26
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 060921 merupakan sekolah dasar yang berdiri sejak tanggal 12 November 2008 dan terletak di Jalan Setia Budi No.6, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan
Medan Sunggal dengan nomor statistik sekolah 101076006011 dan luas sekolah 5.239 m
2
. Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh 9 orang guru.
Jumlah keseluruhan murid sebanyak 214 orang dengan 121 orang laki-laki dan 93 orang perempuan.
Visi dan Misi SDN 060921 adalah sebagai berikut: Visi : Terwujudnya akhlak, prestasi, berwawasan global yang dilandasi nilai-nilai budaya
luhur sesuai dengan ajaran agama. Misi :
1. Menanamkan keyakinan akidah melalui pengamalan ajaran agama. 2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
3. Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, Bahasa, Olahraga dan Seni Budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.
4. Menjalin kerja sama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan. Sarana yang dimiliki oleh SDN 060921 adalah sebagai berikut:
a Ruang kelas : 4 buah
b Ruang kepala sekolah : 1 buah c Kamar mandi
: 2 buah d Sumber air bersih : PDAM
4.2 Gambaran Umum Murid Sekolah Dasar
Gambaran umum sekolah murid sekolah dasar adalah karakteristik dari murid sekolah
Universitas Sumatera Utara
27
dasar di SDN 060921 yang terdiri dari jenis kelamin, umur, pekerjaan orangtua baik ayah maupun ibu.
4.2.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran umum murid SDN 060921 menurut karakteristik jenis kelamin ditampilkan pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin pada Murid SDN 060921 Tahun 2015 No.
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase
1. Laki-laki
42 56,8
2. Perempuan
32 43,2
Total 74
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jenis kelamin murid laki-laki lebih banyak yaitu 42 orang 56,8 sedangkan murid perempuan sebanyak 32 orang 43,2.
4.2.2 Umur
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran umum murid SDN 060921 menurut karakteristik umur ditampilkan pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Umur Murid SDN 060921 Tahun 2015 No.
Umur Jumlah
Persentase
1. 10-12 tahun
61 82,4
2. 13-15 tahun
13 17,6
Total 74
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kelompok umur murid 10-12 tahun lebih banyak yaitu 61 orang 82,4 sedangkan umur 13-15 tahun sebanyak 13 orang
17,6.
4.2.3 Pekerjaan Orangtua
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran umum murid SDN 060921 menurut karakteristik pekerjaan orangtua baik ayah maupun ibu ditampilkan
pada tabel 4.3 dan 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Pekerjaan Ayah pada Murid SDN 060921 Tahun 2015 No.
Pekerjaan Ayah Jumlah
Persentase
Universitas Sumatera Utara
28
1. Wiraswasta
48 67,6
2. Pegawai Negeri
14 19,7
3. Buruhpegawai swasta
7 9,9
4. Petani
1 1,4
5. Nelayan
1 1,4
Total 71
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan ayah murid paling banyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 48 orang 67,6 dan paling sedikit adalah petani dan
nelayan sebanyak 1 orang 1,4. Dari 74 murid, ada 3 ayah murid yang sudah meninggal.
Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Ibu pada Murid SDN 060921 Tahun 2015 No.
Pekerjaan Ibu Jumlah
Persentase
1. Ibu rumah tangga
65 87,8
2. Wiraswasta
6 8,1
3. Pegawai Negeri
1 1,4
4. Petani
1 1,4
Total 73
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan ibu murid paling banyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 65 orang 87,8 dan paling sedikir adalah pegawai
negeri dan petani sebanyak 1 orang 1,4. Dari 74 murid, ada 1 ibu murid yang sudah meninggal.
4.3 Pola Konsumsi Sarapan Murid Sekolah Dasar
Pola konsumsi sarapan murid sekolah dasar adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran sarapan yang terdiri dari frekuensi, jenis makanan sarapan dan
sumbangan energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium terhadap anjuran kecukupan gizi dari sarapan yang dikonsumsi oleh murid sekolah dasar.
