pulau kecil di dekat kota Makassar. Hubungan kerja yang dibangun berdasarkan hutang debt working relationship secara bertingkat terjadi antara nelayan kepada
Punggawa Pulau, selanjutnya Punggawa Pulau berhutang kepada Punggawa Darat, dan Punggawa Darat kepada Punggawa Lelang.
4.3.2.4 Perubahan Sosial
Secara tradisi tidak mudah berubah status dalam stratifikasi sosial yang ada di masyarakat ini. Bila dahulu ”kebangsawanan” seperti nampak dalam
pemilihan Galarang maupun menjadi Punggawa, kini pemilikan modal lebih utama menjadi faktor penentu seseorang dalam stratifikasi sosial yang ada.
Beberapa orang yang punya kemampuan dagang, berubah nasibnya yang semula sebagai Sawi yang miskin menjadi Punggawa yang memiliki kapal dan modal
untuk operasi penangkapan ikan. Bentuk lain dari stratifikasi sosial adalah ”gelar haji”. Pemilik gelar ini akan sangat dihormati pada acara-acara seperti pernikahan,
kelahiran, kematian, dan acara-acara adat lainnya. Contohnya, hanya ibu-ibu yang bergelar haji saja yang boleh menjadi pengiring pengantin.
Mobilitas sosial yang ada telah menyebabkan perubahan pada relasi yang ada, khususnya pada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Orang yang kini menjadi
Punggawa ditempatkan pada deretan-deretan terdepan bila menghadiri kegiatan kemasyarakatan.
Perubahan lain yang mencolok adalah banyaknya pendatang yang bekerja sebagai anak buah kapal maupun yang menikah dengan orang setempat.
Banyaknya pendatang telah merubah juga cara pandang masyarakat dengan tidak begitu memperdulikan lagi perihal kebangsawanan. Stratifikasi sosial lebih
dikaitkan dengan pemilikan modal.
4.4 Pembahasan
Pulau kecil seperti Pulau Barrang Lompo memang rentan terhadap pengaruh kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada lingkungannya. Perubahan-
perubahan kegiatan dan jumlah penduduk yang terjadi sangat mempengaruhi lingkungan pulau dan perairannya. Perubahan yang terjadi pada perairannya
terlihat pada sumberdaya ikan dan terumbu karang, kedalaman laut dan kejernihan air. Sedangkan perubahan di daratan setidaknya meliputi sangat
berkurangnya jumlah pohon-pohon besar, padatnya pemukiman, adanya reklamasi pantai sebagaimana yang telah diuraikan di atas.
Pertambahan penduduk yang pesat dan kegiatan kenelayanan serta kegiatan-kegiatan pendukungnya sangat mempengaruhi perubahan lingkungan
fisik. Pertambahan penduduk membutuhkan perumahan yang berpengaruh pada penebangan pohon-pohon dan penggunaan terumbu karang sebagai bahan
bangunan. Pertambahan penduduk itu juga mendorong berkembangnya usaha kenelayanan destruktif, karena perlunya pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Usaha kenelayanan destruktif merusak terumbu karang dan mengurangi jumlah ikan. Di masa yang lalu perairan pulau ini penuh dengan ikan, teripang dan
biota laut lainnya. Komersialisasi jenis ikan tertentu dan meningkatnya demand terhadap ikan telah mendorong berkembangnya usaha kenelayanan destruktif.
Pulau yang kini sangat sedikit jumlah pohonnya dan adanya aktivitas reklamasi telah mendorong pendangkalan pada tepi-tepi pantai yang dulunya
cukup dalam. Reklamasi yang dilakukan berdasarkan kebutuhan lahan untuk pembangunan rumah, khususnya bagi pembangunan rumah pengantin baru.
Kepadatan penduduk yang tinggi di pulau ini telah menyulitkan untuk pengembangan aktivitas masyarakat dan berpotensi menimbulkan banyak konflik
sosial. Kemungkinan ke depan masyarakat di pulau ini akan kesulitan untuk memiliki lahan. Perusakan lingkungan mungkin akan semakin menjadi-jadi,
diantaranya reklamasi pantai akan semakin marak dan sumberdaya laut akan semakin semakin terkuras.
Aktivitas yang makin terbatas ini pada satu sisi ternyata juga berpengaruh pada kecenderungan untuk stagnannya status seseorang dalam masyarakat
tersebut. Seseorang yang miskin akan cenderung tetap miskin dan tergantung kepada para Punggawa. Hubungan patron klien yang semenjak lama terbentuk di
pulau ini antara Punggawa dan para Sawinya, sekarang semakin menguat.
Pada bab berikutnya Bab 5 akan dibahas kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat di pulau ini yang tentunya langsung maupun
tidak langsung berpengaruh pada perubahan lingkungan fisik.
Foto 1 Kapal polisi dengan latar belakang tanah reklamasi
5 PELAKU KEGIATAN PEMANFAAT SUMBERDAYA PERIKANAN DI PULAU BARANGLOMPO: MULAI DARI KEGIATAN PENANGKAPAN
IKAN HINGGA KEGIATAN-KEGIATAN PENDUKUNG KEBERHASILAN OPERASI PENANGKAPAN IKAN.
5.1 Pengantar