Saluran Pemasaran dan Harga Komoditi Kopi

79 tempat penjualan ke pedagang tingkat kabupaten. Harga jual komoditi kelapa berkisar antara Rp 1.500-Rp 1.600 per biji kadar air sekitar 7 persen, persentase kerusakan produksi rendah dan jumlah penawaran secara agregat. Jumlah penawaran secara agregat ini artinya tingkat penawaran kopra sangat tinggi dalam skala propinsi panen awal sedang tingkat permintaan rendah, sehingga harga yang terbentuk cenderung lebih rendah. Saluran pemasaran III, merupakan kelanjutan saluran pemasaran tipe II, dimana hasil produk kopra dari petani dijual oleh pedagang kabupaten ke tingkat pedagang ekspor yang umumnya berlokasi di Provinsi Sulawesi Selatan tanpa melalui pedagang besar, pola pemasaran demikian umumnya juga bersifat temporer hanya saat produksi banyakpanen awal. Harga jual komoditi kopra berkisar Rp 1.600-Rp 1.800 per biji

5.3.2 Saluran Pemasaran dan Harga Komoditi Kopi

Saluran pemasaran komoditi kelapa yang dikembangkan di Kabupaten Muna, secara umum menunjukkan ada empat model pemasaran yang dimulai dari tingkat petani sampai ke pedagang eksportir yang berlokasi di Ujung Pandang. Uraian selengkapnya mengenai saluran pemasaran tersebut dapat dilihat pada Gambar 33. Gambar 33. Saluran Pemasaran Komoditi Kopi BPMD Kabupaten Muna Petani Pedagang Pengumpul Tingkat Desa Pedaganga Tingkat Kabupaten Pedagang Besar Eksportir IIII II Rp. 1.000 – 1.500 Rp. 1.500 – 1.600 Rp. 1.600 – 1.800 I IV Rp. 1.800 – 2.000 80 Pada Gambar 33 dari keempat saluran pemasaran komoditi kelapa yang terpanjang adalah saluran pemasaran pertama I yang melibatkan lima pelaku pasar yaitu : petani, pedagang pengumpul tingkat desa, pedagang kabupaten, pedagang besar dan pedagang eksportir yang berkedudukan diujung pandang. Saluran pemasaran tipe ini umumnya ditemukan diempat kabupaten dalam lokasi kajian. Karakteristik dalam saluran ini dicirikan oleh : petani mempunyai kendala baik dari segi kuantitas maupun kualitas produksi yang rendah, modal untuk biaya pengangkutan dan jarak ketempat penjualan jauh. Harga jual yang diterima petani sangat rendah yaitu Rp 1.000-Rp 1.500 per biji kelapa, dengan kualitas kadar air berkisar antara 7 persen – 15 persen. Saluran pemasaran II dimana petani langsung menjual hasil produksi kelapa ke pedagang tingkat Kabupaten. Karakteristik dalam saluran pemasaran ini ditandai oleh petani yang mempunyai produksi lebih banyak, mempunyai modal untuk biaya pengangkutan dan biasanya lokasi petani dekat dengan tempat penjualan ke pedagang tingkat kabupaten. Harga jual komoditi kelapa berkisar antara Rp 1.500-Rp 1.600 per biji kadar air sekitar 7 persen Saluran pemasaran III, agaknya spesifik karena letaknya yang terlalu jauh ke tempat pegadang besar di Siwa salah satu lokasi pedagang besar di Ujung Pandang. Tingkat harga yang diperoleh petani pada saluran ini lebih besar yaitu sekitar Rp 1.600-Rp 1.800 per biji pedagang pengumpul di Siwa. Apabila petani mampu menjual langsung ke pedagang besar maka harga yang diterima cenderung lebih besar yaitu sekitar Rp 1.800-Rp 2.000 per biji, dimana semakin baik kualitas produksi kadar air kurang 7 persen, harga yang diterima semakin tinggi, namun saluran ini hanya berlaku bagi petani yang mampu baik dari segi modal maupun jaringan pemasaran yang telah dibina sebelumnya dengan pengusaha besar. Saluran pemasaran IV sifatnya temporer yang disebabkan dua keadaan yaitu pertama, saat panen produksi kelapa sangat banyak, dan kedua pada saat permintaan akan produk kelapa tinggi untuk memenuhi kuota ekspor pengusaha. Pemasaran kelapa pada tipe ini, para eksportir langsung turun ke lokasi-lokasi produksi untuk membeli hasil panen petani. Setelah panen berkurang atau permintaan rendah, dengan sendirinya saluran pemasaran ini tidak berfungsi dalam rantai tataniaga komoditi kelapa. Harga yang diterima petani cukup kompotetif yaitu sekitar Rp 2.000-Rp 2.100 per bijinya 81

5.3.3 Saluran Pemasaran dan Harga Komoditi Jambu Mete