85
5.1.4 Hubungan Antara Jarak Sumur Gali dari Sumber Pencemar dengan Kadar Kromium Cr
+6
Air Sumur Gali
Berdasarkan hasil uji statistik dengan Fisher ’s Exact Test didapatkan nilai
p-value sebesar 0,004, karena p = 0,004 α 0,05, maka Ho ditolak Ha diterima.
Jadi, dapat dikatakan ada hubungan antara jarak sumur gali dari sumber pencemar dengan kadar kromium Cr
+6
air sumur gali di kelurahan Medono dan Podosugih Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan.
Lokasi penempatan sumur berhubungan dengan jarak sumur gali dengan sumber pencemar. Semakin dekat jarak sumur gali terhadap sumber pencemar
maka semakin besar kemungkinan terjadinya pencemaran. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari air tanah yang relatif dekat pada permukaan
tanah, sehingga mudah terkena kontaminasi melalui perembesan dari sumber pencemar Kusnoputranto, 1985: 26. Suatu air sungai yang tercemar air limbah,
akibatnya adanya leakage dan infiltrasi pada dasar sungai maka limbah itu akan mengalir ke dalam tanah dan mencemari daerah-daerah di dalam tanah itu,
sehingga hal ini tentu berisiko menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah pada air sumur gali Kodotie, 1996.
Hasil penelitian terhadap lokasi sumur gali di Kelurahan Medono dan Podosugih khususnya di 4 RW yaitu Kelurahan Medono terdiri dari RW 4 dan
RW 6 dan Kelurahan Podosugih terdiri dari RW 2 dan RW 3 yang dilalui sungai asem binatur sebagian besar letak sumur gali berada pada lokasi yang rawan
terhadap pencemaran yaitu kurang dari 95 meter dari sumber pencemaran kimia. Menurut Sugiharto 1987: 148, pencemaran yang diakibatkan kandungan bahan
86 kimia dapat mencapai jarak 95 meter. Dengan demikian sumber air yang ada di
masyarakat sebaiknya harus berjarak lebih dari 95 meter dari tempat pembuangan bahan kimia. Semakin dekat dengan sumber pencemar maka semakin berisiko
terjadinya pencemaran pada air sumur gali. Dari 37 sumur gali yang jarak dari sumber pencemarnya tidak memenuhi
syarat, terdapat 16 sumur gali atau sebesar 43,24 yang kadar kromium Cr
+6
nya
di atas baku mutu 0,05 mgl tidak memenuhi syarat dan 21 sumur gali atau
sebesar 56,76 lainnya kadar kromium Cr
+6
nya masih di bawah baku mutu
≤
0,05 mgl memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan sebanyak 74 pemukiman di daerah ini berada di sepanjang aliran sungai Asem Binatur sehingga sumur gali di
daerah tersebut berisiko terjadinya pencemaran akibat jaraknya kurang dari 95 meter.
Selain itu, industri batik rumahan di Kelurahan Medono RW 4 masih belum dapat dikendalikan karena masih terdapat 5 sumur gali yang menjadi sampel
penelitian yang letaknya berdekatan dengan industri batik rumah tangga dan terdapat selokan pembuangan limbah cair yang melewati rumah yang menjadi
sampel penelitian sehingga hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi hasil penelitian. Namun hal tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
hasil penelitian yang dilakukan. Hal ini dilihat dari grafik hubungan jarak sumur gali ke sumber pencemar sungai Asem Binatur dengan kadar kromium Cr
+6
menunjukkan bahwa jarak sumur gali ke sumber pencemar yang tidak memenuhi syarat atau kurang dari 95 meter memiliki risiko pencemaran karena nilai kadar
kromium Cr
+6
di atas baku mutu 0,05 mgl. Dengan kadar kromium Cr
+6
87 tertinggi sebanyak 0,29 mgl dengan memiliki jarak sumur gali ke sumber
pencemar yaitu 9,12 meter, sedangkan kadar kromium Cr
+6
terendah yaitu 0,00 mgl pada jarak sumur gali ke sumber pencemar lebih dari 95 meter. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin dekat jarak sumur gali ke sumber pencemar sungai Asem Binatur maka tingkat risiko pencemaran kromium Cr
+6
tinggi juga, begitu sebaliknya semakin jauh jarak sumur gali ke sumber pencemar maka memiliki
risiko pencemaran yang rendah pula. Kadar kromium Cr
+6
yang terdapat dalam air limbah dengan proses infiltrasi dapat mencapai air tanah dan air sumur. Proses infiltrasi dipengaruhi
gaya grafitasi maupun kapiler. Gaya grafitasi bersifat mengalirkan air secara vertikal ke dalam tanah melalui profil tanah sedangkan gaya kapiler bersifat
mengalirkan air secara tegak lurus ke atas, ke bawah, dan ke arah horizontal lateral. Sehingga semakin jauh jarak sumber pencemar perjalanan air limbah
banyak mengalami penyaringan oleh tanah atau material penyusun tanah, dan sebaliknya semakin dekat jarak sumber pencemar, perjalanan air limbah sedikit
mengalami penyaringan sehingga banyak yang masuk ke dalam air sumur. Pencemaran air selain dipengaruhi oleh konstruksi sumur gali terutama
dinding sumur gali juga dipengaruhi oleh kondisi geografis, jenis tanah, topografi, permeabilitas dan porositas tanah, musim dan pergerakan air tanah. Untuk tingkat
kemiringan mencapai 1-2 di Kota Pekalongan termasuk Kelurahan Medono dan Podosugih, aliran air tanah di Kota Pekalongan dominan dari arah selatan menuju
ke Utara, sedangkan jenis tanah di kelurahan Medono dan Podosugih adalah jenis tanah aluvial kelabu yang merupakan hasil endapan sungai atau pantai dengan