4.3.1 Frekuensi Sarapan
Berdasarkan hasil penelitian, frekuensi sarapan murid SDN 060921 ditampilkan pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sarapan pada Murid SDN 060921 Tahun 2015 No. Frekuensi Sarapan
Jumlah Persentase
1. 1 kaliminggu
3 4,1
2. 2 kaliminggu
3 4,1
3. 3 kaliminggu
16 21,6
4. 4 kaliminggu
7 9,5
Universitas Sumatera Utara
29
5. 5 kaliminggu
9 12,1
6. 6 kaliminggu
5 6,8
7. 7 kaliminggu
31 41,9
Total 74
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi sarapan murid paling banyak adalah 7 kaliminggu atau setiap hari yaitu sebanyak 31 orang 41,9. Sedangkan
frekuensi sarapan murid lainnya bervariasi setiap minggunya.
4.3.2 Jenis Sarapan
Jenis makanan sarapan adalah ragam makanan yang dikonsumsi pada saat sarapan yang meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Jenis
makanan sarapan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan menu yang dikonsumsi pada saat sarapan.
Berdasarkan hasil penelitian, jenis makanan dan minuman sarapan murid SDN 060921 ditampilkan pada tabel 4.6 dan 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Jenis Makanan Sarapan yang Paling Sering Dikonsumsi pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
No. Jenis Makanan Sarapan Jumlah
Persentase
1. Nasi dan ikan
7 9,5
2. Nasi dan telur
9 12,2
3. Nasi, ikan dan sayur
14 18,9
4. Nasi dan ayam
15 20,3
5. Nasi dan daging
1 1,4
6. Nasi, ayam dan sayur
2 2,7
7. Nasi gurih
2 2,7
8. Nasi gurih dan telur
3 4,1
9. Roti selai
2 2,7
10. Nasi goreng
3 4,1
11. Nasi, roti, ikan dan sayur
1 1,4
12. Nasi goreng dan telur
4 5,4
13. Nasi goreng dan ayam
2 2,7
14. Mie
2 2,7
15. Mie dan telur
1 1,4
16. Nasi dan mie
1 1,4
17. Nasi dan tahu
1 1,4
18. Nasi, mie dan roti
1 1,4
19. Lontong sayur
2 2,7
20. Nasi dan lontong sayur
1 1,4
Total 74
100,0
Universitas Sumatera Utara
30
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jenis makanan sarapan yang paling sering dikonsumsi pada saat sarapan adalah adalah nasi dan ayam serta nasi, ikan dan sayur
yaitu masing-masing sebanyak 15 orang 20,3 dan 14 orang 18,9. Sedangkan jenis makanan sarapan lainnya bervariasi dikonsumsi pada saat sarapan.
Tabel 4.7 Distribusi Jenis Minuman pada Saat Sarapan pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
No. Minuman
Jumlah Persentase
1. Teh manis
37 50,0
2. Air putih
30 40,5
4. Susu
7 9,5
Total 74
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa minuman yang paling banyak dikonsumsi pada saat sarapan adalah teh manis sebanyak 37 orang 50,0 dan paling sedikit
adalah susu sebanyak 7 orang 9,5.
4.3.3 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi diukur dengan menghitung konsumsi energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi, dan kalsium dari sarapan pagi
selama 6 hari kemudian diambil rata-rata dari hasil konsumsi zat gizi tersebut. Nilai rata-rata dari konsumsi zat gizi tersebut kemudian dibandingkan dengan Angka
Kecukupan Gizi AKG dan dibedakan menurut umur dan jenis kelamin murid. Dari hasil tersebut dinyatakan dalam persen kemudian dikategorikan menjadi: cukup 15-30 dan
kurang 15. Berdasarkan hasil penelitian, sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi
pada murid SDN 060921 ditampilkan pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Sumbangan Sarapan terhadap Anjuran Kecukupan Gizi pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
Zat Gizi Sumbangan Sarapan
N Cukup
Kurang n
n
Energi 44
59,5 30
40,5 100
Protein 44
59,5 30
40,5 100
Vitamin A 41
55,4 33
44,6 100
Vitamin C 18
24,3 56
75,7 100
Universitas Sumatera Utara
31
Zat Besi 28
37,8 46
62,2 100
Kalsium 11
14,9 63
85,1 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan energi lebih banyak terdapat kategori cukup yaitu 44 orang 59,5 sedangkan
kategori kurang sebanyak 30 orang 40,5. Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan protein lebih banyak terdapat kategori cukup yaitu 44 orang 59,5 sedangkan
kategori kurang sebanyak 30 orang 40,5. Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin A lebih banyak terdapat kategori cukup yaitu 41 orang 55,4 sedangkan
kategori kurang sebanyak 33 orang 44,6. Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin C lebih banyak terdapat
kategori kurang yaitu 56 orang 75,7 sedangkan kategori cukup sebanyak 18 orang 24,3. Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan zat besi lebih banyak pada
kategori kurang yaitu 46 orang 62,2 sedangkan kategori cukup sebanyak 28 orang 37,8. Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan kalsium lebih banyak pada
kategori kurang yaitu 63 orang 85,1 sedangkan kategori cukup sebanyak 11 orang 14,9.
