Tabel 6 Kualifikasi Guru PKn SMA dan SMK di Kota Semarang Berdasarkan Pendidikan
No. Jenjang Pendidikan
Jumlah Persentase
1. Doktor S3
1 0,4
2. Magister S2
14 5,1
3. Sarjana Strata 1 S1
247 89,8
4. Ahli Madya D3
6 2,2
5. Ahli Pratama D1
7 2,5
JUMLAH 275
100 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Semarang, Tahun 2011
Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan observasi, wawancara mendalam dengan informan dimana peneliti mendapatkan informasi tentang
kondisi kompetensi pedagogik guru PKn pasca sertifikasi di Kota Semarang serta dengan kajian- kajian dokumen untuk menunjang hasil penelitian dan
informasi yang diperoleh.
3. Kompetensi Pedagogik Guru PKn Pasca Sertifikasi di Kota Semarang
Hasil penelitian dilaksanakan peneliti berdasarkan informasi yang didapat dari observasi, hasil wawancara dan studi dokumentasi tentang
kondisi kompetensi pedagogik guru PKn pasca sertifikasi di Kota Semarang dengan melihat aspek kompetensi pedagogik guru mata pelajaran mata
pelajaran adalah sebagai berikut :
a. Menguasai Karakteristik Peserta Didik dari Aspek Fisik, Moral,
Spiritual, Sosial, Kultural, Emosional, dan Intelektual.
Salah satu aspek pada kompetensi pedagogik guru PKn pasca sertifikasi adalah aspek meguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung, guru PKn pasca sertifikasi di Kota
Semarang sudah menguasai aspek ini. Perbedaan pada peserta didik dari segala aspek dapat diatasi guru dengan berbagai pendekatan yang
disesuaikan dengan keaadaan dan kondisi siswa. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Rochimudin di SMA 5
Semarang, beliau mengatakan : “ siswa di sekolah ini terdiri dari berbagi macam kondisi fisik, mental
dan latar belakang sosial yang jelas berbeda, namun kami dalam menyikapinya belum ada kendala yang berarti pelajaran PKn ini lebih
mengedepankan bagaimana kita menyampaikan nilai- nilai sehingga kita melakukan pendekatan siswa itu berdasarkan kedekatan secara
emosional, sehingga siswa juga akan senang menerima pelajaran PKn tanpa ada sikap dari guru yang membeda-
bedakan siswa” wawancara tanggal 11 Desember 2012 .
Senada dengan yang disampaikan oleh Ibu Anita dari sekolah SMA Nusa Bakti Semarang beliau mengatakan :
“ siswa di sekolah swasta seperti ini mempunyai kondisi siswa yang lebih sedikit susah diatur, namun kami sangat memahami mereka
karena banyak faktor. Ada siswa dari keluarga yang kurang mampu, siswa yang sekolah sambil membantu orang tuanya bekerja dan
sebagainya , jadi guru di sini lebih mengedepankan bagaimana mereka dapat menata sikap dan guru di sini juga menggunakan metode
pendekatan yang tidak menekan siswa, karena jika mereka merasa ditekan mereka menjadi setengah hati belajar PKn” wawancara
tanggal 13 Desember 2012 .
Penjelasan di atas, dalam proses belajar mengajar guru menggunakan strategi yang disesuaikan dengan keadaan dan kultur peserta didik di
masing- masing sekolah. Guru juga tidak memaksakan metode yang dapat membuat siswa tertekan selama proses belajar mengajar berlangsung.
Selain aspek menguasai karakteristik siswa, guru PKn pasca sertifikasi juga harus dapat mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata
pelajaran PKn. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Edita guru PKn SMA 11,
mengatakan: “ ... mengidentifikasi peserta didik itu sangat penting mbak, jadi saya
melakukan itu dengan serius. Karakteristik peserta didik di masing- masing sekolah juga berbeda, sehingga dalam menyampaikan teori
belajar dan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik mbak.... wawancara tanggal 4 Januari 2013 ” .
Pak Rhocimudin menambahkan : “ .... mengidentifikasi siswa selama proses belajar mengajar itu sangat
penting, kesulitan yang sering dihadapi siswa dalam belajar PKn biasanya pada saat mereka mengalami kejenuhan di kelas, untuk
menyikapi hal tersebut guru dapat menggunakan banyak strategi agar suasana kelas menjadi tidak membosankan, misalnya guru
memutarkan film dokumenter yang sudah dibuat siswa selaku tugas mata pelajaran PKn... ” wawancara tanggal 11 Desemeber 2012 .
Berdasarkan wawancara dengan salah satu siswa di SMA 5 Semarang bernama Agus Susanto, menjelaskan
“ ... pak guru paham kalau kita suka bosan mengikuti pelajaran PKn, agar tidak bosan pak guru memutarkan film di sela- sela pelajaran, film
yang diputar misalnya adalah film dokumenter tentang detik- detik proklamasi .
...” wawancara tanggal 11 Desember 2012 .
Menurut penjelasan di atas, guru sudah mampu mengidentifikasi kesulitan belajar siswa. Guru memahami bahwa karakteristik siswa di dalam
kelas itu sangat beragam, sehingga berbagai cara telah dilakukan agar dapat memahami kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
Wawancara di atas juga menjelaskan bahwa, guru menemukan kesulitan siswa belajar ketika siswa menemui kejenuhan dalam belajar.
Kejenuhan tersebut sudah diatasi salah satunya dengan memutarkan film dokumenter, sehingga suasana kelas menjadi lebih menyenangkan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, guru PKn juga sudah menggunakan metode dan model pembelajaran yang menyenangkan. Misalkan, guru
menayangkan gambar dari LCD dan mengadakan kuis seputar mata pelajaran.
b. Menguasai Teori Belajar dan Prinsip- Prinsip Pembelajaran yang