Mengembangkan Kurikulum yang Terkait dengan Mata Pelajaran yang

digunakan guru PKn pasca sertifikasi di Kota Semarang adalah dengan memberi peluang lebih banyak kepada siswa dalam mengeksplor kemampuan dan keaktifan di dalam kelas. Guru mengurangi metode ceramah, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam berpendapat selama proses belajar mengajar berlangsung.

c. Mengembangkan Kurikulum yang Terkait dengan Mata Pelajaran yang

Diampu Guru bukan hanya pelaksana kurikulum tetapi juga pengembang kurikulum, sehingga sudah menjadi tugas guru untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum mata pelajaran yang diampu. Pengembangan kurikulum dapat melalui standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP . Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan, guru PKn pasca sertifikasi di Kota Semarang sudah mampu mengembangkan kurikulum dalam wujud silabus dan RPP. Guru sudah mampu mengembangkan tujuan pembelajaran yang di sesuaikan dengan kondisi dan kultur di masing- masing sekolah di Kota Semarang. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat juga disesuaikan dengan kondisi sekolah dan karakteristik peserta didik di sekolah. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Nurul guru PKn SMK Nusa Bakti , yaitu : “... dalam penyusunan dan pengembangan RPP tidak ada kendala yang berarti, karena guru sudah mengikuti petunjuk dan cara yang sudah ditentukan oleh pemerintah, namun guru tetap menggunakan haknya dalam hal pengembangan rancangan yang sudah tentu harus disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik siswa di sekolah ini. Misalkan dalam hal metode penyampaian materi agar siswa dapat memahaminya, saya sering menggunakan metode sosio drama karena saya melihat minat dan semangat siswa yang lebih kretaif dalam mengolah drama dan menampilkannya di depan kelas. Konsekuensinya memang saya lebih kesulitan dalam mengelola waktu, tetapi saya sudah dapat mengatasi permasalahan itu dengan menggunakan waktu istirahat untuk melanjutkan metode tersebut dan tentunya siswa tidak keberatan dalam hal tersebut ” wawancara tanggal 17 Januari 2013 . Berdasarkan wawancara dengan Ibu Edita guru PKn SMA 11 Semarang, yaitu : “ .... di sekolah kami dalam hal pengembangan menggunakan cara dan pengalaman pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Siswa di sekolah ini cenderung gampang bosan dengan metode- metode klasik, sehingga guru di sini menggunakan metode yang lebih menyenangkan, misalkan dengan metode match and match atau metode stick head. Sedangkan media yang digunakan adalah power point karena bahasa buku atau metode ceramah dapat disederhanakan dengan power point ....” wawancara tanggal 4 Januari 2013 . Hasil wawancara dengan Ibu wahyu SMPN 2 Semarang, yaitu “... guru disini menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan tentunya tidak menekan siswa mbak, pengembangan metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristi siswa disini, misalkan menggunakan metode pembelajaran berbasis IT yaitu power point dan cari bahan diinternet... ” wawancara tanggal 5 Januari 2013 . Berdasarkan hasil wawancara di atas, guru mampu melaksanakan pengembangan kurikulum mata pelajaran PKn. Guru juga mampu mengidentifikasi materi yang tepat untuk mengembangkan kurikulum. Guru PKn pasca sertifikasi di Kota Semarang ini, mampu memilih dan menggunakan metode maupun model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan minat peserta didik. Masih terdapat kendala yang dihadapi guru PKn pasca sertifikasi dalam mengimplementasikan metode dan model pembelajaran yang telah disusun dalam rancangan pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Edita guru PKn SMA 11 Semarang, mengatakan : “... biasanya kendala dalam mengaplikasikan RPP itu ya waktu mbak, kegiatan belajar mengajar yang waktunya sudah dirancang di RPP terkadang tidak selesai pada waktu yang tepat, karena metode yang diterapkan terkadang menyita waktu yang lebih, untuk mengantisipasi hal tersebut guru biasanya memotong waktu istirahat atau menyelesaikan dipertemuan berikutnya ... “ wawancara tanggal 4 Januari 2013 . Berdasarkan wawancara dengan Ibu Sri Edi Yuniastuti, SMP 9 Semarang , yaitu “...kendala praktik di lapangan biasanya adalah waktu dan keadaan siswa pada saat itu mbak, jika siswa agak susah diatur, maka guru memotong waktu agak banyak untuk mengatur siswa agar bisa dikendalikan di forum, akan tetapi saya mengatasi kekurangan waktu tersebut dengan mengambil waktu istirahat siswa atau terpaksa m enggunakan waktu di hari berikutnya...” wawancara tanggal 8 Januari 2013 . Berdasarkan penjelasan di atas, kendala yang ditemui oleh guru dalam mengimplementasikan rancangan pembelajaran di kelas adalah waktu. Waktu yang kurang tersebut dapat diatasi guru dengan menggunakan waktu istirahat untuk melanjutkan metode pembelajaran yang belum selesai. Strategi untuk mengatasi kendala tersebut di lakukan sesuai dengan karakteristik sekolah dan siswa.

d. Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik