Pengembangan Komoditas Perkebunan tiap Kecamatan

86 Dari saluran pemasaran diatas dapat memberikan gambaran bahwa pola perubahan harga naik atau turun sepenuhnya ditentukan oleh pedagang ekspor dan juga cenderung ada gejala monopoli pasarmulai dari pedagang pengumpul tingkat desa sampai ke pedagang besar yang sepenuhnya dimodali oleh pedagang eksportir sehingga dalam komndisi tertentu pola yang demikian akan merugika petani, sebab kemampuan untuk memperoleh harga yang lebih tinggi semakin sulit akibat lemahnya posisi petani dalam struktur pemasaran produksi

5.4 Pengembangan Komoditas Perkebunan tiap Kecamatan

Pengembangan komoditas perkebunan tiap kecamatan di Kabupaten Muna, dilakukan dengan pendekatan basis perwilayahan LQ dan indikator finansial NPV, IRR dan Net BC 1. KecamatanTongkuno Gambar 3. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan bahwa di Kecamatan Tongkuno komoditas kemiri memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,90 dan nilai Net BC sebesar 0,87, walaupun harga kemiri relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 0,07 ; 0,85 1,90 ; 0,87 0,46 ; 0,89 0,15 ; 0,91 1,66 ; 2,14 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Kemiri CoklatKakao Kopi Kelapa Jambu Mete 87

2. Kecamatan Parigi

Gambar 4. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC } Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan bahwa di Kecamatan Parigi komoditas kopi memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai Net BC sebesar 2,14, walaupun nilai LQ kecil yaitu 0,74, namun dapat memberikan keuntungan besar dari biaya yang dikeluarkan. 3. Kecamatan Bone Gambar 5. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 5 menunjukkan bahwa di Kecamatan Bone komoditas kemiri memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 2,59 dan nilai Net BC sebesar 0,87, walaupun harga kemiri relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan 0,50 ; 0,85 1,44 ; 0,87 3,15 ; 0,89 1,61 ; 0,74 ; 2,14 - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Kopi Kemiri CoklatKakao Kelapa Jambu Mete 0,07 ; 0,85 5,47 ; 0,87 3,00 ; 0,89 0,73 ; 0,91 1,20 ; 2,14 - 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Kemiri CoklatKakao Kopi Kelapa Jambu Mete 88

4. Kecamatan Kabawo

Gambar 6. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 6 menunjukkan bahwa di Kecamatan Kabawo komoditas kemiri memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 5,49 dan nilai Net BC sebesar 0,87, walaupun harga kemiri relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan

5. Kecamatan Kabangka

Gambar 7. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 7 menunjukkan bahwa di Kecamatan Kabangka komoditas kopi memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 14,26 dan nilai Net BC sebesar 0,89, walaupun harga kopi relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan 0,65 ; 0,85 5,49 ; 0,87 4,08 ; 0,89 0,32 : 0,91 1,25 ; 2,14 - 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Kemiri CoklatKakao Kopi Kelapa Jambu Mete 2,01 ; 0,85 2,00 ; 0,87 14,26 ; 0,89 0,49 ; 0,91 - 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kopi Kemiri Kelapa Jambu Mete 0,65 ; 2,14 89

6. Kecamatan Tikep

Gambar 8. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 8 menunjukkan bahwa di Kecamatan Tikep komoditas kemiri memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 9,35 dan nilai Net BC sebesar 0,87, walaupun harga kemiri relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan 7. Kecamatan Maginti Gambar 9. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 9 menunjukkan bahwa di Kecamatan Maginti komoditas coklatkakao memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 5,50 dan nilai Net BC sebesar 0,85, walaupun harga coklatkakao relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 1,27 ; 8,85 9,35 ; 0,87 1,20 ; 0,89 1,72 ; 0,91 - 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Kemiri CoklatKakao Kopi Kelapa Jambu Mete 0,35 ; 2,14 5,50 ; 0,85 0,80 ; 0,87 0,96 ; 0,89 0,57 ; 0,91 0,13 ; 2,14 - 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa Jambu Mete 90

8. Kecamatan Tiworo Tengah

Gambar 10. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 10 menunjukkan bahwa di Kecamatan Tiworo Tengah komoditas kelapa memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,07 dan nilai Net BC sebesar 0,91 walaupun harga kelapa relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan 9. Kecamatan Lawa Gambar 11. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 11 menunjukkan bahwa di Kecamatan Lawa komoditas kopi memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 2,39 dan nilai Net BC sebesar 0,89 walaupun harga kopi relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 0,95 ; 0,85 0,32 ; 0,87 0 ; 0,87 1,07 ; 0,91 1,02 ; 2,14 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa Jambu Mete 0,32 ; 0,85 1,45 ; 0,87 2,39 ; 0,87 0,08 ; 0,91 - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Kopi Coklatkakao Kemiri Kelapa Jambu Mete 1,59 ; 2,14 91

