di mess Unhas, satu diletakkan di dekat gudang yang lain di dekat asrama. Daeng Sudin yang menjadi
provokator dalam hal ini. 5 upaya intensif yang dilakukan oleh berbagai LSM, bahkan sampai anggotanya bertahun-tahun tinggal di PBL, seperti
Pak Muis dan Pak Ivan belum juga membuahkan hasil. Bahkan beberapa kali mereka terancam, sehingga Pak Ivan sudah enggan lagi mengadakan
penyuluhan ataupun kegiatan yang berkaitan dengan DF Î sejumlah alasan itulah yang menyebabkan saya tertarik untuk memilih
pulau ini sebagai area riset saya 3 Masyarakatnya paling makmur, rumahnya indah-indah, fasilitas PAM,
listrik dan juga ada beberapa wartel. Masak pakai kompor gas dan sebagian sudah minum air aqua gallon. Di pulau ini sudah ada sekitar 60
sepeda motor. Sayangnya, apresiasi orang tua terhadap pendidikan rendah. Mereka melihat pendidikan hanya membuang-buang uang. Setelah lulus
sekolah belum tentu dapat pekerjaan. Kasus Adi anaknya Haji Ilyas, sudah berada di tingkat terakhir Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, dan mencoba
melamar pekerjaan hanya ditawari gaji Rp 400 Ribu. Jadi, sekolah berhenti begitu saja, dan konsentrasi penuh pada pekerjaan laut. Di
kalangan masyarakat masih banyak kasus perkawinan dini, usia masih belasan tahun sudah menikah, masih SMP sudah menikah.
4 Pulau ini dekat dengan kota Makassar, sekitar 45 menit sampai satu jam dengan menggunakan transportasi kapal penumpang yang ada, yaitu kapal
Rahmat Karunia Ilahi, kapal Untung Abadi, kapal Murtazam, kapal Novita Sari. Tiap hari, berangkat dari pulau antara pukul 6.30 sampai pukul 07.00.
ke Makassar. Siangnya dari Makassar di dermaga Kayu Bengkoah antara pukul 10.30 sampai pukul 11.00. Tetapi, mengapa sikap dan tindakan
penduduk tidak berubah ? 5 kawasan laut Indonesia bagian timur merupakan kawasan yang relatif
masih berlimpah ikan dibandingkan kawasan laut Indonesia bagian barat. Tidak berlebihan bila dikatakan kawasan laut Indonesia Bagian Timur
adalah masa depan kelautan Indonesia. Di kawasan Indonesia Bagian Timur nelayan Makassar dikenal sangat agresif dan berlayar mencari ikan
jauh dari kampung halamannya andun. Oleh sebab itu studi tentang komunitas nelayan Makassar menjadi sangat penting, baik untuk
kelestarian SDL sumber daya laut maupun untuk produksi perikanan di masa yang akan datang.
3.4 Waktu dan tempat