25 yang dilakukan sendiri, maka IPA bukanlah mata pelajaran yang bersifat hafalan;
4 mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu potensi membentuk kepribadian secara utuh.
2.1.8 Model Pembelajaran
Untuk membahas lebih lanjut pengertian model pembelajaran perlu terlebih dahulu mengkaji pengertian model. Mills dalam Suprijono 2013: 45
menjelaskan pengertian model sebagai bentuk representasi akurat dari proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model itu. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Artinya model ini menjadi
acuan bagi seseorang untuk berbuat maupun menghasilkan sesuatu. Sementara Arends 1997 dalam Suprijono 2013: 46 menyatakan bahwa
model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan, termasuk didalamnya tujuan pembelajaran, tahap kegiatan, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas. Lebih lanjut Suprijono 2013: 45 mendefinisikan model pembelajaran sebagai landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori
psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional
kelas. Model dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Dapat
diambil pengertian bahwa model pembelajaran adalah landasan praktik pembelajaran kelas yang memuat beberapa aturan maupun langkah-langkah yang
sesuai aplikasi teori belajar dan psikologi pendidikan terhadap implementasi kurikulum.
26 Model pembelajaran yang selama ini digunakan guru selama ini umumnya
bersifat konvensional. Pada pembelajaran konvensional ditandai dengan guru hanya mengajarkan konsep bukan kompetensi. Siswa hanya ditekankan untuk
mengetahui sesuatu bukan mampu melakukan sesuatu. Kurangnya keterlibatan siswa membuat pengetahuan yang mereka miliki tidak bertahan lama.
Pembelajaran konvensional sering dianggap kurang efektif dan membosankan bagi siswa. Sebagaimana dijelaskan pada karakteristik siswa SD, mereka yang
umumnya dalam usia bermain dan mempunyai berbagai minat salah satunya berkelompok dengan teman sebayanya maka perlu adanya model pembelajaran
inovatif yang membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan akan tetapi tidak mengabaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.9 Model Pembelajaran Kooperatif