10. Kecamatan Sawerigadi

Gambar 12. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 12 menunjukkan bahwa di Kecamatan Sawerigadi komoditas kopi memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 2,14 dan nilai Net BC sebesar 0,87 walaupun harga kopi relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 11. Kecamatan Barangka Gambar 13. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 13 menunjukkan bahwa di Kecamatan Barangka komoditas coklatkakao memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,88 dan nilai Net BC sebesar 0,85 walaupun harga coklatkakao relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 1,63 ; 0,85 2,14 ; 0,87 0,64 ; 0,89 0,88 ; 0,91 0,89 ; 2,14 - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Kopi Kelapa Jambu mete Kemiri CoklatKakao 1,88 ; 0,85 1,59 ; 0,87 0,35 ; 0,89 0,77 ; 0,91 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa Jambu Mete 0,91 ; 2,14 92

12. Kecamatan Kusambi

Gambar 14. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 14 menunjukkan bahwa di Kecamatan Kusambi komoditas kemiri memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,50 dan nilai Net BC sebesar 0,87 walaupun harga kemiri relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan 13. Kecamatan Kontunaga Gambar 15. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 15 menunjukkan bahwa di Kecamatan Kontunaga komoditas kemiri memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 2,36 dan nilai Net BC sebesar 0,87 walaupun harga coklatkakao relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 0,57 ; 0,85 1,50 ; 0,87 0,07 ; 0,89 0,86 ; 0,91 1,19 ; 2,14 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Kemiri CoklatKakao Kelapa Jambu Mete Kopi 0,18 ; 0,85 2,36 ; 0,87 0,15 ; 0,89 0,59 ; 0,91 1,40 ; 2,14 - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Kemiri CoklatKakao Kopi Kelapa Jambu Mete 93

14. Kecamatan Watopute

Gambar 16. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 16 menunjukkan bahwa di Kecamatan Watopute komoditas kemiri memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 2,37 dan nilai Net BC sebesar 0,87 walaupun harga kemiri relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan

15. Kecamatan Katobu

Gambar 17. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 17 menunjukkan bahwa di Kecamatan Katobu komoditas kelapa memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 3,09 dan nilai Net BC sebesar 0,91 walaupun harga kelapa relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan 0,17 ; 0,85 2,37 ; 0,87 0,23 ; 0,89 0,63 ; 0,91 1,38 ; 2,14 - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Kemiri CoklatKakao Kopi Kelapa Jambu Mete 0,55 ; 0,85 0 ; 0,87 0 ; 0,89 3,09 ; 0,91 - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Kelapa CoklatKakao Kemiri Kopi Jambu Mete 0,08 ; 2,14 94

16. Kecamatan Lohia

Gambar 18. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 18 menunjukkan bahwa di Kecamatan Lohia komoditas jambu mete memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,70 dan nilai Net BC sebesar 2,14, walaupun harga jambu mete relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 17. Kecamatan Duruka Gambar 19. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 19 menunjukkan bahwa di Kecamatan Duruka komoditas jambu mete memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,79 dan nilai Net BC sebesar 2,14 walaupun harga jambu mete relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 0,06 ; 0,85 0,12 ; 0,87 0,14 ; 0,89 0,17 ; 2,14 1,70 ; 2,14 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa Jambu Mete 0,03 ; 0,85 0,12 ; 0,87 0,14 ; 0,89 0 ; 0,01 1,79 ; 2,14 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Jambu Mete Kelapa 95

18. Kecamatan Batalaiworu

Gambar 20. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 20 menunjukkan bahwa di Kecamatan Batalaiworu komoditas jambu mete memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,70 dan nilai Net BC sebesar 2,14 walaupun harga jambu mete relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 19. Kecamatan Napabalano Gambar 21. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 21 menunjukkan bahwa di Kecamatan Napabalano komoditas jambu mete memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,37 dan nilai Net BC sebesar 2,14 walaupun harga jambu mete relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 0,01 ; 0,85 0,07 ; 0,87 0 ; 0,89 0,21 ; 0,91 1,70 ; 2,14 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa Jambu Mete 0,34 ; 0,85 0,10 ; 0,87 0,03 ; 0,89 0,70 ; 0,91 1,37 ; 2,14 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa Jambu Mete 96

20. Kecamatan Lasalepa

Gambar 22. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 22 menunjukkan bahwa di Kecamatan Lasalepa komoditas jambu mete yang memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,41 dan nilai Net BC sebesar 2,14 walaupun harga jambu mete relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan.

