Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Kalsium Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin

46 saraf, kerusakan struktur myelin dan mengurangi metabolisme energi di otak. Akibatnya, kepekaan reseptor saraf dopamin berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut. Daya konsentrasi, daya ingat dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas sakit meningkat, fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh menurun Almatsier, 2009. Kondisi tersebut berkaitan dengan proses pengaktifan enzim Mono Amin Oksidase MAO. Zat besi diperlukan sebagai kofaktor untuk mengaktifkan enzim Mono Amin Oksidase MAO di otak yang berperan untuk daya konsentrasi.

5.7 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Kalsium

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan kalsium yang diperoleh dari makanan sarapan pada umumnya berada pada kategori kurang dengan jumlah murid sebanyak 63 orang 85,1. Hal ini menunjukkan bahwa makanan yang dikonsumsi pada saat sarapan belum memenuhi kebutuhan kalsium. Masih rendahnya sumbangan kalsium pada saat sarapan disebabkan rendahnya konsumsi kalsium seperti susu dan hasil susu seperti keju, ikan teri, ikan kering ikan yang dimakan dengan tulang. Serealia, kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan, tahu dan tempe serta sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mengandung zat yang menghambat penyerapan kalsium. Kalsium berperan penting untuk pembentukan tulang dan gigi terutama pada anak sekolah. Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh.

5.8 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan, sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan energi, protein dan vitamin A pada umumnya berada pada kategori cukup. Sedangkan sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan vitamin C, zat besi dan kalsium pada umumnya berada pada kategori kurang. Hal Universitas Sumatera Utara 47 ini menunjukkan bahwa baik murid laki-laki dan perempuan keduanya memiliki kategori yang sama dalam sumbangan sarapan, terkecuali sumbangan zat besi sarapan, dimana terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Sumbangan zat besi sarapan pada perempuan umumnya berada pada kategori kurang sedangkan laki-laki menunjukkan jumlah yang sama antara kategori cukup dan kurang. Anak usia sekolah khususnya yang berjenis kelamin perempuan, memiliki peningkatan kebutuhan akan zat besi yang lebih banyak daripada laki-laki. Ditambah lagi pada anak tersebut sudah memasuki remaja dimana zat besi sangat diperlukan untuk mempersiapkan perkembangan organ reproduksi seperti menstruasi. Namun berdasarkan hasil wawancara sarapan, anak perempuan memang mengkonsumsi makanan sumber zat besi dengan jumlah atau porsi yang kurang. Hal ini diduga berhubungan dengan adanya body image. Banyak penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan konsumsi pangan antara laki-laki dan perempuan. Sebuah penelitian di Amerika menyebutkan bahwa kebiasaan sarapan pada remaja perempuan semakin berkurang dengan bertambahnya usia Affenito, 2003. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap remaja di Australia menunjukkan bahwa remaja perempuan meninggalkan sarapan lebih dari tiga kali dibandingkan dengan remaja laki-laki. Hal ini berkaitan dengan body image pada remaja Shaw, 1998. Menurut penelitian yang dilakukan di Amerika mengenai body image kepada para remaja, menunjukkan bahwa hampir 70 persen remaja perempuan yang diteliti berkeinginan untuk menurunkan berat badan karena menganggap dirinya gemuk. Sedangkan sekitar 59 persen remaja laki-laki menginginkan tubuh yang lebih berisi karena menganggap dirinya terlalu kurus, walupun hanya 25 persen yang benar-benar memiliki tubuh yang kurus Khomsan, 2010.

5.9 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Umur