4.3.4 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Karakteristik Murid Sekolah Dasar
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi berdasarkan karakteristik murid sekolah dasar yaitu dengan melihat sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi
menurut karakteristik siswa seperti : jenis kelamin, umur, pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu. Tujuannya adalah agar dapat melihat perbedaan proporsi sumbangan sarapan terhadap
anjuran kecukupan gizi berdasarkan karakteristik murid tersebut.
1. Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9 Distribusi Sumbangan Sarapan terhadap Anjuran Kecukupan Gizi
Universitas Sumatera Utara
32
Berdasarkan Jenis Kelamin pada Murid SDN 060921 Tahun 2015 Zat Gizi
Jenis Kelamin
Sumbangan Sarapan Jumlah
Cukup Kurang
n n
n
Energi Laki-laki
23 54,8
19 45,2
42 100
Perempuan 21 65,6
11 34,4
32 100
Protein Laki-laki
26 61,9
16 38,1
42 100
Perempuan 18 56,3
14 43,8
32 100
Vitamin A Laki-laki
24 57,1
18 42,9
42 100
Perempuan 17 53,1
15 46,9
32 100
Vitamin C Laki-laki
10 23,8
32 76,2
42 100
Perempuan 8 25,0
24 75,0
32 100
Zat Besi Laki-laki
21 50,0
21 50,0
42 100
Perempuan 7 21,9
25 78,1
32 100
Kalsium Laki-laki
6 18,8
26 81,3
32 100
Perempuan 5 11,9
37 88,1
42 100
Dari tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan energi berdasarkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak memiliki kategori cukup
yaitu 23 orang 54,8 dan pada jenis kelamin perempuan lebih banyak memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan energi kategori cukup yaitu 21 orang 65,8. Pada
sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan protein berdasarkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak memiliki kategori cukup yaitu 26 orang 61,9 dan pada jenis kelamin
perempuan lebih banyak memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan protein
kategori cukup yaitu 18 orang 56,3. Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan
vitamin A berdasarkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak memiliki kategori cukup yaitu 24 orang 57,1 dan jenis kelamin perempuan lebih banyak memiliki sumbangan sarapan
terhadap anjuran kecukupan vitamin A kategori cukup yaitu 17 orang 53,1.
Sedangkan sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin C berdasarkan kelamin laki-laki lebih banyak memiliki kategori kurang yaitu 32 orang 76,2 dan jenis
kelamin perempuan lebih banyak memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin C kategori kurang yaitu 24 orang 75,0. Sumbangan sarapan terhadap anjuran
kecukupan zat besi berdasarkan jenis kelamin laki-laki sama jumlahnya yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
33
kategori cukup dan kurang yaitu 21 orang 50,0 dan jenis kelamin perempuan lebih banyak memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan zat besi kategori kurang yaitu 25
orang 78,1. Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan kalsium berdasarkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak memiliki kategori kurang yaitu 37 orang 88,1 dan jenis
kelamin perempuan lebih banyak memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan kalsium kategori kurang yaitu 26 orang 81,3.
2. Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Umur
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10 Distribusi Sumbangan Sarapan terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Umur pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
Zat Gizi Umur
Sumbangan Sarapan Jumlah
Cukup Kurang
n n
n
Energi 10-12 tahun 41
67,2 20
32,8 61
100 13-15 tahun 3
23,1 10
76,9 13
100 Protein
10-12 tahun 41 67,2
20 32,8
61 100
13-15 tahun 3 23,1
10 76,9
13 100
Vitamin A 10-12 tahun 36
59,0 25
41,0 61
100 13-15 tahun 5
38,5 8
61,5 13
100 Vitamin C
10-12 tahun 17 27,9
44 72,1
61 100
13-15 tahun 1 7,7
12 92,3
13 100
Zat Besi 10-12 tahun 27
44,3 34
55,7 61
100 13-15 tahun 1
7,7 12
92,3 13
100 Kalsium
10-12 tahun 8 13,1
53 86,9
61 100
13-15 tahun 3 23,1
10 76,9
13 100
Dari tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan energi berdasarkan kelompok umur 10-12 tahun lebih banyak memiliki kategori
cukup yaitu 41 orang 67,2, sedangkan dari murid dengan kelompok umur 13-15 tahun lebih banyak memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan energi kategori
kurang yaitu 10 orang 76,9. Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan protein berdasarkan kelompok umur 10-12 tahun lebih banyak memiliki kategori cukup yaitu 41
orang 67,2, sedangkan dari murid dengan kelompok umur 13-15 tahun lebih banyak memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan protein kategori kurang yaitu 10
Universitas Sumatera Utara
34
orang 76,9. Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin A berdasarkan kelompok
umur 10-12 tahun lebih banyak memiliki kategori cukup yaitu 36 orang 59,0, sedangkan dari murid dengan kelompok umur 13-15 tahun lebih banyak
memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin A kategori kurang yaitu 8 orang 61,5.
