KERANGKA KONSEP HIPOTESIS PENELITIAN DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA PENGUKURAN VARIABEL

46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 KERANGKA KONSEP

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

3.2 VARIABEL PENELITIAN

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas mikrobiologis air minum, kuantitas air bersih, kondisi fisik sumber penyedia air minum, kondisi fisik tempat Variabel Terikat Kejadian diare Variabel Bebas  Higiene Sanitasi 1. Kualitas mikrobiologis air minum 2. Kuantitas air bersih 3. Kondisi fisik sumber penyedia air minum 4. Kondisi fisik tempat pembuangan sampah  Perilaku higiene 1. Kebiasaan mencuci tangan setelah Buang Air Besar BAB menggunakan air bersih dan sabun 2. Kebiasaan Buang Air Besar BAB di jamban milik sendiri 3. Kebiasaan membuang sampah 4. Kebiasaan menutup hidangan makanan Variabel Pengganggu Umur pembuangan sampah, kebiasaan mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun setelah Buang Air Besar BAB, kebiasaan buang air besar di jamban milik sendiri, kebiasaan membuang sampah, dan kebiasaan menutup hidangan makanan.

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian diare.

3.2.3 Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah umur. Teknik mengendalikan variabel pengganggu dalam penelitian ini dengan metode restriksi yaitu suatu metode untuk membatasi subjek penelitian menurut kriteria tertentu antara lain: 1. Pengendalian umur dengan memilih responden berumur 5-59 tahun, karena penelitian memang akan dilakukan pada usia umum, sedangkan untuk umur dibawah 5 tahun atau diatas 59 tahun pengklasifikasian diare sudah berbeda dengan umur umum.

3.3 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 3.3.1 Ada hubungan antara kualitas mikrobiologis air minum dengan kejadian diare. 3.3.2 Ada hubungan antara kuantitas air bersih dengan kejadian diare. 3.3.3 Ada hubungan antara kondisi fisik sumber penyedia air minum dengan kejadian diare. 3.3.4 Ada hubungan antara kondisi fisik tempat pembuangan sampah dengan kejadian diare. 3.3.5 Ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun setelah Buang Air Besar BAB dengan kejadian diare. 3.3.6 Ada hubungan antara kebiasaan Buang Air Besar BAB di jamban milik sendiri dengan kejadian diare. 3.3.7 Ada hubungan antara kebiasaan membuang sampah dengan kejadian diare. 3.3.8 Ada hubungan antara kebiasaan menutup hidangan makanan dengan kejadian diare.

