5
bentuk kepedulian mereka terhadap prestasi dan sebagai penerapan pengetahuan yang mereka peroleh.
Penelitian Kurniasari 2005 menemukan sebesar 25 anak sekolah dasar di Yogyakarta jarang mempunyai kebiasaan sarapan. Menurut penelitian Djusmaidar 1991,
sebanyak 18,8 anak sekolah dasar tidak melakukan sarapan sebelum berangkat sekolah. Beberapa faktor yang menyebabkannya antara lain : faktor sosiologis 55,6, faktor waktu
33,3 dan faktor kesehatan 11,1. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Rohayati 2003, faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan dan prestasi belajar siswa di
Kudus, Semarang, yaitu peranan ibu, tingkah laku orang terdekat keluarga dan selera makan pada anak.
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan diketahui bahwa konsumsi sarapan murid di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal kurang memenuhi kecukupan gizi
dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Dari survei terhadap 20 murid di SDN tersebut sebanyak 13 orang 65 yang sarapan dan 7 orang 35 yang tidak sarapan. Dari
13 orang yang sarapan, ada 5 orang 38,5 sarapan hanya dengan teh manis dan roti, 5 orang 38,5 sarapan dengan nasi dan lauk dan 3 orang 23 sarapan dengan nasi, lauk,
sayur ditambah susu. Dalam survei tersebut, alasan para murid tidak sarapan adalah karena tidak sempat 57,1, tidak ada yang menyiapkan 28,6 dan tidak lapar atau tidak selera
makan 14,3. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pola konsumsi sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana pola konsumsi sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan
Sunggal tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
6
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pola konsumsi sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal tahun
2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Mengetahui jenis sarapan pagi yang dikonsumsi oleh murid SDN 060921.
2. Mengetahui jumlah energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium dari sarapan pagi yang dikonsumsi oleh murid SDN 060921.
3. Mengetahui sumbangan sarapan pagi terhadap anjuran kecukupan energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium pada murid SDN 060921
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai informasi bagi pihak SDN 060921 tentang pola konsumsi sarapan pagi murid
pada tahun 2015. 2. Sebagai bahan masukan bagi guru di SDN 060921 agar memberikan informasi dan
tentang pentingnya sarapan pagi kepada muridnya. 3. Sebagai informasi bagi pihak Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya bidang Gizi
Kesehatan Masyarakat dan sebagai bahan referensi yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sarapan Pagi
Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktivitas fisik pada hari itu. Sarapan sehat seyogyanya mengandung unsur empat sehat lima sempurna
sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan amunisi yang lengkap Khomsan, 2010.
Sarapan pagi termasuk dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang dalam pesan ke delapan. Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan memenuhi kebutuhan gizi
untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan produktifitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa
lebih ditingkatkan Soekirman, 2000. Manusia membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi terdapat ketersediaan
energi yang digunakan untuk jam pertama melakukan aktivitas. Akibat tidak sarapan pagi akan menyebabkan tubuh tidak mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas
terutama pada proses belajar karena pada malam hari di tubuh tetap berlangsung proses oksidasi guna menghasilkan tenaga untuk menggerakkan jantung, paru-paru dan otot-otot
tubuh lainnya Moehji, 2009. Anak-anak yang tidak melewatkan waktu sarapan akan mengalami gangguan fisik terutama kekurangan energi untuk beraktivitas. Dampak lain juga
akan dirasakan pada proses belajar mengajar yaitu anak menjadi kurang konsentrasi, mudah lelah, mudah mengantuk dan gangguan fisik lainnya. Anak-anak yang sarapan memiliki
performa yang lebih baik dalam perkembangan kognitif di sekolah dibandingkan mereka yang tidak sarapan Ahmad dkk, 2011
Sarapan pagi yang baik harus banyak mengandung karbohidrat karena akan merangsang glukosa dan mikro nutrient dalam otak yang dapat menghasilkan energi, selain
Universitas Sumatera Utara