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin C berdasarkan kelompok umur 10-12 tahun lebih banyak memiliki kategori kurang yaitu 44 orang 72,1 dan pada
kelompok umur 13-15 tahun lebih banyak memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin C kategori kurang yaitu 12 orang 92,3. Sumbangan sarapan terhadap
anjuran kecukupan zat besi berdasarkan kelompok umur 10-12 tahun lebih banyak memiliki kategori kurang yaitu 34 orang 55,7 dan pada kelompok umur 13-15 tahun lebih banyak
memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan zat besi kategori kurang yaitu 12 orang 92,3. Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan kalsium berdasarkan
kelompok umur 10-12 tahun lebih banyak memiliki kategori kurang yaitu terdapat 53 orang 86,9 dan pada kelompok umur 13-15 tahun lebih banyak memiliki sumbangan sarapan
terhadap anjuran kecukupan kalsium kategori kurang yaitu 10 orang 76,9.
3. Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Pekerjaan Ayah
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi berdasarkan pekerjaan ayah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 4.11 Distribusi Sumbangan Sarapan terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Pekerjaan Ayah pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
Zat Gizi Pekerjaan Ayah
Sumbangan Sarapan Jumlah
Cukup Kurang
n n
n
Energi Wiraswasta
26 54,2 22
45,8 48 100
Pegawai Negeri 10
71,4 4 28,6 14
100 BuruhPegawai Swasta 6
85,7 1 14,3 7
100 Petani
1 100 1
100 Nelayan
1 100 1
100 Protein
Wiraswasta 26
54,2 22 45,8 48
100 Pegawai Negeri
11 78,6 3
21,4 14 100
BuruhPegawai Swasta 5 71,4 2
28,6 7 100
Petani 1
100 1 100
Nelayan 1
100 1 100
Vitamin A Wiraswasta
28 58,3 20
41,7 48 100
Pegawai Negeri 9
64,3 5 35,7 14
100 BuruhPegawai Swasta 3
42,9 4 57,1 7
100 Petani
1 100 1
100 Nelayan
1 100 1
100 Vitamin C
Wiraswasta 11
22,9 37 77,1 48
100 Pegawai Negeri
4 28,6 10
71,4 14 100
BuruhPegawai Swasta 3 42,9 4
57,1 7 100
Petani 1
100 1 100
Nelayan 1
100 1 100
Zat Besi Wiraswasta
18 37,5 30
62,5 48 100
Pegawai Negeri 6
42,9 8 57,1 14
100 BuruhPegawai Swasta 2
28,6 5 71,4 7
100 Petani
1 100 1
100 Nelayan
1 100 1
100 Kalsium
Wiraswasta 6
12,5 42 87,5 48
100 Pegawai Negeri
2 14,3 12
85,7 14 100
BuruhPegawai Swasta 3 42,9 4
57,1 7 100
Petani 1
100 1 100
Nelayan 1
100 1 100
Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan energi berdasarkan pekerjaan ayah murid sebagai wiraswasta, pegawai negeri dan
buruhpegawai swasta lebih banyak memiliki kategori cukup yaitu masing-masing 26 orang 54,2, 10 orang 71,4 dan 6 orang 85,7.
Sedangkan pekerjaan ayah sebagai petani dan nelayan memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan energi kategori kurang yaitu 1 orang 100.
