kombinasi pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Siswa dikatakan telah menempuh proses belajar apabila telah mengkonstruksi
pengetahuan baru dengan cara melakukan interpretasi terhadap lingkungan- nya. Proses belajar dilakukan dengan memfasilitasi siswa agar memperoleh
pengalaman belajar yang digunakan untuk membangun makna terhadap pengetahuan yang sedang dipelajari Benny, 2011:159. Berdasarkan
pandangan ini, tugas guru adalah menciptakan lingkungan belajar yang men- cerminkan adanya pengalaman belajar otentik dan dapat diaplikasikan dalam
situasi yang sesungguhnya. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengemukakan bahwa belajar
merupakan proses perubahan perilaku manusia meliputi ranah kognitif, afek- tif, dan psikomotorik yang diperoleh dari hasil latihan dan pengalaman. Peru-
bahan perilaku sebagai hasil dari belajar telah lama diungkap oleh beberapa ahli tentang teori belajar. Teori belajar menjadi bahan rujukan bagi guru dan
peneliti untuk memahami proses belajar yang lebih baik.
2.1.2 Teori Belajar
Teori belajar adalah prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen Sugandi, 2008: 7. Teori
belajar berisi prinsip terorganisasi yang menjelaskan tentang cara seseorang belajar untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang baru. Teori
belajar dipahami guru supaya dapat merancang proses belajar yang efektif, efisien, dan menarik. Teori belajar tersebut di antaranya adalah teori belajar
behavioristik, teori belajar kognitif, teori konstruktivisme dan teori humanis- tik. Teori yang menjadi landasan penelitian ini adalah teori konstruktivisme.
Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi diri berdasarkan pengalaman
yang ada. Dalam proses ini, siswa menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk memperoleh pengetahuan baru. Teori
konstruktivisme menyebutkan bahwa belajar merupakan pemaknaan terhadap peristiwa atau pengalaman yang dialami oleh individu. Pengetahuan sebagai
hasil belajar merupakan perolehan individu melalui keterlibatan aktif dalam menempuh proses belajar. Hasil belajar merupakan kombinasi antara penge-
tahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Berdasarkan teori konstruktivisme, belajar terkait dengan pengalaman
yang dimiliki oleh siswa. Tugas guru adalah menciptakan lingkungan belajar yang mencerminkan adanya pengalaman otentik dan dapat diaplikasikan
dalam situasi nyata. Proses belajar berlangsung efektif apabila siswa berhu- bungan langsung dengan objek yang sedang dipelajari dan ada di lingkungan
belajar. Siswa yang memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang dipelajari harus mampu memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk
dirinya sendiri, dan berkutat dengan berbagai gagasan Anni, 2007: 59. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa menemukan sendiri dan mentrans-
formasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan- aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai
Trianto, 2007: 13. Hasil belajar berorientasi pada tujuan dan proses yang
melibatkan cara dan strategi belajar. Strategi pembelajaran pada teori ini berpusat pada siswa yang dilakukan dengan belajar aktif, belajar mandiri,
kooperatif, dan kolaboratif. Pembelajaran yang menerapkan teori konstruktivisme adalah koope-
ratif. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil dan memiliki tingkat kemampuan berbeda.
Pembelajaran kooperatif memiliki lima unsur penting yang menjadikan pem- belajaran lebih efektif, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab
perseorangan, tatap muka, komunikasi antar-anggota, dan evaluasi proses kelompok Lie, 2010:31. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemam- puannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
saling bekerja sama dan membantu untuk memahami materi pelajaran. Berdasarkan pengertian di atas, dikemukakan bahwa dukungan teoritis
implementasi teknik pemanfaatan cerita teman adalah teori konstruktivisme. Konstruktivisme menekankan adanya hakekat sosial dalam belajar di samping
penekanan utama pada perubahan kognitif. Bagian terpenting dalam teori konstruktivisme adalah dalam proses pembelajaran, siswa aktif mengembang-
kan kemampuannya atas bantuan guru sebagai fasilitator. Untuk mencapai perubahan tersebut dibutuhkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran memengaruhi hasil belajar siswa yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik
2.1.3 Kualitas Pembelajaran