21 1 Kepemimpinan. Seorang anak yang dipilih sebagai pemimpin
oleh kelompoknya, biasanya anak yang disukai dan memiliki kualitas yang diharapkan kelompoknya. Anak yang dipilih oleh
kelompoknya adalah anak yang meluangkan lebih banyak waktunya untuk kelompok.
2 Bermain Konstruktif. Berkaitan dengan kegiatan kegiatan membuat sesuatu, misalnya membuat bangunan dari balok-balok
atau melukis. 3 Menjelajah. Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk memuaskan
rasa ingin tahu. Kegiatan ini akan lebih jika dilakukan bersama teman-temannya secara berkelompok. Akan sangat baik jika
kegiatan ini dilakukan di lingkungan sekolah, misalnya melalui ekstrakurikuler seperti pramuka.
4 Mengoleksi Mengumpulkan Sesuatu. Kegiatan ini berkembang sesuai
dengan bertambahnya
usia anak.
Anak akan
mengumpulkan benda-benda yang menarik perhatiannya dan juga teman kelompoknya.
5 Permainan atau Olahraga. Pada usia SD umumnya anak lebih menyukai permainan yang penuh tantangan, kompetitif, dan
tertuju pada ketrampilan tertentu. 6 Rekreasi. Berbagai kegiatan seperti membaca komik, mendengar
radio, menonton radio, dan berjalan-jalan ke tempat rekreasi sangat diminati anak.
2.1.6 Hakikat IPA
Ilmu pengetahuan alam IPA merupakan salah satu bidang ilmu yang mengkaji alam beserta fenomena yang terjadi didalamnya. Fowler, dkk 1951
dalam Aly dan Rahma 2006: 18 mengatakan, “IPA merupakan ilmu sistematis
dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi”. Sedangkan Nokes dalam Aly
dan Rahma 2006: 18 menyebutkan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Dari dua pendapat tersebut, Aly dan Rahma
2006: 18 menarik garis besar bahwa : IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh disusun dengan
cara yang khas khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, peyusunan teori, ekperimentasi, obervasi dan demikian
seterusnya saling terkait antara satu cara dengan cara yang lain.
22 Menurutnya betapapun indahnya sebuah teori tidak akan dipercayai
jika tidak sesuai dengan pengamatan dan observasi. Pendapat lain mengenai hakikat sains atau IPA sebagaimana dikatakan
oleh Rustaman, dkk 2010: 1.5 adalah segala bentuk produk, proses, dan penerapannya teknologi, termasuk sikap dan nilai yang terdapat di dalamnya.
Pendapat yang tidak jauh berbeda juga dipaparkan oleh Sutrisno dan Kresnadi 2008: 1.19, secara ringkas dapat dikatakan IPA merupakan usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat correct pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar true, dan dijelaskan dengan penalaran
yang sahih valid sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul truth. IPA mengandung tiga hal: proses usaha manusia memahami alam semesta, prosedur
pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar, dan produk kesimpulannya betul. Adapun Samatowa 2010: 3 menyimpulkan IPA sebagai ilmu
pengetahuan yang memiliki dua syarat yaitu mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah.
Manusia memiliki rasa ingin tahu yang mendorong mereka untuk selalu melakukan pengamatan dan pengujian terhadap fenomena yang terjadi di alam
yang hingga ditemukan sebuah kebenaran yang selanjutnya akan menjadi pengetahuan. Teori yang dihasilkan melalui percobaan tidak selamanya bersifat
tetap. Artinya dari konsep, prinsip, hukum, dan teori yang telah ditemukan melalui percobaan membuka kemungkinan untuk melakukan percobaan baru.
Kemudian dari data baru yang ditemukan dapat dimungkinkan mendukung teori yang lama atau perlu disusun teori baru. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa IPA adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari alam
23 dan isinya melalui metode ilmiah yang saling terkait hingga menghasilkan
konsep, prinsip, hukum, dan teori yang selalu berkembang.
2.1.7 Pembelajaran IPA di SD