Universitas Sumatera Utara
36
Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan protein berdasarkan pekerjaan ayah sebagai wiraswasta, pegawai negeri dan buruhpegawai swasta lebih banyak memiliki
pada kategori cukup yaitu masing-masing 26 orang 54,2, 11 orang 78,6 dan 5 orang 71,4. Sedangkan pekerjaan ayah petani dan nelayan memiliki sumbangan sarapan
terhadap anjuran kecukupan protein kategori kurang yaitu 1 orang 100. Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin A berdasarkan
pekerjaan ayah sebagai wiraswasta, pegawai negeri dan buruhpegawai swasta lebih banyak memiliki kategori cukup yaitu masing-masing 28 orang 58,3, 9 orang 64,3 dan 3
orang 42,9. Sedangkan pekerjaan ayah sebagai petani dan nelayan memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin A kategori kurang yaitu 1 orang 100.
Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin C berdasarkan pekerjaan ayah sebagai wiraswasta, pegawai negeri dan buruhpegawai swasta petani dan
nelayan lebih banyak memiliki kategori kurang yaitu masing-masing 37 orang 77,1, 10 orang 71,4 dan 4 orang 57,1. Pada pekerjaan ayah sebagai petani dan nelayan terdapat
kategori kurang yaitu 1 orang 100. Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan zat besi berdasarkan pekerjaan
ayah sebagai wiraswasta, pegawai negeri dan buruhpegawai swasta lebih banyak memiliki kategori kurang yaitu masing-masing 30 orang 62,5, 8 orang 57,1 dan 5 orang
71,4. Pada pekerjaan ayah sebagai petani dan nelayan memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan zat besi kategori kurang yaitu 1 orang 100.
Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan kalsium beradasrkan pekerjaan ayah sebagai wiraswasta, pegawai negeri, buruhpegawai swasta lebih banyak memiliki
kategori kurang yaitu masing-masing 42 orang 87,5, 12 orang 85,7 dan 4 orang 57,1. Pada pekerjaan ayah sebagai petani dan nelayan memiliki sumbangan sarapan
terhadap anjuran kecukupan kalsium kategori kurang yaitu 1 orang 100.
Universitas Sumatera Utara
37
4. Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi berdasarkan pekerjaan ibu dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.12 Distribusi Sumbangan Sarapan terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Pekerjaan Ibu pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
Zat Gizi Pekerjaan Ibu
Sumbangan Sarapan Jumlah
Cukup Kurang
n n
n
Energi Ibu Rumah Tangga
38 58,5 27
41,5 65 100
Wiraswasta 5
83,3 1 16,7 6
100 Pegawai Negeri
1 100 0
1 100
Petani 1
100 1 100
Protein Ibu Rumah Tangga
39 60
26 40
65 100
Wiraswasta 4
66,7 2 33,3 6
100 Pegawai Negeri
1 100 0
1 100
Petani 1
100 1 100
Vitamin A Ibu Rumah Tangga
38 58,5 27
41,5 65 100
Wiraswasta 3
50,0 3 50,0 6
100 Pegawai Negeri
1 100 1
100 Petani
1 100 1
100 Vitamin C
Ibu Rumah Tangga 16
24,6 49 75,4 65
100 Wiraswasta
2 33,3 4
66,7 6 100
Pegawai Negeri 1
100 1 100
Petani 1
100 1 100
Zat Besi Ibu Rumah Tangga
24 36,9 41
63,1 65 100
Wiraswasta 3
50,0 3 50,0 6
100 Pegawai Negeri
1 100 1
100 Petani
1 100 1
100 Kalsium
Ibu Rumah Tangga 11
16,9 54 83,1 65
100 Wiraswasta
6 100 6
100 Pegawai Negeri
1 100 1
100 Petani
1 100 1
100 Dari tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa sumbangan sarapan terhadap anjuran
kecukupan energi berdasarkan pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga dan wiraswasta lebih banyak memiliki kategori cukup yaitu masing-masing 38 orang 58,5 dan 5 orang 83,3.
Universitas Sumatera Utara
38
Pada pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri terdapat sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan energi kategori cukup yaitu 1 orang 100. Serta dari murid dengan pekerjaan
ibu sebagai petani memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan energi kategori kurang yaitu 1 orang 100.
Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan protein beradasarkan pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga dan wiraswasta lebih banyak memiliki kategori cukup yaitu
masing-masing 39 orang 60 dan 4 orang 66,7. Pada pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan protein kategori cukup yaitu
1 orang 100. Serta dari murid dengan pekerjaan ibu sebagai petani memiliki sumbangan
sarapan terhadap anjuran kecukupan protein kategori kurang yaitu 1 orang 100.
