Analisis Finansial Usahatani Kemiri

75 Nilai NPV sebesar Rp 2.886.725,48, artinya usahatani jambu mete rakyat di Kabupaten Muna memberikan keuntungan sebesar nilai NPV tersebut selama kurun waktu 15 tahun menurut nilai sekarang per satu hektar kebun jambu mete. Nilai NPV tersebut relatif cukup besar, jika dibandingkan dengan resiko kegagalan yang akan dihadapi selama kurun waktu produksi 15 tahun. Dengan net BC kecil 2,14 dan IRR besar 27,87 persen serta NPV yang relatif cukup besar Rp 2.886.725,48 namun belum mampu mengatasi permasalahan kemiskinan jambu mete di Kabupaten Muna . Oleh karena itu nilai net BC dan IRR dari usahatani jambu mete perlu ditingkatkan melalui peningkatan teknologi, penciptaan pasar produk kelapa yang kompetitif, adanya diversifikasi produk dan pemanfaatan produk samping oleh petani akan dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani yang selanjutnya diharapkan akan dapat mengurangi kemiskinan petani jambu mete. Kecilnya nilai NPV tersebut karena harga jambu mete yang masih rendah di tingkat petani yaitu sebesar Rp 5.000kg. Kecilnya nilai NPV, net BC dan IRR menunjukan bahwa usahatani yang diguluti oleh petani jambu mete selama ini belum dapat meningkatkan kesejahteraan petani, hanya mampu mencukupi kebutuhan pokok minimal mereka. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani jambu mete perlu memperbaiki teknologi dan posisi tawar terhadap mitra usaha. Selain itu tingkat produktivitas jambu mete masih rendah yaitu rata-rata 0,31 tonha.

5.2.2.4 Analisis Finansial Usahatani Kemiri

Pada usahatani kemiri di Kabupaten Muna secara finansial layak untuk diusahakan walaupun sangat sensitif karena nilai NPV yang diperoleh hanya Rp 484.836,65, nilai Net BC Ratio 0,87 serta nilai IRR 15,48 persen. Nilai IRR yang diperoleh masih sedikit besar dari suku bunga tabungan yang berlaku di lokasi kajian yaitu sekitar 12 persen. Artinya dari pada modal yang dimiliki disimpan di bank maka akan lebih bermanfaat kalau diinvestasikan pada usahatani kemiri walaupun selisinya sangat kecil. Namun nilai IRR tersebut masih jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan suku bunga pinjaman yang berlaku dilokasi kajian yaitu sekitar 18 persen. Kondisi ini mengidentifikasikan bahwa bila usahatani kemiri harus menggunakan dana pinjaman atau kredit Bank maka dapat dikatakan tidak layak untuk diusahakan. Nilai IRR tersebut dapat juga mengandung makna pada tingkat suku bunga atau tingkat diskonto 76 sebesar nilai IRR tersebut maka manfaat keuntungan yang dihasilkan NPV adalah bernilai nol. Sedangkan nilai net BC Ratio sebesar 0,87 mengandung makna untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan atau dikeluarkan akan memberikan manfaat masing-masing sebesar Rp 0,87 atau dengan kata lain manfaat yang diperoleh adalah 0,87 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Nilai NPV sebesar Rp 484.836,65, artinya usahatani kemiri rakyat di Kabupaten Muna memberikan keuntungan sebesar nilai NPV tersebut selama kurun waktu 15 tahun menurut nilai sekarang per satu hektar kebun kemiri. Nilai NPV tersebut relatif sangat rendah, jika dibandingkan dengan resiko kegagalan yang akan dihadapi selama kurun waktu produksi 15 tahun. Dengan net BC kecil 0,87 dan IRR besar 15,48 persen serta NPV yang relatif rendah Rp 484.836,65 belum mampu mengatasi permasalahan kemiskinan petani kemiri di Kabupaten Muna . Oleh karena itu nilai Net BC dan IRR dari usahatani kelapa perlu ditingkatkan melalui peningkatan teknologi, penciptaan pasar produk kemiri yang kompetitif, adanya diversifikasi produk dan pemanfaatan produk samping oleh petani akan dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani yang selanjutnya diharapkan akan dapat mengurangi kemiskinan petani kemiri. Kecilnya nilai NPV tersebut karena harga kemiri yang masih rendah di tingkat petani yaitu sebesar Rp 1.750kg. Kecilnya nilai NPV, net BC dan IRR menunjukan bahwa usahatani yang diguluti oleh petani kemiri selama ini belum dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, hanya mampu mencukupi kebutuhan pokok minimal mereka. Untuk meningkatkan kesehateraan petani kemiri perlu memperbaiki teknologi dan posisi tawar terhadap mitra usaha. Selain itu tingkat produktivitas kemiri masih rendah yaitu rata-rata 0,77 tonha.

5.2.2.5 Analisis Finansial Usahatani CoklatKakao