tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah angka kematian bayi dan kematian ibu
Widyastuti, 2005: 14. 2.1.2.9
Jenis Pekerjaan
Karakteristik pekerjaan seseorang dapat mencerminkan pendapatan, status sosial, pendidikan, status sosial ekonomi, serta risiko cedera atau masalah kesehatan
dalam suatu kelompok populasi. Pekerjaan merupakan suatu determinan risiko dan determinan terpapar, serta merupakan prediktor status kesehatan dan kondisi tempat
suatu populasi Widyastuti, 2005: 14.
2.1.2.10 Umur
Umur mempunyai lebih banyak efek pengganggu daripada yang dimiliki karakter tunggal lain. Umur merupakan salah satu variabel terkuat yang dipakai
untuk memprediksi perbedaan dalam hal penyakit, kondisi, dan peristiwa kesehatan, dan karena saling diperbandingkan, maka kekuatan variabel umur menjadi mudah
dilihat Widyastuti, 2005: 14. Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-
penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur Soekidjo
Notoatmodjo, 2003: 15.
2.1.2.11 Status Gizi
Pada balita penderita kurang gizi, serangan diare terjadi lebih sering. Semakin buruk keadaanstatus gizi balita, semakin sering dan berat diare yang
diderita. Diduga bahwa mukosa penderita malnutrisi sangat peka terhadap infeksi karena daya tahan tubuh yang kurang. Makin buruk gizi seorang anak, ternyata
makin banyak episode diare yang dialami. Mortalitas bayi di negara yang jarang
terdapat gizi buruk umumnya kecil, di negara yang banyak balita gizi buruk, mortalitas bayi karena diare tinggi. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Brotowasisto yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan diare di negara yang sedang berkembang dan sering merupakan lingkaran tertutup
yang sulit dipecahkan Sinthamurniwaty, 2006: 120-121.
2.1.2.12 Pelayanan Kesehatan
Di Indonesia, penyebab kematian akibat diare pada semua kelompok umur, dari SKRT tahun 2001 17 menduduki urutan ke-2; dari Survei Kesehatan Rumah
Tangga SKRT tahun 2003 19 menduduki urutan pertama, dan dari Riskesdas 2007 pada penyakit menular 13,2 menduduki urutan ke-4. Penyebab kematian
akibat diare pada balita pada SKRT 2003 adalah 19, angka ini ditemukan lebih tinggi pada Riskesdas 2007 yaitu 25,2 dan menduduki urutan pertamatertinggi.
Demikian pula kelompok umur 29 hari-11 bulan adalah 31,4, juga menduduki urutan pertamatertinggi. Dalam hal ini ditemukan adanya peningkatan yang cukup
tinggi proporsi kematian balita akibat diare. Peningkatan proporsi dapat dikatakan masih kurangnya pemanfaatan sarana
pelayanan kesehatan rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, dokter praktek, dan bidan praktek oleh masyarakat karena jaraknya jauh dan waktu tempuh yang
lama, yaitu masih besarnya proporsi rumah tangga dengan jarak 5 km ke sarana pelayanan kesehatan di pedesaan, demikian pula proporsi rumah tangga dengan 30
menit Kepmenkes RI, 2011: 30.
2.1.3 Pengobatan Penyakit Diare