Pada sumbangan sarapan berdasarkan pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga lebih banyak memiliki terhadap anjuran kecukupan vitamin A kategori cukup yaitu 38 orang
58,5. Pada pekerjaan ibu sebagai wiraswasta terdapat 3 orang 50,0 yang memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin A kategori cukup dan kurang. Serta
dari murid dengan pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri dan petani memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin A kategori kurang yaitu 1 orang 100.
Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin C berdasarkan pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga dan wiraswasta lebih banyak memiliki kategori
kurang yaitu masing-masing 49 orang 75,4 dan 4 orang 66,7. Serta pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri dan petani memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan
vitamin C kategori kurang yaitu 1 orang 100. Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan zat besi berdasarkan pekerjaan
ibu sebagai ibu rumah tangga lebih banyak memiliki kategori kurang yaitu 41 orang 63,1. Dari murid dengan pekerjaan ibu sebagai wiraswasta terdapat jumlah yang sama antara
kategori dan kurang yaitu 3 orang 50,0. Pada pekerjaan ibu sebagai pegawai negeri dan petani memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan zat besi kategori kurang
Universitas Sumatera Utara
39
yaitu 1 orang 100. Pada sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan kalsium beradasarkan pekerjaan
ibu sebagai ibu rumah tangga dan wiraswasta lebih banyak memiliki kategori kurang yaitu masing-masing 54 orang 83,1 dan 6 orang 100. Serta dari pekerjaan ibu sebagai
pegawai negeri dan petani memiliki sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan kalsium
kategori kurang yaitu 1 orang 100.
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pola Konsumsi Sarapan Murid SD
Pola konsumsi sarapan murid sekolah dasar terdiri dari frekuensi, jenis makanan sarapan dan sumbangan energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium terhadap
anjuran kecukupan gizi dari sarapan yang dikonsumsi oleh murid sekolah dasar.
5.1.1 Jenis Makanan Sarapan dan Frekuensi Sarapan Murid SD
Dari hasil penelitian dapat diketahui pada umumnya jenis makanan sarapan yang
Universitas Sumatera Utara
40
paling sering dikonsumsi murid sekolah dasar pada saat sarapan adalah nasi dan ayam dengan frekuensi sarapan 7 kali dalam seminggu atau setiap hari. Sarapan biasanya dilakukan pada
pagi hari pukul 07.00 WIB. Hal ini dapat diketahui dari hasil recall sarapan selama 6 hari dan pada setiap kali sarapan murid selalu mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok sumber
energi. Sebagian murid ada yang frekuensi sarapan 3 kali dalam seminggu, hal tersebut
karena anak tersebut memang tidak sarapan dari rumah dengan alasan tidak sempat, tidak ada yang menyiapkan makanan dan tidak selera. Anak tersebut hanya jajan ketika sedang jam
istirahat. Seorang anak khususnya murid, seharusnya dapat melakukan aktivitas sarapan pagi karena penting untuk memulai kegiatan di sekolah. Sebaiknya jika tidak sempat sarapan di
rumah, orang tua membawakan bekal kepada anak atau anak membeli makanan ketika di perjalanan atau ketika sudah berada di sekolah.
Jenis makanan sarapan lain yang dikonsumsi murid adalah nasi, ikan dan sayur. Ada juga yang mengkonsumsi nasi dan telur serta nasi dan ikan saja. Jenis makanan sarapan
lainnya sebagai sumber energi yang juga dikonsumsi adalah nasi goreng, nasi gurih dan lontong. Namun ada juga sebagian murid yang mengkonsumsi mie dan roti pada saat sarapan.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan hasil sosio ekonomi sosial menyatakan bahwa beras merupakan bahan makanan utama di Sumatera, Kalimantan dan Jawa bagian
Barat Santoso, 2004. Alasan murid mengkonsumsi nasi sebagai pilihan utama dikarenakan masih banyak yang beranggapan bahwa fungsi makanan pokok hanya untuk memberikan rasa
kenyang. Disamping itu nasi merupakan makanan pokok yang dikonsumsi oleh keluarga secara turun temurun seperti yang disebutkan oleh Gunanti yang dikutip oleh Matondang
2007 bahwa kebiasaan makan pada seseorang bersifat turun temurun dan kemudahan untuk memperolehnya.
