4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa meng- hargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang
lain, dan saling membantu dalam usahanya mencapai tujuan. Sedangkan kekurangan dari teknik pemanfaatan cerita teman yang
dilaksanakan melalui kegiatan bercerita berpasangan antara lain: 1 banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor; 2 lebih sedikit ide yang
muncul; dan 3 jika ada perselisihan tidak ada penengah Lie, 2010:46. Untuk menentukan tingkat ketercapaian siswa dalam dalam pembelajar-
an menulis karangan narasi, perlu diadakan tindakan penilaian. Penilaian atau evaluasi adalah kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek
dengan menggunakan instrumen dan membandingkan hasilnya dengan tolak ukur untuk menentukan kesimpulan Pupuh, 2007: 75. Selain itu, penilaian
juga dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam memberi- kan materi pelajaran terhadap siswa.
2.1.7 Penilaian Pembelajaran Menulis Karangan di Sekolah Dasar
Penilaian pembelajaran menulis karangan bagi siswa terbagi menjadi penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dilaksanakan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung yang meliputi tiga aspek, yaitu inisiatif dengan bobot nilai 40, keaktifan bobot nilai 30, dan tertib atau kerja sama
dengan bobot nilai 30. Jumlah bobot nilai maksimal 100. Penilaian hasil adalah penilaian yang ditujukan pada keterampilan
menulis siswa secara objektif. Penilaian karangan dapat dilakukan secara
holistik atau per aspek. Penilaian holistik berupa penilaian karangan yang dilakukan secara utuh dan bersifat impresif berdasarkan kesan penilai tanpa
melihat bagian-bagiannya. Penilaian per aspek dilakukan dengan cara menilai bagian-bagian karangan. Hasil akhir penilaian merupakan gabungan dari hasil
penilaian per aspek Rofi’uddin, 2002: 190. Dalam penelitian ini, penilaian dilakukan per aspek dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 2.1: Penilaian Menulis Karangan
No Aspek yang dinilai
Skor maksimal
1. 2.
3. 4.
5. Kelengkapan unsur cerita
Isi gagasan yang dikemukakan Organisasi dan penyajian isi
Struktur tata bahasa Kerapian karangan
30 20
20 20
10 Jumlah
100 Ruang lingkup penilaian dalam pembelajaran dengan teknik pemanfaat-
an cerita teman meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis karangan narasi. Oleh karena itu, diasumsikan adanya hubungan
positif antara teknik pemanfaatan cerita teman dengan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis karangan narasi. Implementasi
teknik pemanfaatan cerita teman dalam pembelajaran dengan baik, maka ber- pengaruh baik pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan me-
nulis karangan narasi. Dengan demikian, diprediksikan teknik pemanfaatan cerita teman mampu meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV.B SDN 02 Kawengen, Kabupaten Semarang.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan dan teknik pemanfaatan cerita teman yang dilaksanakan secara
berpasangan telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Di antara penelitian tersebut adalah Santiko 2012, Dewi 2009, dan Lukman 2011.
Santiko 2012 melalui penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kete- rampilan Menulis Paragraf Deskriptif melalui Metode Paired Storytelling
Bercerita Berpasangan pada Siswa Kelas IV SDN Gesi 1, Sragen Tahun Ajaran 20112012”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa teknik ber-
cerita berpasangan dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskriptif pada siswa kelas IV SD Negeri Gesi 1, Sragen tahun ajaran 2011
2012. Pada saat pratindakan nilai rata-rata sebesar 61, pada siklus I meningkat menjadi 71,08 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,19. Sedangkan untuk
persentase ketuntasan siswa menurut Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 67, pada saat pratindakan siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau
34,6 dari jumlah keseluruhan 26 siswa. Pada siklus I persentase ketuntasan menunjukkan peningkatan sebesar 38,48 yaitu dari siswa yang tuntas
sebanyak 9 siswa atau 34,6 pada saat pratindakan, meningkat menjadi 19 siswa atau 73,08 pada saat siklus I dari jumlah keseluruhan 26 siswa. Pada
siklus II persentase ketuntasan kembali menunjukkan peningkatan sebesar