Pendekatan Pengentasan Kemiskinan di Tingkat Petani melalui Pengembangan Komoditas Perkebunan.

36 1. Peningkatan kualitas tenaga kerja perdesaan 2. Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah desa 3. Penguatan lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat desa, 4. Pengembangan kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa, 5. Pengembangan sarana dan prasaranan perdesaan 6. Pemantapan keterpaduan pembangunan desa berwawanan lingkungan. Kebijakan pembangunan perdesaan harus dilaksanakan melalui pendekatan sektoral dan regional. Pendekatan sektoral dalam perencanaan selalu dimulai dari pernyataan yang menyangkut sektor apa yang perlu dikembangkan untuk memcapai tujuan pembangunan. Berbeda dengan pendekatan sektoral, pendekatan regional lebih menitik beratkan pada daerah mana yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan baru kemudian sektor apa yang sesuai untuk dikembangkan dimasing-masing daerah.

2.5 Pendekatan Pengentasan Kemiskinan di Tingkat Petani melalui Pengembangan Komoditas Perkebunan.

Menurut Wahab 2004, kemiskinan petani disebabkan oleh beberapa permasalahan pokok. Pertama, pendidikan petani yang rendah sehingga mempunyai kemampuan terbatas untuk mengikuti perkembangan dunia agribisnis yang berkembang cepat seperti teknologi, selera konsumen, pemilihan jenis komoditi yang menguntungkan. Kedua, akibat terbatasnya akses terhadap petani, maka petani menemui kesulitan untuk mendapatkan sarana produksi, teknologi dan informasi yang mereka butuhkan dengan harga yang wajar. Ketiga, letak lahan pertanian yang dikelola petani tersebar diberbagai tempat dengan luasan masing-masing yang sempit dan pengelolaanya belum mengarah pada usaha yang intensif. Keempat, lemah dan rendahnya teknologi, produktivitas tenaga kerja, SDM dan modal menyebabkan rendahnya volume dan kualitas produksi serta mengakibatkan naiknya biaya produksi. Kelima, kelembagaan sosial dan ekonomi ditingkat petani belum mampu mendukung kegiatan usahatani, distribusi dan pemasaran, serta informasi dan ahli teknologi. Keenam, harga jual hasil produksi berfukluasi sebagai akibat dari suplai yang fluktuatif, mutu yang rendah, serta lemahnya sistem distribusipemasaran dan posisi tawar petani. Solusi terhadap keenam permasalahan yang menyebabkan kemiskinan petani diatas adalah melalui pembangunan ekonomi petani perdesaan sebagai satu kesatuan antara pembangunan sektor pertanian dan industri kecil. Arah dari 37 pembangunan tersebut adalah pada upaya pemberdayaan agroindustri. Pengembangan argo industri ini sekaligus akan dapat menyediakan lapangan kerja bagi penduduk perdesaaan sejalan dengan berkembangnya kegiatan sektor pertanian dan diluar pertanian melalui proses pengolahan dan kegiatan jasa perdagangan komoditas primer. Solusi permasalahan yang menyebabkan kemiskinan petani adalah melalui pembangunan ekonomi petani perdesaan sebagi satu kesatuan antara pembangunan sektor pertanian dan industri kecil. Arah dari pembangunan tersebut adalah pada upaya pemberdayaan agroindustri. Pengembangan agro industri sekaligus akan dapat menyediakan lapangan keja bagi penduduk perdesaan sejalan dengan perkembangan kegiatan sektor pertanian on farm dan diluar pertanian off farm melalui proses pengolahan dan kegiatan jasa perdagangan komoditas prima. Berkembangnya kegiatan tersebut akan meningkatkan nilai tambah di perdesaan, perluasan diversifikasi produksi perdesaan, pendapatan petani dan mempercepat akumulasi kapital perdesaan Sandra, 2002. Kurniawaty 2002, menjelaskan bahwa program yang perlu dikembangkan diperdesaan untuk mengembangkan sektor pertanian dan industri kecil adalah pengembangan komoditas unggulan dan andalan, peningkatan nilai tambah produk pertanian, pengembangan sistem pemasaran yang tidak terdistorsi, penyediaan sarana transportasi dan distribusi produk, pengembangan kemitraan dan restrukturasi sistem dan kelembagaan pertanian dan agroindustri. Joewono 2001, mengatakan bahwa pada dasarnya nilai tambah bukan diukur dari apa yang sudah dilakukan termasuk segala biaya yang harus dikeluarkan, tetapi diukur dari persepsi nilai di benak konsumen. Karena nilai tambah diukur dengan persepsi konsumen, maka peran pemasaran termasuk brand menjadi penting. Jadi kalau kita bisa memberikan persepsi lebih tinggi melalui value creation dan dilengkapi dengan aplikasi pemasaran yang benar, maka agroindustri akan memberi sumbangan lebih besar. Selama ini komoditas pertanian sering didera gonjang-ganjing anjloknya harga karena pasokan berlimpah. Nilai tambah bisa ditingkatkan melalui industri pengolahan. Hanya saja industri dalam konteks masa kini tidak perlu memaksakan produksi barang yang sama secara masal. 38

2.6 Teori Basis Ekonomi : Location Quotient LQ