berpengaruh nyata terhadap berat ekuivalen isolat lignin hasil delignifikasi tahap II Lampiran 12.
Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa berat ekuivalen isolat lignin hasil delignifikasi tahap II akibat pengaruh faktor penambahan
katalis basa NaOH pada masing-masing lindi hitam cenderung berbeda nyata satu sama lainnya. Berat ekuivalen isolat lignin yang didapat dari
proses delignifikasi pulp TKKS ini lebih kecil dibandingkan dengan bobot molekul isolat lignin hasil delignifikasi tahap I. Hal tersebut dapat
disebabkan karena pulp TKKS menyisakan kandungan lignin dalam jumlah sedikit karena delignifikasi yang sempurna pada proses
delignifikasi tahap I serpih TKKS sehingga lignin banyak terdegradasi dan menyebabkan degradasi lignin pada delignifikasi pulp TKKS lebih rendah
sehingga menghasilkan lignin dengan berat ekuivalen yang rendah.
5. Kadar Metoksil Lignin
Salah satu gugus fungsi yang ada dalam lignin adalah gugus metoksil. Ciri khas lignin adalah memiliki gugus fungsi metoksil -OCH
3
yang kadarnya tergantung pada sumber lignin dan proses delignifikasi yang digunakan serta struktur ligninnya yang berbeda Kirk dan Othmer,
1952. Penetuan kadar metoksil memberikan keterangan tentang rata-rata unit-unit –C
9
dalam lignin Fengel dan Wegener, 1995. Berdasarkan hasil analisa ragam ANOVA pada =0,05 diketahui
bahwa faktor penambahan katalis basa NaOH berpengaruh nyata terhadap kadar metoksil isolat lignin, sedangkan faktor konsentrasi asam
sulfat dan interaksi antara kedua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap kadar metoksil isolat lignin hasil proses delignifikasi tahap I
Lampiran 13. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan, diketahui bahwa kadar metoksil isolat lignin akibat pengaruh faktor penambahan katalis
basa NaOH cenderung berbeda nyata satu sama lainnya. Kadar metoksil isolat lignin yang dihasilkan pada penelitian ini
berkisar antara 1,92 - 3,07. Kadar metoksil lignin standar Indulin AT berkisar antara 14,00 - 14,30 Santoso, 2003. Kadar metoksil yang
dihasilkan isolat lignin pada penelitian ini tergolong kadar metoksil lignin yang rendah. Menurut Damat 1989, dalam penggunaannya sebagai bahan
perekat, lignin dengan kadar metoksil rendah lebih menguntungkan daripada yang berkadar metoksil tinggi, karena lignin dengan kadar
metoksil yang rendah lebih mudah untuk membentuk gel. Pada delignifikasi pulp TKKS, hasil pengukuran rata-rata kadar
metoksil isolat lignin yang diperoleh berkisar antara 1,76 - 3,07. Berdasarkan hasil analisa ragam ANOVA pada =0,05 diketahui bahwa
faktor penambahan katalis basa NaOH berpengaruh nyata terhadap kadar metoksil isolat lignin, sedangkan faktor konsentrasi asam sulfat dan
interaksi antara kedua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap kadar metoksil isolat lignin hasil proses delignifikasi pulp TKKS.
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan, diketahui bahwa kadar metoksil isolat lignin akibat pengaruh faktor pertama penambahan katalis basa pada
lindi hitam NaOH 0 2,86 lebih besar daripada lindi hitam NaOH 5 2,19 dan berbeda nyata satu sama lainnya, sedangkan kadar metoksil
isolat lignin pada lindi hitam NaOH 5 tidak berbeda nyata dengan lindi hitam NaOH 15 1,99 dan lindi hitam NaOH 10 1,88. Faktor
konsentrasi asam sulfat H
2
SO
4
memberikan pengaruh tidak nyata pada masing-masing kadar metoksil isolat ligninnya.
Kadar metoksil yang rendah diduga karena sebagian gugus metoksilnya terdegradasi dan berubah menjadi senyawa lainnya karena
adanya penggunaan asam atau basa yang terlalu kuat. Menurut Kirk dan Othmer 1952 rendahnya kadar metoksil disebabkan oleh perubahan
gugus metoksil menjadi metil merkaptan, metil sulfida dan dimetil disulfida. Menurut Fengel dan Wegener 1995, rendahnya nilai metoksil
ini kemungkinan disebabkan oleh pengaruh bahan kimia yang keras selama isolasi sehingga menyebabkan struktur lignin mengalami banyak
perubahan. Selain itu, rendahnya kadar metoksil disebabkan adanya metoksil yang hilang pada saat perlakuan pengasaman dan adanya kadar
metoksil dalam bahan baku yang tidak hanya diperoleh dari lignin. Menurut Sugesty et al. 1986, mengatakan bahwa lignin yang diisolasi
dengan menggunakan asam sulfat 72 dapat menghilangkan kadar metoksilnya sekitar 3-9.
Kadar metoksil yang tinggi akan menghalangi reaktivitas lignin selama pemakaian di bindang resin. Lignin mengandung gugus hidroksil
fenolik yang kebanyakan terikat dengan unit-unit fenil propana yang berdekatan, sehingga memungkinkan terjadinya ikatan lignin dengan
formaldehida yang mirip dengan hasil reaksi antara fenol dengan formaldehida Syahmani, 2000. Namun, dalam penggunaannya sebagai
bahan baku lignosulfonat surfaktan, lignin dengan kadar metoksil tinggi lebih menguntungkan karena semakin banyak gugus –OCH
3
yang terkandung didalam lignin maka lignin semakin larut didalam air. Sifat
tersebut sangat dibutuhkan pada bahan baku lignosulfonat.
6. Pencirian Gugus Fungsi dengan Spektrofotometer FT-IR