21. Kecamatan Wakorsel

Gambar 23. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 23 menunjukkan bahwa di Kecamatan Wakorsel komoditas coklatkakao memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,83 dan nilai Net BC sebesar 0,85 walaupun harga coklatkakao relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 0,18 ; 0,85 0 ; 0,87 0,02 ; 0,89 0,70 ; 0,19 1,41 ; 2,14 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ Jambu Mete CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa 1,83 ; 0,85 0,91 ; 0,87 0 ; 0,89 1,79 ; 0,91 0,42 ; 2,14 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kelapa Kopi Jambu Mete 97

22. Kecamatan Pasir Putih

Gambar 24. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 24 menunjukkan bahwa di Kecamatan Tongkuno komoditas kelapa memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,93 dan nilai Net BC sebesar 0,91 walaupun harga kelapa relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan

23. Kecamatan Bonegunu

Gambar 25. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 25 menunjukkan bahwa di Kecamatan Bonegunu komoditas kelapa memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,63 dan nilai Net BC sebesar 0,91 walaupun harga kelapa relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan 1,77 ; 0,85 0,56 ; 0,87 0 ; 0,89 1,93 ; 0,91 0,37 ; 2,14 - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa Jambu Mete 0,39 ; 0,85 0,11 ; 0,87 0,04 ; 0,89 1,63 ; 0,91 0,87 ; 2,14 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa Jambu Mete NP 98

24. Kecamatan Kambowa

Gambar 26. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 26 menunjukkan bahwa di Kecamatan Kambowa komoditas kelapa memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,83 dan nilai Net BC sebesar 0,91 walaupun harga kelapa relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan

25. Kecamatan Wakorumba

Gambar 27. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 27 menunjukkan bahwa di Kecamatan Wakorumba komoditas kopi memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,95 dan nilai Net BC sebesar 0,89 walaupun harga kopi relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 0,42 ; 0,85 0 ; 0,87 0 ; 0,89 1,83 ; 0,91 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Jambu Mete Kelapa 0,76 ; 2,14 1,16 ; 0,85 0,43 ; 0,87 1,95 ; 0,89 0,73 ; 0,91 1,09 ; 2,14 - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kopi Kemiri Kelapa Jambu Mete 99

26. Kecamatan Maligano

Gambar 28. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 28 menunjukkan bahwa di Kecamatan Maligano komoditas kopi yang memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 2,05 dan nilai Net BC sebesar 0,89 walaupun harga kopi relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan

27. Kecamatan Kulisusu

Gambar 29. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 29 menunjukkan bahwa di Kecamatan Kulisusu komoditas jambu mete memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 1,18 dan nilai Net BC sebesar 2,14 walaupun harga jambu mete relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan. 1,61 ; 0,85 0,11 ; 0,87 2,05 ; 0,89 0,66 ; 0,91 1,02 ; 2,14 - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa Jambu Mete 0,62 ; 0,85 0,43 ; 0,87 0,14 ; 0,89 0,90 ; 0,91 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kelapa Jambu Mete Kopi 1,18 ; 2,14 100

28. Kecamatan Kulisusu Barat

Gambar 30. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 30 menunjukkan bahwa di Kecamatan Kulisusu Barat komoditas kelapa memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 2,26 dan nilai Net BC sebesar 0,91 walaupun harga kelapa relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan.

29. Kecamatan Kulisusu Utara

Gambar 31. Hubungan Location Quotient LQ dan Net BC Berdasarkan Gambar 31 menunjukkan bahwa di Kecamatan Kulisusu Utara komoditas kelapa memiliki potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dilihat dari nilai LQ sebesar 2,59 dan nilai Net BC sebesar 0,91 walaupun harga kelapa relatif rendah namun masih memberikan keuntungan dari biaya yang dikeluarkan 1,09 ; 0,85 0,32 ; 0,87 0,28 ; 0,89 2,26 ; 0,91 0,36 ; 2,14 - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa Jambu Mete 1,36 ; 0,85 0 ; 0,87 0,25 ; 0,89 2,59 ; 0,91 0,13 ; 2,14 - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 0,85 0,87 0,89 0,91 2,14 Net BC LQ CoklatKakao Kemiri Kopi Kelapa Jambu Mete 101 Pengembangan komoditas perkebunan di masing-masing kecamatan dapat meningkatkan kesempatan kerja, produktivitas dan nilai tambah komoditas perkebunan. Impikasinya, pengembangan komoditi perkebunan di tiap-tiap kecamatan diikuti pula dengan peningkatan nilai tambah komoditas perkebunan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan komoditas perkebunan indikator utamanya adalah bahwa komoditas yang dikembangkan harus memiliki kapabilitas serapan tenaga kerja yang tinggi dan mampu dilakukan oleh tenaga kerja lokal, serta didukung oleh kapasitas dan kesesuaian lingkungan sumberdaya alam setempat. Ukuran keunggulan komperatif komoditas tanaman perkebunan dapat diketahui dengan melakukan Location Quotient Analysis dan Analisis Finansial Kelayakan.

5.5 Ikhtisar