3.4 DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA PENGUKURAN VARIABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. 2. Higiene Sanitasi Kualitas mikrobiologis air minum Kuantitas air bersih Angka yang menunjukkan banyaknya bakteri E. coli air minum yang digunakan masyarakat. Syarat: Kadar maksimum total bakteri E.coli adalah koloni100 ml air Menkes RI, 2010 Jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari yaitu mandi, cuci, kakus dan minum. Metode MPN Most Probable Number atau nilai duga terdekat dengan mengguna kan deretan 5 tabung reaksi. Wawancara Uji laborato rium Kuesioner 0 = tidak memenuhi syarat 1 = memenuhi syarat 0 = tidak memenuhi syarat 1 = memenuhi syarat Ordinal Ordinal 3. 4. Kondisi fisik sumber penyedia air minum Kondisi fisik tempat pembuangan sampah Keadaan sarana air bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan penyediaan air minum, ketentuan: 1. Sumur gali dan sumur pompa: terdapat dinding 6 meter ke bawah. Perlindungan mata air dan perpipaan: jaringan pipa tidak bocorterendam air = 1. 2. Tempat penampungan air dalam keadaan bersih dan dikuras sekurang- kurangnya seminggu sekali= 1. 3. Tempat penyimpanan air minum dalam keadaan bersih dan dicuci sekurang- kurangnya seminggu sekali = 1. Tempat yang digunakan untuk membuang semua benda atau produk sisa yang dianggap tidak bermanfaat dibuang sebagai barang tidak Observasi Observasi Lembar checklist Lembar checklist 0 = tidak memenuhi syarat, jika skor 2 1 = memenuhi syarat, jika skor  2 0 = tidak memenuhi syarat, jika skor 0 1 = memenuhi syarat, jika skor  1 Ordinal Ordinal 5. 6. Perilaku higiene Kebiasaan mencuci tangan setelah Buang Air Besar BAB menggunakan air bersih dan sabun Kebiasaan Buang Air Besar BAB di jamban milik sendiri berguna. Ketentuan sebagai berikut: a Setiap keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah sendiri di rumah, skor = 1. b Tempat pembuangan sampah tertutup hingga tidak terjamah lalat dan kedap air, skor = 1. Perilaku yang dilakukan masyarakat dalam mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah buang air besar Kebiasaan masyarakat dalam buang air besar di jamban milik sendiri. Wawancara Wawancara Kuesioner Kuesioner 0 = tidak memenuhi syarat, jika tidak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun atau mencuci tangan dengan air bersih tanpa menggunakan sabun setelah buang air besar 1 = memenuhi syarat, jika mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah buang air besar 0 = tidak memenuhi syarat, jika BAB tidak di jamban atau di jamban bukan milik sendiri 1 = memenuhi syarat, jika BAB di jamban milik sendiri Ordinal Ordinal 7. 8. 9. Kebiasaan membuang sampah Kebiasaan menutup hidangan makanan Kejadian diare Perilaku masyarakat dalam membuang sampah secara rutin setiap hari dikumpulkan di tempat pembuangan sampah sementaradibakar. Perilaku masyarakat dalam menyiapkan makanan yang sudah matang dalam keadaan tertutup sehingga tidak mudah dihinggapi oleh lalat. Diare adalah berak lembek sampai encer mencret dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari yang terjadi setelah erupsi Gunung Merapi sampai dengan bulan Maret 2012. Wawancara Observasi Wawancara Kuesioner Lembar checklist Kuesioner 0 = tidak memenuhi syarat, jika tidak setiap hari membuang sampah. 1 = memenuhi syarat, jika setiap hari membuang sampah 0 = tidak memenuhi syarat, jika tidak menutup makanan 1 = memenuhi syarat, jika menutup makanan 0 = Penderita diare kasus 1 = Tidak diare kontrol Ordinal Ordinal 3.5 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian analitik observasi dengan rancangan pendekatan kasus kontrol. Pada studi kasus kontrol sekelompok kasus kelompok yang menderita efekpenyakit yang sedang diteliti dibandingkan dengan kelompok kontrol kelompok yang tidak menderita efekpenyakit yang sedang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengidentifikasikan kelompok kasus dan kelompok kontrol, kemudian secara retrospektif penelusuran ke belakang diteliti faktor risiko yang mungkin dapat menerangkan apakah kelompok kasus dan kelompok kontrol terkena efek atau tidak Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 2011: 147.

3.5 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SANITASI RUMAH DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE (STUDI DI KELURAHAN KAMPUNG MANDAR KECAMATAM BANYUWANGI KABUPATEN BANYUWANGI )

0 3 1

Hubungan antara sanitasi rumah dan higiene perorangan dengan kejadian diare ( studi di kelurahan kampung Mandar ) kecamatan Banyuwangi kabupaten Banyuwangi

0 13 107

HUBUNGAN PERILAKU HIGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SD NEGERI 01 TRANGSAN KECAMATAN GATAK Hubungan Perilaku Higiene dengan Kejadian Diare pada Siswa SD Negeri 01 Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.

0 3 16

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA PULOSARI KEBAKKRAMAT KECAMATAN Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Pulosari Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA PULOSARI KEBAKKRAMAT KECAMATAN Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Pulosari Kebakkramat Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 1 10

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 82

HUBUNGAN ANTARA SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SINGOSARI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2008.

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN DIARE BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Dengan Kejadian Diare Balita di Desa Jatisobo Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN DIARE BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Dengan Kejadian Diare Balita di Desa Jatisobo Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

0 2 14

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA

0 1 8