Pemilihan mie dan roti sebagai makanan sarapan diduga berhubungan dengan
Universitas Sumatera Utara
41
kemudahan dalam mendapatkan dan menyajikan jenis makanan tersebut, bahkan roti dapat dikonsumsi dalam perjalanan. Hal ini berkaitan dengan kesibukan yang terjadi pada pagi hari,
dimana anak sekolah mempersiapkan diri untuk melakukan aktivitas pada hari tersebut. Untuk asupan protein makanan yang paling sering dikonsumsi pada saat sarapan
adalah ayam. Pada umumnya ayam disajikandiolah dengan cara digoreng, digulai dan disemur. Jenis lauk hewani lain adalah ikan dan telur. Pada umumnya telur disajikandiolah
dengan cara digoreng baik diceplok maupun didadar, sedangkan ikan disajikan dengan cara digoreng dan sebagian disajikan dengan menggunakan cabai. Sebagian kecil murid ada yang
mengkonsumsi daging sebagai makanan sarapan. Hal tersebut karena harga daging relatif lebih mahal dan biasanya dikonsumsi pada saat hari libur. Untuk makanan sumber protein lain
yang dikonsumsi saat sarapan pada murid adalah tahu dan biasanya diolahdisajikan dengan cara digoreng.
Makanan sumber vitamin dan mineral yang paling sering dikonsumsi saat sarapan pada murid SD adalah sayuran. Sedangkan buah-buahan sangat sedikit murid yang
mengonsumsinya. Padahal menu sarapan yang baik diantaranya terdiri dari nasi yang dilengkapi lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan lebih lengkap bila disertai susu Solihin,
2005. Jenis minuman yang paling sering dikonsumsi saat sarapan pada murid adalah teh
manis dan air putih. Pemilihan teh manis dan air putih sebagai minuman sarapan dikarenakan sudah menjadi kebiasaan dan selalu disediakan oleh orangtua. Jenis minuman lain yang
dikonsumsi pada saat sarapan adalah susu. Susu dapat dijadikan sebagai salah satu minuman sarapan karena mengandung zat gizi dan kalori yang cukup lengkap. Namun susu saja tidak
cukup untuk mencukupi 25 persen dari total kebutuhan per hari sehingga susu harus dikombinasikan dengan makanan lain.
5.2 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Energi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan
Universitas Sumatera Utara
42
energi yang diperoleh dari makanan sarapan pada umumnya berada pada kategori cukup dengan jumlah murid sebanyak 44 orang 59,5. Hal ini menunjukkan bahwa makanan yang
dikonsumsi pada saat sarapan sudah memenuhi kebutuhan energi. Namun, perlu diketahui bahwa sumbangan energi terhadap anjuran kecukupan energi kategori kurang pada murid
masih banyak ditemukan. Hal ini diduga karena porsi sarapan yang dikonsumsi terutama sumber energi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi pada saat sarapan.
Penelitian Sunarti dkk 2006 menunjukkan bahwa konsentrasi dipengaruhi oleh asupan energi makan pagi dan energi snack pagi, protein makan pagi dan protein snack pagi
dan skor konsentrasi pagi. Kondisi tersebut berkaitan dengan penggunaan glukosa sebagai sumber energi. Dalam kedaaan normal, sistem saraf pusat hanya dapat menggunakan glukosa
sebagai sumber energi. Dalam proses absorbsi, glukosa di absorpsi secara aktif menggunakan alat angkut protein dan energi sehingga jika kecukupan protein kurang maka proses
pengangkutan glukosa sebagai nutrisi otak akan terganggu yang menyebabkan otak mengalami kekurangan glukosa yang akan memengaruhi daya konsentrasi.
Kekurangan energi pada anak sekolah dapat mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Pada saat usia remaja atau dewasa kekurangan konsumsi energi dapat menurunkan
produktivitas kerja. Kekurangan energi yang berlangsung lama pada seseorang akan mengakibatkan keadaan gizi kurang. Pada keadaan gizi kurang akan mengakibatkan
terhambatnya proses tumbuh kembang anak. Kelebihan energi akan mengakibatkan kelebihan berat badan atau kegemukan.
Kegemukan biasanya disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, lemak maupun protein, juga karena kurang bergerak. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan
dalam fungsi tubuh dan merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker dan dapat memperpendek
harapan hidup Almatsier, 2009.
5.3 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Protein